Seorang gadis tampak berjalan linglung sembari menatap kertas di tangannya, Dia adalah Alina, seorang gadis cantik yang ingin segera bekerja dan menghasilkan uang sendiri.
Yah, walaupun sejauh ini dia belum pernah mendapat pengalaman kerja apa pum selain magang sewaktu kuliah tempo hari.
"Hidupku bahkan baru dimulai, tidak mungkin hidupku akan berakhir secepat ini!! Tidak mungkin! Aku baru 22 tahun, tidak pernah merokok ataupun minum alkohol, aku juga selalu makan makanan yang sehat, aku juga rajin olahraga lalu kenapa sekarang jadi begini??" Alina menatap nanar kertas hasil check up nya.
Wajahnya tampak lesu dan shock ketika mendapati dirinya di vonis penyakit mematikan oleh dokter di sebuah rumah sakit swasta.
"Bagaimana mungkin aku menderita leukemia?" gumamnya dengan air mata yang mulai berlinang.
Karena sering merasa pusing dan lemas, Alina memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke dokter, dan hari ini dia baru saja di diagnosis menderita penyakit leukemia.
Tapi ini baru dugaan, makanya dokter menyarankannya untuk tes sumsum tulang belakang untuk menentukan apakah dia benar benar menderita leukemia atau tidak.
Alina menolak keras untuk mempercayai diagnosis tersebut.
"tidak mungkin! Tidak mungkin aku menderita leukemia!!!" Alina keluar dari ruang dokter sembari menatap hasil tesnya dan bergumam menolak mempercayai hasil check up itu, Dia benar-benar shock hingga kemudian dia pingsan.
Padahal pagi tadi, Alina memulai harinya dengan penuh semangat baru, dia terlihat antusias saat keluar dari gedung pencakar langit tempatnya melamar pekerjaan, Lingga Group, sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dalam berbagai bidang usaha dan sangat terkenal dengan kesuksesannya.
Setelah interview nya selesai, Alina hendak ke perusahaan lain tempat dia melamar pekerjaan juga, Alina melamar di beberapa tempat sekaligus untuk berjaga jaga pada segala kemungkinan entah itu kemungkinan baik atau pun buruk.
Alina yang harus kejar waktu terpaksa menelepon grab.
gapapa lah sekali kali buang buang duit untuk naik grab, lagi kepepet juga! pikirnya.
Sang sopir grab mengatakan bahwa mobilnya adalah mobil berwarna hitam agar Alina tidak kebingungan nantinya saat menunggu.
Dan tepat saat dia keluar dari gedung, Alina melihat sebuah mobil hitam di parkir di depan, tanpa pikir panjang Alina langsung saja membuka pintu mobil itu tapi malah mendapati ada seorang pria tampan duduk di sana dengan santainya.
Si pria tampan dan sopirnya sama sama terkejut melihat Alina.
Huft...! Jelas Alina salah mobil.
Tapi alih-alih berpikir kalau salah mobil, Alina malah berpikir kalau Pak Sopir sedang mengambil penumpang lain, Alina tidak mempermasalahkan jika dirinya harus berbagi mobil dengan penumpang lain, itu artinya penghematan ongkos.
ah.. tidak apa apa lah, setidaknya ongkosnya bisa di bagi dua dan aku bisa berhemat beberapa puluh ribu rupiah, hihi..
Pak Sopir langsung menatap dengan wajah penuh tanda tanya ke si pria tampan, tapi pria tampan itu malah diam saja menatap Alina.
Alina harus buru buru agar tidak terlambat ke tempat tujuannya dan berkata pada sang sopir untuk mengantarnya terlebih dahulu karena menurut Alina pria tampan di hadapannya itu sedang tidak di kejar waktu seperti dirinya.
"Tolong geser!" seru Alina kepada si pria tampan yang tampak rapi dengan setelan jas hitamnya.
Tapi pria tampan itu tetap diam dan terus menatap Alina selama beberapa saat hingga akhirnya dia angkat bicara,
"Kau yakin mau naik mobil ini?" suaranya khas sekali, sangat nyaman di dengar.
"ck!" Alina hanya berdecak dan memasang wajah kesal.
Alina tidak peduli dengan pertanyaan dari si pria tampan, dia mengisyaratkan agar si pria bergeser dan memberinya tempat duduk.
Si pria tampan tidak ingin berdebat dan akhirnya bergeser sesuai perintah Alina.
"Pak tolong ke Hotel Lingga ya!" seru Alina yang sudah duduk dengan nyamannya di sebelah sang pria tampan.
