Setelah selesai photo copy Maira langsung menyerahkanya ke Bella.
"Ini kak," ujarnya sambil menyerahkan dokumen tersebut.
"Bisa engga sih kamu jangan ganggu Pak Adit!!!"
"Maaf kak tapi saya tidak suka dengan Pak Adit, dia sendiri yang selalu ganggu saya,"
"Sok kecantikan banget sih!!! Pak Adit itu punyaku, jangan deketin dia lagi!! paham engga hah!!!" ujar Bella dengan ketus.
"Kak, kakak itu cantik kakak juga sebenere baik dan setauku juga banyak laki-laki lain yang tertarik dengan kakak. Terus kenapa kakak sangat menyukai Pak Adit yang sama sekali tidak menghargai perjuangan kakak?"
"Bukan urusanmu!!!"
"Dan satu lagi kak, aku pikir Pak Adit tidak sebaik yang kakak pikir," Bella hanya diam mendengar perkataan Maira.
"Maaf, saya tidak bermaksud lancang dengan kakak,"
Maira lalu berjalanan meninggalkan Bella yang masih diam.
Sebenernya apa yang dikatakan Maira semuanya benar, Bella adalah sosok gadis yang cantik bahkan juga banyak laki-laki yang tertarik denganya.
"Andai kamu tau Ra,"
~
"Mi Rafael berangkat dulu," ujar Rafael yang mencium punggung tangan maminya.
"Engga sarapan dulu?"
"Nanti aja dikantor, hari ini ada meeting soalnya mi,"
"Yaudah ati-ati ya, eh ingat nanti malam ada makan malem sama calon istri kamu," Rafael hanya diam mendengar perkataan maminya.
"Rafael awas ya kalau kamu engga dateng,"
"Hm iya, yaudah Rafael berangkat dulu mi,"
"Nanti alamatnya mami kirimin ya," ujar mami sebelum Rafael berjalan keluar rumah.
Rafael Raveno adalah presdir perusahaan Leo, dia putra tunggal dari Barra Raveno. Dia sosok laki-laki yang keras kepala dan cuek.
Sosoknya yang ganteng dan kaya menjadikanya incaran para gadis. Meskipun demikian Rafael tidak menghiraukan para gadis itu.
Hari-hari Rafael hanya disibukan dengan kerja kerja dan kerja.
Sesungguhnya Barra pernah berniat membatalkan perjodohan itu jika memang Rafael mempunyai calon sendiri. Tapi sampe diumurnya yang kini 25 tahun Rafael masih belom mempunyai calon.
Papinya pun akhirnya mengurungkan niatnya itu, dan melanjutkan perjodohan tersebut.
Rafael masuk kedalam mobilnya dengan muka yang kesal.
"Ngga, kau sudah cari tahu tentang Maira?" tanya Rafael kepada Angga asistenya.
"Sudah Tuan, nama lengkapnya Almaira Nadhira dia anak kedua Tuan Rizky Alfarezi dan memang benar bahwa anda memang sejak kecil dijodohkan dengan nona Maira,"
"Hmm,"
"Tuan Barra dan Tuan Rizky sendiri sudah bersahabat sejak SMA,"
"Apalagi yang kau tau tentang Maira?"
"Nona Maira sangat cantik Tuan, jadi banyak laki-laki yang tertarik denganya. Tapi menurut informasi yang saya dapatkan Nona Maira tidak mempunyai pacar Tuan," jelas Angga
"Oh,"
"Dan..."
"Kenapa?" tanya Rafael.
"Nona Maira sekarang magang di Perusahaan Anda Tuan,"
"Sudah berapa lama?"
"Kurang lebih satu minggu, Saya juga sudah mengirimkan foto nona Maira ke ponsel anda Tuan,"
Rafael langsung membuka ponselnya dia terkejut karena Angga mengirimkan 50 foto Maira.
"Hei kau mau mati hah!!!"
"Ada apa Tuan?" tanya Angga dengan polosnya.
"Kau masih nanya hah??!!" Angga menahan tawanya melihat ekspresi Rafael.
"Kenapa kau mengirim 50 foto!!!"
"Tuan kan yang menyuruh saya mengirim foto Nona Maira, jadi saya kirimkan,"
"Tapi engga 50 juga!!!" ujar Rafael sambil menendang kursi pengemudi.
"Nona Maira kan calon istri anda, jadi saya kirimkan yang banyak agar anda jatuh cinta kepada Nona Maira," ujarnya sambil tertawa.
"Kau mau dipecat hah!!" ancam Rafael.
