Pagi itu, Lulu berangkat ke kantornya dengan terburu-buru. Ia melewati Tristan yang sedang menyantap roti panggang buatan Lulu. Tapi seperti biasa, Tristan hanya melirik ke arah Lulu tanpa ada kalimat yang keluar dari mulutnya.
Meja kerja Lulu sudah penuh dengan kertas dan alat tulis. Karena perusahaan itu mengalami pailit, maka perusahaan itu akan merger dengan perusahan LRC.
"Perhatian semua. Kumpul.. kumpul semua" teriak Jhon, kepala di divisi perancangan.
Semua yang berada di divisi itu langsung berkumpul di depan Jhon.
Walau Jhon sedikit gemulai, tapi bila sedang bekerja, dia akan sedikit kejam dengan teamnya.
"Kalian" tunjuknya.
"Sudah berkumpul semua? Aku tidak mau melihat ada yang tidak kumpul saat direktur baru kita tiba di kantor ini. Luluuuuu, Amandaaaaa.. Pasti 2 orang ini yang selalu telat kalau disuruh kumpul!"
Lulu dan Amanda berlarian menuju suara Jhon yang sedikit cempreng.
Saat Jhon berteriak, tiba-tiba seorang lelaki tampak berwibawa masuk ke dalam kantor itu.
Lulu masih memegang dadanya, karena merasa lelah setelah ia berlarian dari kamar kecil.
Mereka semua terdiam. Entah melihat lelaki tampan yang baru saja sampai di ruangan itu, atau memang karena sikap lelaki yang menunjukkan raut muka serius, sehingga mereka menjadi patung. Amanda menepuk tangan Lulu.
"Siapa yang disana?" bisik Amanda ketakutan.
Lulu melihat ke arah lelaki itu, kemudian ia memundurkan langkahnya, berdiri di balik tubuh Amanda yang lebih pendek darinya.
"Aduuuhh... matilah aku, apa dia tidak cukup menyiksaku di rumah, kenapa harus 1 kantor dengannya" gerutu Lulu yang hanya bisa di dengar oleh Amanda, sahabat yang ia dapatkan sejak awal bekerja di perusahaan itu.
"Perkenalkan, ini adalah bos kita yang baru. Namanya Tristan Raharja. Beliau mempunyai pengalaman.."
"Sudah silahkan kembali bekerja. Ingat, saya tidak suka mencampur adukkan masalah pribadi dan masalah kerja. Kemudian saya tidak suka melihat ada yang tidak rapi di kantor ini" Tristan menghentikan kalimat yang keluar dari mulut Jhon, dan berlalu dari tempat itu
"Kau kasih makan apa suamimu sampai ia begitu galaknya?" ucap Amanda.
"Sttt" Lulu menutup mulut Amanda
"Sudah, biarkan saja. Kita lanjutkan saja bekerja. Aku tidak mau mencari masalah dengannya. Lagian soal pernikahan ini, jangan sampai ada yang tau selain kau.. Atau kalau tidak, aku tidak akan berteman denganmu lagi." Lulu kemudian memakai kacamatanya dan mulai bekerja dengan pensil dan mistarnya.
Saat itu, Tristan hanya bisa melirik pekerjaan karyawannya dari balik kaca ruang kerjanya.
Jam istirahat tiba, mereka meninggalkan ruangan.
"Lu, ayo ikut kami" ajak Miki.
Miki adalah satu-satunya lelaki yang ada di geng Lulu. Di kantor Lulu mempunyai 3 sahabat yang selalu ada di saat ia terpuruk. Amanda, Miki, dan Caca.
Tetapi, Amanda yang paling dekat dengan Lulu. Ia tau semua cerita dibalik pernikahan Lulu dan Tristan.
--_--------_-_-------------------_----_--___
Siang itu pesta kecil sudah dipersiapkan.
Maria beserta Nata juga istri Nata sudah duduk di barisan depan. Ana, ibunya Lulu pun sudah duduk mendampingi Putri semata wayangnya.
Pesta itu dihadiri oleh keluarga dan orang terdekat saja. Tristan tidak mau pesta yang terlalu mewah.
Toh pernikahan ini juga untuk menyelamatkan nyawanya. Sean, suami Anita mengancam Tristan, ia meminta Tristan menjauhi Anita. Walaupun Tristan sudah menjauhi Anita, tetapi wanita itu seakan tidak punya malu, semakin Tristan menjauh, semakin gila Anita untuk mendekati Tristan.
Tristan bukan takut dengan ancaman Sean. Ia sangat risih dengan Anita. Walau dulu ia sangat mencintai wanita itu, tetapi, kebohongan fatal itu membuat Tristan membenci Anita
"Kemana adikmu?" tanya Maria kepada Nata
"Tadi bilangnya mau ke kamar kecil, mam. Tapi ini bukan ukuran waktu hanya ke kamar kecil." Nata juga sebenarnya gelisah dengan kelakuan adiknya itu.
Di dalam kamar mandi hotel itu, Tristan memandang kaca besar yang ada di depannya.
"Dosa apa aku harus menikah dengan wanita itu. huh" ucapnya kesal.
"Tristan.. apakah kau baik-baik saja? Cepatlah, acaranya akan dimulai. Mami sudah menunggumu" Nata mengetuk pintu kamar mandi itu.
"Yayaya.. aku selesai. Cerewet sekali kau ini, mas" Tristan membenahi pakaiannya.
"Duluan sana. Aku harus siap-siap" usir Tristan.
Nata meninggalkan adiknya dan kembali ke tempat yang akan menjadi saksi Tristan mengambil sumpah untuk menikahi Lulu.
Penghulu sudah gelisah. Tapi batang hidung Tristan belum juga nampak.
Lulu gelisah. Ia menatap ibunya sambil tersenyum tipis.
"Dimana calon pengantin prianya?" tanya penghulu itu.
Maria mulai gusar. Ia melirik ke arah Nata. Tapi, Nata tidak bisa berkata apa-apa.
Tristan berjalan lambat menuju tempat duduk yang sudah disiapkan untuknya.
"Dasar anak bandel. Kemana saja?" maki Maria pada anaknya.
Tristan hanya diam.
Kemudian ia mengikuti ucapan penghulu itu.
Dan akhir dari keheningan itu hilang saat semua menyatakan sah atas pernikahan Tristan dan Lulu.
Saat itu, Lulu sangat bahagia.
Sejak masa SMP, dia memang menyukai Tristan. Tapi ia tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Tristan. Semua ia ungkapkan ke dalam buku hariannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments