"Saya nggak sengaja liat Kang Dokter dari rumah Neng Calina. Kang Dokter teh suka sama Neng Calina?" tanya Jaka sambil menatap Abi lekat-lekat.
Begini amat nasib si amatir. Baru usaha dikit udah mencolok banget, ujar Abi dalam hati.
Karena Abi hanya diam saja, akhirnya Jaka kembali berkata, "Ya nggak papa kalau misalnya Kang Dok naksir Neng Calina. Kan sama-sama jomblo."
"Tapi saya harus gimana ya, Mang? Saya di tolak," ujar Abi frustasi. Tanpa sadar dirinya malah curhat.
"Ya usaha atuh, Kang. Kalau Kang Dok terus usaha, pasti Neng Calina luluh juga," ujar Jaka sambil menyimpan resep obat ke dalam saku bajunya.
Abi mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia membenarkan apa yang dikatakan Jaka. Dalam hati dirinya berjanji, kalau ia tak akan menyerah begitu saja.
***
Calina sedang melihat-lihat keadaan kebun strawberry-nya. Di kebun ini ada para pekerja yang sedang melakukan tugasnya masing-masing.
Melihat strawberry yang tumbuh subur dan berbuah seperti ini, hati Calina menjadi damai. Kedamaian ini tidak pernah ia dapatkan saat dulu masih menjadi artis.
Dunia entertainment sangat kejam. Kalau kita tidak bisa bertahan, maka akan tumbang.
Sebenarnya Calina masih laku di dunia entertainment. Akan tetapi, setelah kedua orang tuanya meninggal, ia memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan tinggal di kampung.
Ayah dan ibu Calina meninggal karena mengalami kecelakaan mobil di jalan tol. Saat itu kedua orang tuanya sedang di jalan menuju konser Calina.
Namun nasib berkata lain, keduanya mengalami kecelakaan beruntun dan nyawa tidak dapat di selamatkan.
Mengetahui fakta kalau orang tuanya meninggal saat akan menonton konser dirinya, Calina menjadi merasa bersalah. Berbulan-bulan dirinya depresi. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dari dunia hiburan dan menetap di kampung halaman.
"Neng, ada kiriman." Seorang ibu pegawai di kebun strawberry itu memberikan se-bucket bunga mawar kepada Calina.
"Dari siap?" Belum selesai Calina bertanya, dia sudah mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Dia sudah tahu siapa sang pengirim karena membaca note yang terpampang jelas di sana.
"Terimakasih, Bu," ucap Calina sambil membawa bucket bunga tersebut ke saung yang ada di kebun.
Selamat pagi,
Semoga harimu menyenangkan.
A. Ramadhan
Calina membaca note tersebut sekali lagi. Dirinya lalu menaruh bucket bunga tersebut di tiang pendopo.
Di tiang tersebut ada paku, dan Calina melubangi plastik pembungkus bunga tersebut lalu menggantungnya di paku itu.
A. Ramadhan? Siapa lagi kalau bukan Abimanyu Ramadhan. Dokter muda yang selalu membuat Calina tidak nyaman.
"Selamat pagi, boleh saya duduk?"
Suara yang tiba-tiba muncul dari belakang mengagetkan Calina. Saat ia menoleh, ternyata itu adalah Abi.
Calina tak menjawab apa-apa, namun Abi tetap duduk di sana. Bagi Abi, diamnya Calina berarti "iya".
"Boleh nggak saya panggil aku kamu aja?" Abi memulai pembicaraan setelah mereka diam cukup lama.
"Terserah," jawab Calina cuek. Dia menyandarkan punggungnya pada salah satu tiang pendopo sambil menatap tanaman strawberry-nya yang belum matang.
Lagi-lagi Abi harus mengambil kesimpulan sendiri. Bagi Abi, jawaban Calina kali ini artinya kembali "iya".
"Aku suka keadaan desa seperti ini. Tenang, damai, jauh dari hiruk pikuk kota," ucap Abi sambil melihat ke arah pandang Calina. "Ngomong-ngomong aku boleh manggil kamu Caca, nggak? Biar beda dari yang lain," ujarnya sambil menoleh ke arah Calina. Ia ingin mengetahui reaksi pujaan hatinya itu.
"Hmm."
