"Lu... " Panggil Miki lagi sambil memainkan tangannya di depan wajah Lulu.
"Oh.. eh.. apa?" Lulu gelagapan
"Ayo ikut, kita makan" tanpa aba-aba, Miki menarik tangan Lulu, dan saat yang bersamaan, tanpa sengaja, Miki tabrakan dengan seorang yang ternyata itu adalah Tristan.
"Sorry, aku tidak melihat" Miki menundukkan kepalanya.
Tristan tanpa berkomentar dan dengan muka datarnya ia berlalu dari sana.
"Huft" semua menarik nafas panjang.
"Monster yang menakutkan" ucap Lulu.
"Sudahlah, kita sudah menghabiskan waktu di sini."
mereka berjalan keluar area kantor itu menuju sebuah restoran siap saji.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang melihat tidak suka ke arah mereka. Tertawa, dan bercanda bersama membuat Tristan kesal.
"Lihat saja nanti di rumah, lu. Menyebalkan"
ucap Tristan dalam hati sambil mengepalkan tangannya.
Apakah Tristan mencintai Lulu?
Tidak, dia marah kepada Lulu bukan karena cinta, tapi dia marah karena Lulu bisa bersikap lucu dan menggemaskan di luar, sedangkan di rumah, ia hanya anak kecil yang menyebalkan.
Dan ingat satu hal. Dia seorang istri dari lelaki bernama Tristan.
Itu yang membuat Tristan jengkel.
Jam istirahat selesai, dan saat ini, Tristan sedang buru-buru untuk menghadiri meeting penting dengan client. Tapi karena keteledoran sekretarisnya, mereka meninggalkan 1 berkas di kantor.
"Bagaimana bos?" tanya Azmi
"Waktu kita untuk bolak balik ke sini tidak mungkin cukup. Sebentar lagi giliran presentasi kita"
Tristan hanya tersenyum.
Ia bisa mengatur emosinya.
"Permisi sebentar" ucapnya pamit keluar diikuti Azmi.
"Lu, kamu dimana?" tanya Tristan dari ponselnya.
"Ya dimana seharusnya aku?" jawab Lulu enteng.
"Kau ini, terlalu. Awas saja sampai rumah, kau menjawab seenaknya pertanyaan suamimu." ancam Tristan.
"Waduh. Maksudnya apa ini? Apa yang kamu inginkan?" tanya Lulu berbicara sambil berbisik. Ia tidak mau menimbulkan kecurigaan dengan teman-teman kantornya.
"Di atas meja ruanganku, ada berkas yang tertinggal. Ada di map berwarna biru. Cepat bawa kesini, aku membutuhkannya segera. SEGERA! Aku akan mengirimkan alamatnya." ucap Tristan kemudian menutup panggilan itu.
Lulu yang gelagapan, langsung berdiri dan menuju ruang Tristan, mencari file yang dimaksud. Waktunya tinggal 30 menit.
Lulu membolak-balik seluruh berkas yang ada di meja itu, petunjuknya hanya map biru. Tapi tidak ada map biru di atas itu. Sekitar 10 menit, akhirnya ia menemukan map itu terjatuh di lantai. Ia memeriksa isinya, dan segera keluar dari ruangan itu, kemudian mengambil tas.
Karena tinggal 15 menit lagi, ia segera memanggil ojek di depan kantornya. Nahas memang Lulu saat itu. Sudah buru-buru, di tengah jalan keujanan, dan motor yang ditumpanginya jatuh karena tanpa sengaja tertabrak pengendara lainnya
Pakaian Lulu basah, lengan dan kakinya luka. Tapi ia merasa aman, berkas tadi ia masukkan ke map plastik dan ia bungkus dengan plastik lagi.
"Maaf mbak.. Saya tidak sengaja, apakah mbak mau saya antar ke rumah sakit?" tanya pengendara yang tidak sengaja menabrak ojek yang ia tumpangi.
"Saya tidak sempat. Urus saja bapak ojek ini"
Lulu sudah melihat kantor yang dituju. Walau hujan, ia berhasil sampai di kantor itu.
Di depan meja resepsionis, Lulu meminta diantarkan ke ruangan meeting Tristan.
"Maaf mbak, sekitar 5 menit yang lalu, pak Tristan beserta sekretarisnya sudah meninggalkan gedung ini" resepsionis itu tersenyum ramah kepada Lulu.
Lulu menelpon Tristan.
"Kami dimana? Aku sudah membawakan berkas yang kamu minta" ucap Lulu pelan, sambil meringis kesakitan
Lukanya baru terasa nyeri.
"Sudahlah, lupakan saja, kau terlambat. Aku tidak membutuhkannya lagi. Cepat kembali ke kantor" Tristan lagi-lagi menutup panggilan itu.
"Kurang ajaaaarrr... Keseeeeelllll.. aargh" kemudian Lulu kembali meringis kesakitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments