Di sebuah cafe yang ramai pengunjung di kota New york, Kimy dan seorang wanita sedang nongkrong sambil tertawa lepas.
"Ponsel lu mana?.." Seorang wanita bernama lexa menodong kimy dengan pertanyaanya.
Kimy mengangkat ponselnya dan menggoyangkanya ke arah lexa. Lexa menggelengkan kepalanya, tanda tak mengerti jalan fikiran bosnya ini.
Lexa adalah manager Kimy, wanita yang sudah berumur 40 tahun ini, biasa di panggil kakak oleh kimy. Hubungan keduanya sangat dekat. Semua rahasia Kimy sudah ada di genggaman Lexa, jadi tidak ada alasan bagi Kimy untuk bisa membohongi manager kesayanganya itu.
"Gilang terus menerorku, jangan gila lu.." Lexa mengomel tanpa henti dihadapan kimy.
"Ssstttt... berisikk deh kak.." Kimy menempelkan telunjuk tangan di mulutnya.
"Gue udah kabarin dia tadi, masa tiap menit gue harus laporan ke dia?.." Kimy memanyunkan bibirnya.
"Ya resiko lu, udah tau cowok lu posesif. Sekarang gimana ini, gue harus jawab apa? gue udah gak mau bohong lagi ya kim, udah cukup main-mainya.." Protes Lexa sambil menyodorkan ponselnya ke arah Kimy.
DDRRTTTTTTT
Ponsel Lexa berdering lagi. Lexa berdiri dan meninggalkan ponselnya di meja depan Kimy.
"Hey kak mau kemana, angkat dulu.." Teriak kimy, namun di abaikan Lexa.
"Ahh siall, Lexaaaa liat aja lu ya.." Umpat kimy kasar. Kimy melihat layar ponsel Lexa, dilihatnya ponsel itu nanar. Kemudian di ambilnya ponsel itu, sebelum mengangkat ponsel, dia menyambar jaket jeans yang ada di kursi yang Lexa duduki tadi, entah jaket siapa batin Kimy.
Kimy memakai jaket itu dan merapikan rambutnya sebentar, lalu di angkatnya ponsel itu.
"Hal..."
"Lex, dimana Kimy? kenapa ponselnya tidak di angkat, lu lagi sama kimy kan?..."
Belum sempat Kimy berbicara sudah di berondong pertanyaan oleh lelaki di seberang sana.
"Hallo.. Lex, Lexa, Lu denger gue gak sih?..."
Suara Gilang sangat kencang, membuat Kimy menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Sejenak Kimy menghembuskan nafasnya kasar, lalu menempelkanya lagi ponsel itu ketelinganya.
"Sayaaaang..." Jawab Kimy manja.
"Kimy, ini kamu, astaga yaaank.. Kamu kemana aja sih? kenapa aku telpon, sms gak di jawab?..." Tanyanya kesal.
"Maaaaf, ponselku ketinggalan di kamar.." Jawabnya masih dengan suara manja.
"Ya udah aku ganti video call.." Bener kan, pasti pacarnya yang posesif ini akan video call, untung ada penyelamat jaket Lexa batin Kimy.
Karena kalau sampai Gilang melihat dia pakai baju tank top crop yang memperlihatkan perut ratanya dan tubuh bagian atasnya, bisa marah tujuh hari tujuh malam.
Layar ponsel itu berubah menjadi gambar seorang lelaki tampan, yang terlihat sedang berada di dalam mobil, dengan senyum menawanya.
Pesona lelaki itu yang selalu membuat Kimy klepek-klepek tak berdaya, dia adalah Gilang Dwi Hanggono. Lelaki yang setahun terakhir ini menemani hari-hari indah Kimy.
Mereka menjalin hubungan sejak di satukan dalam proyek pembuatan iklan sebuah layanan provider setahun lalu. Gilang yang sudah menggilai Kimy, sejak pertama melihatnya membintangi sebuah iklan, terus membuatnya penasaran, namun setelah sekian lama menjadi penggemar rahasianya, akhirnya setahun lalu dia ada kesempatan mendekati gadis cantik itu.
Kimy jelas menyambut perasaan tristan dengan gembira, karena pada dasarnya, Kimy menyukai laki-laki tampan, populer dan tajir, sedangkan gilang masuk dalam kriterianya.
Namun setelah mereka jadian, sikap posesif tristan sangat berlebihan. Kemanapun Kimy pergi selalu di antarnya, kalau dia sibuk tidak bisa mengantar, dia akan menghubunginya setiap menit.
Bahkan untuk gaya berpakaian Kimy pun. Gilang selalu protes kalau Kimy pakai baju terbuka, Padahal style Kimy memang pakaian sexy dan mini, apalagi dia seorang model.
Walaupun kadang menyebalkan bagi Kimy, namum dia sangat mencintai laki-laki itu.
"Kamu di mana yank?.." Tanya Kimy yang melihat kekasihnya kelihatan rapi dan ganteng itu.
"Aku ada undangan talk show.." Jawabnya.
"Kamu lagi dimana itu? mana Lexa, kamu kok sendirian yank?..." Tanya Gilang balik.
"Lexa di toilet.." jawab kimy bohong.
"Yank kamu jangan aneh-aneh ya di sana, kamu tau kan, aku kenal semua kru yang garap iklanmu.." Gilang menggertak.
"Aneh apanya, kamu yang aneh-aneh. Semalem kamu kemana? Kamu gak hubungi aku, tapi aku lihat story IG temenmu, kalian lagi clubing kan?.." jawab kimy kesal. Karena memang semalam Kimy tidak sengaja melihat story salah satu teman gilang, dan gilang terlihat asyik berjoget sambil membawa gelas wine di tanganya.
"Hehe.. Maaf sayaaang, semalem itu kita-kita di ajak rizal merayakan hari jadinya sama cewek baru.." Jawab gilang sambil senyum-senyum.
"Enak banget kalau gak ada aku, kamu bisa pergi-pergi bebas ke club, sedangkan aku pasti gak boleh pergi sendirian.." Kimy memonyongkan bibirnya, ngambek.
"Kamu kan tahu, aku gak mungkin aneh-aneh yank, aku cuma mencintai kamu, sama sekali aku gak tertarik sama cewek lain.." Gilang menatap lembut wajah gadis yang di cintainya itu.
"Trus menurutmu, aku kalau pergi sendiri bakal aneh-aneh gitu.."
"Ya enggak sayaang, cuma mata cowok-cowok sialan itu yang aneh-aneh sama kamu, aku gak mau wanitaku digoda laki-laki lain.."
"Alibimuu. " ucap Kimy singkat.
"Udah deh, jangan ngambek, nanti cantiknya hilang loh. Dua hari lagi kita ketemu kan?.." Bujuk gilang.
"Dari mana tahu, kalau dua hari lagi aku pulang?.."
"Aku kan udah bilang yank, mata-mataku ada di mana-mana heheeh.." Gilang tergelak.
"Ya udah aku take lagi yank, awas ya kalau kamu clubing lagi gak bilang-bilang.." ancam kimy.
"Iya, sayangkuuu. Ya udah nanti aku telpon lagi ya, da..da.. sayang I LOVE YOU.."
"Muuuaachhhh... Muuuaaacchhh...Muuaaachhhhb..."
Gilang menciumi ponselnya yang terdapat video Kimy di dalamnya, Kimy terkekeh melihat tingkah lucu kekasihnya itu.
"I love you too.." Jawabnya, lalu menutup telponnya.
*********
Di kota yang sama New York, seorang lelaki tampan dengan perawakan tegas dan dingin berjalan menyusuri loby sebuah perusahaan.
Semua mata memandang kagum pada lelaki yang tampan dan penuh kharisma itu.
TING
Lift khusus VIP terbuka, lelaki itu masuk bersama dengan asistenya bernama Dony dan beberapa bodyguard tentunya.
Lift terbuka lagi ketika sudah berada di lantai 20 gedung itu, seorang lelaki berdiri di sana, sudah menunggu lelaki tampan itu.
"Mari pak Tristan, sebelah sini.." Lelaki itu membungkukan badanya, lalu membawa pria tampan itu berjalan ke lorong dan masuk ke sebuah ruangan.
CEKLEK
Pintu terbuka, Ronald berdiri menyambut lelaki itu, dengan senyum lebarnya.
"long time no see, tan.." Ronald dan lelaki tampan itu berpelukan, mereka saling menepuk punggung.
"Bagaimana kabarmu Nal?.. Tanya lelaki tampan itu, yang tidak lain, adalah Tristan. Ronald dan Tristan adalah teman sewaktu kuliah di Inggris, mereka bersahabat dekat. Tetapi sejak mereka lulus dan pulang ke negaranya masing-masing, mereka hanya komunikasi via email ataupun telegram.
Seperti saat ini, kebetulan kantor Tristan membuka cabang di New York city, dan dia datang untuk meresmikanya, dan saat inilah ke dua sahabat selisih umur satu tahun itu saling bertemu untuk reuni.
"Tentu gue baik tan.." Mereka berjalan duduk di sofa, sedangkan dony hanya berdiri di samping Tristan.
"Udah berapa lama kita gak ketemu?..." Tanya Ronald lagi.
"Sudah jangan tanyakan itu, aku sudah lupa kapan terakhir kita ketemu.." Jawab tristan santai.
"Kau masih sama Tan?.." Ucap Ronald menyelidik sikap Tristan.
