"Luuuu... Aku lapar" teriak Tristan mengarah ke arah kamar Lulu.
"Luluuuu" jeritnya lagi.
Sambil meletakkan toples yang sudah berkurang setengah itu di atas meja, Tristan melangkah kesal ke arah kamar Lulu.
Pintu kamar Lulu tidak tertutup rapat.
"Dasar ceroboh. Kalau ada yang berniat jahat dengannya bagaimana?" Tristan masih dengan muka kesalnya.
Ia mencoba menyelinap masuk ke kamar Lulu dengan langkah pelan seperti pencuri yang masuk ke dalam rumah target.
Dengan langkah mengendap-endap, ia terus berjalan ke arah tempat tidur Lulu.
"Astaga, dia tidur???" Tristan menggelengkan kepalanya.
Tapi, dengan posisi tidur yang tidak biasanya, membuat Tristan mencoba menyentuh tangan Lulu.
"Astaga, badannya panas sekali. Lu... badanmu panas sekali" tapi Lulu tidak bergerak sedikitpun. Membuat Tristan merasa takut dengan kondisi Lulu.
Tristan segera keluar dari kamar, dan mengambil baskom kecil berisi air hangat dan sebuah handuk kecil. Ia terburu-buru dan meletakkan baskom itu di atas nakas, kemudian ia mengangkat tubuh Lala dan meletakkan kembali agar posisi tidurnya nyaman. Tristan menyelimuti tubuh Lulu, dan mengompres Lulu, ia duduk di atas kasur dengan perasaan bersalah.
"Apa aku bawa ke rumah sakit saja?" tanyanya dalam hati
"Tidak. tidak. Kalau mami tau, bisa habis aku, semua karena ulahku hingga Lulu begini" Ia memeras handuk kecil yang dibasahi air hangat tadi dan terus mengompres Lulu.
Mata Tristan mengantuk, tapi ia tidak bisa meninggalkan kamar itu. Tapi, kalau ia tetap di sana, bagaimana? Nanti Lulu berprasangka buruk padanya.
Saat Tristan membalikkan tubuhnya, hendak meninggalkan Lulu, tanpa disadari, Lulu menangis.
"Kau kejam. Apa kau tau aku rela seperti ini, di tabrak motor, kehujanan, berlarian dengan baju kotor, tapi kau malah meninggalkan aku. hiks hiks"
Tristan membulatkan matanya.
Ia semakin bersalah.
Luar biasa sekali perjuangan Lulu hari ini.
"Maafkan aku, Lu. Aku... aku..."
Tiba-tiba Lulu menarik tubuh Tristan.
Betapa terkejutnya Tristan.
Lulu menarik lengan bajunya dan menghapus air matanya di baju itu, Tristan terseret di atas tubuh Lulu.
Ia bingung, harus berbuat apa, ditambah, akhirnya Lulu memeluk tubuh Tristan, seperti ia memeluk gulingnya.
"Astaga anak ini, sakit saja merepotkan aku seperti ini, apalagi sehatnya" bisik Tristan.
Dengan mata yang sudah menguap, akhirnya, ia menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur itu dengan posisi, Lulu memeluk perut Tristan.
Ada rasa iba terhadap Lulu, Ia merapikan rambut Lulu yang menutupi sebagian wajahnya. Panasnya sudah lumayan reda. Dengan sebelah tangan di atas kepala Lulu, akhirnya ia tertidur. Entah bagaimana, ia sangat tidak bisa mengkondisikan rasa kantuknya. Bukannya tidak berusaha keluar dari kamar itu, tapi Lulu selalu menarik tubuh Tristan dan dengan sebelah kaki, mengunci tubuh Tristan. Ia merasa kewalahan dengan cara tidur perempuan itu.
**
Pagi menjelang, matahari pun sudah menunjukkan cahayanya. Lulu membuka matanya dan meregangkan ototnya.
"Awww.." teriakan itu membuat Lulu terkejut.
"Kamu... Kamu.. Ngapain kamu ada di kamarku? Kamu mesum ya? Apakah kamu mau tidur bersamaku semalam? Hayo ngaku!" tunjuk Lulu
"Gundulmu !. Aku di sini karena.."
"Sudahlah.. kamu kan suamiku, jadi tidak apa kalau memang mau tidur di sini" goda Lulu lagi.
"Kamu yang mesum. Sudahlah. Aku keluar." Tristan dengan buru-buru meninggalkan kamar Lulu.
Lulu mengingat kejadian semalam saat ia masuk ke kamar. Ia melihat bungkusan obat, dan apa itu?
Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mendapati baskom berisi air, dan handuk kecil.
"Apa aku sakit semalam?" ia menyentuh kepalanya.
"Sedikit pusing, tapi sudahlah.. Aku akan bersiap untuk membuat sarapan tuan besar sombong dan menyebalkan itu" Lulu buru-butu memakai sendal lucunya dan segera ke dapur.
Dalam hal memasak dan mengurus rumah, jangan dikhawatirkan lagi, Lulu memang jago untuk mengurus semuanya.
Dengan cepat, ia sudah menyiapkan segelas susu panas, roti bakar, dan nasi goreng pedas untuk Tristan.
Ia kembali ke dapur, dan merapikan sisa masakannya tadi. Ia sangat senang bersih-bersih. Tristan kemudian keluar dari kamarnya dengan pakaian lengkap. Sesekali ia melirik ke arah Lulu. Tapi saat mengepel lantai itu, Lulu terduduk.
Tristan yang sedang menyantap sarapannya, kemudian menghentikan aktifitas paginya, dan berteriak kepada Lulu.
"Sudahlah, tinggalkan saja pekerjaan itu, sebaiknya kau istirahat sebentar. Aku akan ke kantor sebentar dan kembali untuk membawamu ke rumah sakit"
Kenapa tidak ada jawaban.
Tristan meletakkan gelas yang berisi susu panas itu, dan dengan rasa penasarannya, ia melirik ke arah dapur.
Matanya membulat, ia mendapati Lulu yang terbaring di atas lantai.
Tristan buru-buru ke arah itu, dan segera mengangkat tubuh Lulu, masuk ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
jenny
mudah2an dengan adanya lulu sakit membuat tristan dekat dan menumbuhkan benih2 cinta. 😉😉😉
2021-03-27
1