Abi meneguk saliva-nya saat mendengar gumaman dari Calina. Tapi lagi-lagi Abi menyimpulkan sendiri jawaban Calina. Menurut Abi, gumaman tersebut artinya "iya".
Abi sudah mengetahui sedikit banyak tentang Calina. Jaka telah memberikan banyak informasi berguna untuk Abi. Jaka juga memberitahu kalau Calina hanya tinggal berdua saja dengan Arjuna.
Kedua orang tuanya sudah meninggal. Dan Calina adalah anak tunggal. Jadi tidak memiliki saudara.
Abi juga baru tahu, ternyata ibu-ibu kucing tempo hari adalah istrinya Jaka. Bu Jaka memang sangat cinta pada kucing, beliau selalu mengadopsi kucing-kucing liar.
"Aku betah di sini. Dan yang pasti, aku nggak pernah nyesel di tugaskan di sini." Abi seperti bermonolog, karena Calina hanya diam saja atau hanya menyahuti dengan gumaman.
"Mending kamu balik lagi ke Puskesmas! Jangan makan gaji buta!" Calina berbicara dengan nada tajam dan sangat menusuk.
Abi tersenyum pahit. "Oke aku balik lagi ke puskesmas. Kamu harus inget, ya! Kita akan lebih sering ketemu," ucap Abi sambil berdiri.
Aku nggak akan pernah nyerah untuk dapetin kamu, ucap Abi dalam hati.
Calina hanya diam saja dan tak menyahuti kata-kata Abi. Dia masih terus menatap lurus ke arah strawberry-nya.
Karena tak mendapatkan respon dari Calina, Abi pun bergegas kembali ke puskesmas.
Sepeninggal Abi, Calina langsung turun dari pendopo dan menuju kebun strawberry tersebut untuk melihat-lihat keadaan buahnya.
***
"Mama, tolong bantuin Juna ngerjain PR matematika, dong!" ucap Juna sambil membuka buku paketnya di atas meja.
Calina yang sedang mengecek laporan keuangan kedai bakso, langsung menutup laptopnya dan mendekati Arjuna. "Sini Mama bantu." Calina menggeser buku paket anaknya supaya dekat dengannya.
"Susah, Ma," ujar Arjuna sambil mengacak rambutnya frustasi. Dia baru kelas satu SD. Dan pelajaran yang paling dia benci adalah matematika. Rasanya ia ingin pindah sekolah yang tidak ada pelajaran matematika-nya.
"Ini gampang, kok. Sini Mama ajarin." Calina lebih mendekat lagi pada Arjuna. Dia lalu mengajarkan cara-caranya kepada Arjuna.
Setelah di jelaskan oleh ibunya, barulah Arjuna paham. Dia lalu menjawab soal demi soal hingga selesai.
"Ma, kok Papa nggak pernah ngabarin kita, ya?" ucap Arjuna sambil membereskan bukunya ke dalam tas.
"Mungkin Papa sibuk. Memangnya Juna kangen Papa?" tanya Calina sambil menatap anaknya lekat-lekat.
Arjuna menggeleng. "Enggak, kok. Juna cuma nanya aja. Soalnya udah lama banget Juna nggak ketemu Papa."
Calina diam saja. Ia hanya tersenyum kecil dan mengusap puncak kepala anaknya.
"Juna mau tidur, ah! Udah malem," ucap Juna sambil berdiri. Dia lalu membungkuk sedikit dan mencium pipi ibunya. "Selamat malam, Mama. I love you."
"I love you too," jawab Calina sambil tersenyum lebar. Arjuna adalah mood booster-nya. Saat Calina lelah atau bahkan marah, ketika melihat Arjuna, pasti dirinya kembali tenang.
Setelah Arjuna masuk ke dalam kamarnya, Calina kembali membuka laptopnya dan melanjutkan pekerjaan.
Dua cabang hasilnya bagus, sedangkan yang satu lagi hasilnya sangat buruk. Nilai penjualan merosot drastis dari bulan lalu.
"Ini harus di cek langsung," gumam Calina sambil terus menatap layar laptop.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Lis Manda Cel
caca cerex knpa ya?aq gk baca crita sblumx cos gk sk ksah tentang poligami🙏🙏🙏
2021-07-10
0
Fitriani
kang dokter semangat 💪💪
2021-03-27
0