Memang bagi Ronald sikap Tristan terkesan kaku, dingin, cuek, serius, tidak bisa bercanda leluasa. Ronald sadari itu dari dulu, makanya dia merasa sikap Tristan masih sama seperti itu.
Bahkan untuk berbicara pun, Ronald masih menggunakan bahasa formal, karena sejak dulu Tristan memang seperti itu.
"Kalau Kau sudah beda, sekarang kau terlihat tua.." Canda Tristan pada Ronald, mereka berdua tergelak lebar, mengingat kenangan kebersamaan mereka.
"Bisa bercanda juga kau?... seru Ronald.
"Tan, kau balik ke Indonesia kapan? Ayolah makan malam dulu di rumahku, mumpung kau di sini.."
bujuk Ronald.
"Besok aku pulang, its oke aku akan datang ke rumahmu nanti malam, tapi kau harus menyiapkan yang spesial untukku.."
"Hahaha.. Kau masih suka jajan sekarang?.." Ronald tergelak hebat.
"ahhh kau, Apa kau sudah berbelok, pindah haluan.." Tanya Tristan balik.
"Kapan kau akan tobat tan, menikahlah itu satu-satu nya jalan keluar tan.." mereka tertawa bersama lagi.
"Kenapa tidak kau dulu yang menikah sialan.." Tristan terlihat meninju pelan lengan Ronald.
Beberapa saat mereka menghabiskan waktu bersama hingga sore hari, karena waktu sudah malam, Ronald membawa serta Tristan ke rumahnya, tentu sebelumnya dia sudah menghubungi momynya untuk menyiapkan makanan spesial buat sahabatnya itu.
Ronald dan Tristan sudah sampai di rumah mewah keluarga Mattew, mereka bertiga masuk ke dalam rumah mewah itu, Tentu saja Dony ikut masuk bosnya, karena Dony adalah asisten sekaligus tangan kanan Tristan, dimana ada Tristan di situ pasti ada Dony sang asisten.
"Ayo masuklah.." Ajak Ronald.
Seorang pembantu menghampiri mereka bertiga.
"Tuan silahkan langsung ke dalam, Tuan dan Nyonya sudah menunggu.." Mereka bertiga masuk ke ruang keluarga.
"Haay.." Robert bangkit dari kursi santainya menghampiri Tristan, di balas senyum ramah tapi dingin oleh lelaki tampan itu. Mereka saling berjabat tangan.
"Apa kabar pak?.." tanya Tristan.
"Om, hanya om.." Kata Robet sambil menggoyangkan jari telunjuk kanan kiri, sebagai tanda penolakan.
"Oh baiklah, om.." Jawab Tristan.
Begitu juga dengan Siska yang dari tadi sibuk menata makanan di meja makan, dia ikut bergabung bersama mereka.
"Wow hallo, akhirnya tante bisa bertemu denganmu nak Tristan.." Siska menjabat tangan Tristan di sertai senyum yang hangat.
"Nak? Oh yang benar saja mom, dia itu seorang CEO yang di segani di.."
"Its Oke.. saya senang dengan panggilan itu.." Jawab Tristan memutus omongan Ronald.
Siska mengedikkan bahunya pada Ronald tanda kemenangan, dia menggandeng lengan Tristan dan membawanya ke meja makan.
Robert dan Ronald menggelengkan kepalanya pada Dony, melihat istri dan momy tercintanya bersikap seperti itu, di balas senyuman oleh Dony.
"Ayo duduklah.." Siska menarik kursi dan mempersilahkan Tristan duduk.
"Wow.. masakan Indonesia.." Tristan tersenyum bahagia menatap Siska sekilas, di balas anggukan oleh Siska.
"Tante sendiri yang masak, nak Tristan.." Katanya bangga.
"Momyku ini hebat dalam hal masak-memasak tan, jadi saat kau berkunjung ke New York, kau wajib mampir, makan masakan Momyku.." Kata Ronald sambil merangkul momynya. Siska balas anggukan.
"Ayo duduk, silahkan, silahkan.." Robert mempersilahkan Dony yang dari tadi berdiam diri untuk duduk.
Mereka menikmati hidangan yang di sajikan oleh Siska dengan hangat, sambil sesekali bercanda gurau.
***************😍😍😍😍😍😍********************
Jangan lupa tinggalkan jejakmu readers dikolom komen biar author semangat up nya.
Kalian team mana nih kira-kira:
1) Team kisah cinta Kimy Gilang, atau
2) Team Tristan , Kimy
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Putri Nunggal
emang nyebelin dan bikin kesel kalau ngadepin cowok kelewat posesif gak jelas, ribet harus ini itu laporan mulu dikit dikit main bukti,hadeeeuh......ko aku malah jd curhatnya😂😂😂😂🙏
2022-10-15
2