Sopir yang kebingungan dengan tingkah Alina langsung menatap ragu ke arah pria tampan itu.
"kenapa wajahmu malah manyun begitu pak sopir?? tenang saja.. aku tidak akan memberi penilaian buruk padamu meski kau sudah menyalahi aturan dengan membawa penumpang lain di dalam mobil ini!" kata Alina dengan santainya.
"Aku tahu kok kalau hidup itu sulit!! benar kan mas?? eh bang?? eh pak ..!" celetuk Alina sambil menoleh pada pria tampan di sebelahnya.
Si pria tampan hanya menatapnya dalam diam lalu memberikan isyarat kecil pada sopirnya melalui kaca spion.
Dan mereka akhirnya berangkat juga.
Tepat setelah mobil tancap gas, tampak seorang pria setengah berlari mengejar mobil yang Alina dan pria tampan itu tumpangi.
"hei... tunggu!! aku kan belum naik!" teriaknya sambil mengejar mobil yang sudah berjalan menjauh.
Pria yang berlari itu langsung menelepon temannya, si pria tampan di dalam mobil dan langsung protes.
"Ken.. kenapa kau meninggalkan aku?? bukan kah kita sudah sepakat untuk ke hotel Lingga bersama sama!" katanya dengan ketus.
"Maaf Dave, aku ada urusan lain, kau berangkat lah sendiri!" sahut Ken sang pria tampan.
"Eh, Ken!! kau jangan bercanda!!! Aku juga salah satu penginterview calon karyawan mu itu!! Aku bahkan sampai membatalkan pekerjaanku sendiri demi membantu mu!!!" omel Dave dengan nada kesal.
"Kau kan bisa naik taksi!" sahut Ken dengan santainya.
"apa?? naik taksi??? tega sekali kau Ken.. membuatku kepanasan di pinggir jalan hanya untuk menunggu taksi lewat!!" gerutu Dave semakin kesal pada Ken.
Tapi Ken tidak peduli protes yang Dave layangkan untuknya, Ken malah langsung mengakhiri sambungan teleponnya dengan Dave.
Alina mulai menyadari sesuatu dan memperhatikan si pria tampan yang duduk di sebelahnya itu dengan wajah keheranan.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajahmu sepertinya tidak asing!" celetuk Alina dengan tampang polosnya.
Ken tersenyum kecut.
apa dia sedang merayuku?? batin Ken.
"Aku juga merasa tidak asing dengan wajahmu!" balas Ken iseng.
Alina dengan pedenya langsung pamer pada Ken, dia berpikir Ken pasti pernah melihat wajahnya di majalah atau koran sebagai mahasiswa peraih predikat cumlaude.
"apa kau pernah melihat wajah ku di koran atau majalah??" ujar Alina dengan wajah berbinar.
"Maaf, aku jarang membaca koran atau majalah!" seru Ken dengan cueknya.
Alina tertawa garing.
Krik..krik.. hari ini gini ya masih baca koran atau majalah? padahal informasi sudah bisa di dapatkan dengan cepat melalui smartphone!
sungguh memalukan!! Alina benar benar malu pada Ken!
Dan tiba-tiba ponsel Alina berdering, ternyata Alina ditelepon oleh sopir grab yang asli yang di pesannya tadi, sopir itu sudah menunggunya di depan gedung Lingga Group sesuai permintaan Alina.
"Nona.. anda dimana?? kapan datang? saya sudah 15 menit menunggu anda di depan gedung!" cerocos sang sopir grab.
Alina bingung sendiri.
"Tapi aku.. aku kan sudah ada di dalam mobil mu!! kau bilang mobil hitam kan tadi?" seru Alina berusaha memelankan suaranya agar tidak mengundang perhatian si pria tampan di sebelahnya.
"mana?? ini saya masih di depan gedung dan sedang menunggu anda Nona!" sentak sopir grab dengan kesal.
"apaaaaa??" seru Alina setengah berteriak.
Alina sontak tercengang menyadari dirinya sudah salah masuk mobil dan langsung mengakhiri teleponnya dengan sopir grab yang asli secara sepihak.
Dia bukan supir grab? jadi ini bukan mobil grab yang aku pesan tadi? Alina bertanya tanya pada dirinya sendiri.
Alina menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
♐♐♐♐♐♐♐♐♐♐♐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Fa Rel
kayak dracin 😂😂
2022-03-05
0
Andiz Yakuza
ini critanya sprti dunia nyata 🥳
2021-11-11
1
Venchi Than
ini kayak cerita film china 🤣🤣
2021-03-30
2