"Silakan aja Tuan, saya dengan senang hati menunggunya,"
"Kau benar-benar kurang aja!!!" Angga tambah tertawa melihat Rafael yang marah.
"Tapi Tuan, Nona Maira itu cantik dan banyak juga laki-laki yang mendekatinya," mengingatkanya lagi.
"Aku engga nanya dan engga perduli!" gumamnya dengan ketus.
"Memangnya anda tidak cemburu?" tanya Rangga dengam santai.
"Kenapa juga harus cemburu,"
"Nona Maira kan calon istri anda,"
"Masih calon!"
"Memangnya yakin Tuan tidak akan jatuh cinta dengan nona Maira?" goda Rangga.
"Kau memang cari mati ya!!!"
"Saya sedang cari uang Tuan bukan cari mati, kalau tidak karena uang juga saya tidak mau punya atasan seperti Anda Tuan," canda Angga dengan menahan tawanya yang membuat Rafael semakin emosi.
"Kurang ajar kamu!!"
"Saya boleh tanya sesuatu Tuan?" tanya Angga.
"Dari tadi kamu udah berbicara seenak jidatmu dan sekarang ngapain sok-sokan minta izin bertanya?!"
"Kali ini yang saya tanyakan hal yang penting Tuan,"
"Memangnya kamu mau tanya apa hah?!"
"Anda tidak jatuh cinta dengan saya kan Tuan?" tanya Rangga dengan muka yang sedikit khawatir.
"Kau kira aku doyan hah dengan laki-laki seperti kamu hah, pertanyaan itu yang menurutmu penting hah,"
"Itu sangat penting bagi saya Tuan, karena Tuan sama sekali bukan tipe saya,"
"Kurang ajar, kau kira kamu itu tipe saya,"
"Tapi syukurlah kalau Anda normal Tuan, saya lega jadinya,"
"Kau memang asisten paling kurang ajar ya,"
"Hehehehe, tapi kalau Anda tidak suka dengan Nona Maira, bagaimana kalau buat saya aja Tuan," godanya lagi.
"Ambil sana," ujar Rafael singkat.
"Tuan yakin anda tidak akan menyesal nantinya??"
"Kau ini cerewet sekali ya, udah nyetir yang bener,"
"Anda yakin setelah melihat Nona Maira Anda tidak akan tertarik kepadanya Tuan?" tanya Angga lagi.
"Kamu ini berisik sekali, fokus nyetir aja sana," perintah Rafael.
"Siap Tuan," Angga yang sudah puas menggoda Rafaelpun kembali fokus menyetir
~
Suasana kantor sangat sibuk, apalagi dengan para anak magang. Mereka pada hilir mudik membantu para karyawan, begitupula dengan Maira.
"Maira antar kan ini ke manager pemasaran," ujar Bella sambil memberikan beberapa dokumen. "Sekalian berikan ini kepada sekertaris Presdir,"
"Baik kak,"
Maira berjalan menuju keruang manajer pemesaran terlebih dahulu. Setelah memberikan dokumen kepada manager pemasaran Maira menaiki lift menuju laintai paling atas.
Maira keluar dari lift dan menuju kemeja sekertaris.
"Permisi mbak Lisa, ini dari kak Bella bagian pemasaran mbak," ujar Maira dengan tersenyum dan menyerahkan dokumen tersebut.
"Oh iya," Lisa menerima dokumen tersebut.
Setelah memberikan dokumen itu Maria kembali ke lantai 5 tempat dia ditempatkan. Ketika akan kembali dia berpapasan dengan Rafael.
Maira yang tau kalau Rafael itu adalah Presdir, dia menyapanya.
" Pagi Pak," sapa Maira sambil menundukan kepalanya.
Rafael berhenti ketika melihat Maira menundukan kepanya.
"Tunggu," perintah Rafael.
Maira pun menghentikan langkahnya.
"Jangan pernah tundukan kepalamu kepada siapapun diperusahaan ini kecuali dengan saya," ujar Rafael yang membuat Maira bingung.
"Hm iya Pak," jawab Maira dengan bingung.
Rafael kembali berjalan meninggalkan Maira. Angga nundukan kepalanya kepada Maira sebelum melewatinya.
Maira memicingkan matanya karena bingung dengan kata-kata Rafael dan sikap Angga.
"Kenapa Pak Rafael ngomong kek gitu ya? Terus kenapa asistenya menundukan kepalanya ke aku? Kek memberikan hormat gitu? Aneh,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Mommy Gyo
2 like hadir Thor salam cantik tapi berbahaya
2021-06-10
0
Rosni Lim
Hadir
2021-05-20
0
.
2 like hdir,
salam HADIAH UNTUK LENA LI
2021-05-20
0