Beli Baju Baru

Erika yang sedang duduk di kantin teringat tentang kejadian tadi. Kejadian sewaktu bertemu dengan senior laki-laki tampan dan baik itu.

"Ya ampun! Kakak tadi beneran tampan."

Deg deg deg deg. Jantung Erika berdetak lebih kuat dari biasanya. "Apa ini cinta pada pandangan pertama? " ucap Erika di dalam hati sambil tersenyum. Maklumkan saja karena dia adalah gadis yang baru beranjak dewasa.

"Pesan jus, Dik?" Kakak pelayan bertanya.

"Eumm tidak, Kak." Erika tersenyum. Makanannya saja mahal begini. Ditambah minum? Wah, bisa habis berapa? Untung dia membawa air minumnya sendiri.

Erika melepas pandangannya ke sekitar melihat kantin yang cukup ramai. Lalu tanpa sengaja dia melihat Evans.

"Eh? Itu kan Kakak yang tadi. Ya ampun dia tersenyum. Manis banget senyumnya. Itu senyumnya buat aku, kan?" Erika bertanya di dalam hati sambil celingak-celinguk. Mana tahu senyum lelaki itu bukan untuknya.

"Ternyata memang buatku. Aku harus membalas senyumnya." Erika menatap Evans di sana. Erika membalas dengan tersenyum kecil padanya lalu menunduk. Sambil makan, Erika pelan-pelan mencuri pandang. Hingga...

"Lho , Kakak itu di mana? Sudah pergi deluan ya? Yaaahhh." Erika cemberut. Selesai makan dia hendak membayar makanannya.

"Berapa, Kak?"

"Sudah dibayarin tadi, Dik. Hehehhe." Kakak kantin tersenyum.

"Siapa yang bayar, Kak?" tanya Erika terkejut.

"Evans yang bayarin tadi. Tahu kan siapa orangnya?"

"Iya tahu, Kak. Kok bisa makananku dibayari kakak itu?" tanya Erika bingung.

"Sepertinya sih dia suka sama kamu lho. Heheheh."

"Ahh, nggak mungkinlah, Kak. Kami aja barusan tadi kenalnya," ucap Erika tak percaya.

"Soalnya tadi dia bilang, kalau kamu makan di sini, bakal dibayari terus sama dia. Gitu lho," jelas kakak kantin.

"Hah? Um. Ke depannya jangan lagilah, Kak." Erika merasa tidak enak sudah dibayari.

"Tidak apalah, Dik. Evans itu baik lho. Kasihan dia kalau maksud baiknya malah mendapat penolakan seperti itu. Hehehe," goda kakak kantin.

"Ya sudah deh, Kak. Makasih ya," jawab Erika sambil tersenyum. Lalu pergi begitu saja.

Erika segera mencari Evans sebentar di sekitar kantin tetapi tidak menemukannya. Dia juga harus kumpul kembali bersama kelompoknya lantaran Ospek masih terus berjalan.

****

"Aku pulang," kata Erika sambil melihat ibunya yang masih sibuk menyetrika baju tetangga.

"Iya. Cepat kamu mandi terus bantuin Ibu," sahut Wilma.

"Iya, Bu." Erika segera pergi ke kamar.

Keluar dari kamar dia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu membantu ibunya dan mengerjakan pekerjaan di dapur.

Tiba malam hari. Ibu , Danish dan Erika makan malam bersama di dapur.

"Bagaimana kuliahmu, Erika?" tanya Danish.

"Bagus kok, Kak. Hehehe."

"Syukurlah. Tapi kayaknya Kakak lihat kamu lagi mikirin sesuatu."

"Kakak tahu aja. Iya, Kak. Kata teman-teman di kampus, aku itu cupu, Kak. Kampungan katanya. Sedih juga sih. Baju aku katanya kuno, Kak." Mata Erika mulai berkaca-kaca.

"Teman-temanmu seperti anak kecil aja. Kamu yang sabar ya." Danish mengusap bahu Erika.

"Belikan aku baju baru ya, Kak." Tatap Erika pada kakaknya. Danish tersenyum pada adiknya.

"Erika. Kamu bagaimana sih? Kakakmu sudah keluarkan uang banyak buat kuliahmu. Sekarang malah minta dibelikan baju," ucap Wilma tak senang.

"Hmmm. Tapi aku malu diejek orang-orang." Mata Erika masih berkaca-kaca.

"Sudah, sudah. Nanti kalau kakak dapat uang tambahan kita beli baju ya, Erika." Danish mambujuk.

"Seriusan, Kak? Aku lihat beberapa teman-teman di sana pada pakai dress gitu ke kampus. Nanti belikan yang begitu juga ya, Kak." Erika berkata penuh semangat pada kakaknya.

"Oke, Sayang. Sekarang kamu lanjut dulu makannya," kata Danish ke adiknya.

"Iya, Kak. Heheheh." Erika langsung makan dengan gembira. Danish tersenyum melihat adiknya itu lalu kembali melanjut makannya.

"Danish.. Danishh .. Kamu terlalu memanjakan Erika," kata Wilma.

Seketika Erika cemberut melihat ke arah ibunya.

"Ibu, Erika kan perempuan tentu ingin kelihatan cantik dan modis," jelas Danish pada ibunya sambil tersenyum. Erika pun ikut tersenyum kembali karena kakaknya.

"Kak Danish paling baik sedunia!"

Beberapa hari berlalu. Hari-hari Ospek berjalan dengan lancar dan aktivitas belajar sudah dimulai dari hari sebelumnya. Evans duduk dengan santai di taman kampus dekat kelasnya tentunya bareng Revin.

"Ntar malam ke club yuk. Bosan. Semester tujuh rasanya paling berat. Bikin sesak nafas," ajak Revin.

"Hahahah. Kamu itu ya, lihat junior yang cantik-cantik baru semangat. Padahal untuk apa lagi senior kayak kita ngurusin ospek segala? Kita bakalan sibuk. Habis daftar langsung mulai KKN, Vin. Mana ada waktu lagi buat main-main. Aku ingin cepat lulus," jawab Evans penuh semangat.

"Kalau dia tidak mau aku akan mengajak Lisa saja." Revina berpikir dalam hati

"Cewek itu bagaimana?" tanya Revin tiba-tiba.

"Dia tidak pernah lagi makan di kantin itu. Cuma satu kali itu saja. Kata kakak kantin dia tidak suka ditraktir," jawab Evans.

"Hahahah. Makanya kalau lagi dekati cewek langsung aja."

"Hei. Aku lebih berpengalaman dari pada dirimu itu."

"Hahahahha." Revin tergelak. Evans belum tahu saja Revin itu bagaimana pengalamannya.

***

Hari Minggu yang cerah Danish dan Erika berjalan bersama di pasar. Mereka berencana berbelanja baju. Mereka tidak berbelanja di toko-toko kota, karena tentu di sana sangat mahal harganya.

Danish dan Erika tidak begitu paham mode masa kini. Mereka terus mencari-cari mana yang cocok untuk adiknya itu.

"Ini cantik, Erika. Sepertinya pas buatmu." Danish mengambil satu pakaian yang tergantung.

"Iya, cantik, Kak. Cocok buatku. Dress begini nih yang aku cari. Heheheh. Aku coba dulu," ucap Erika bersemangat.

Danish tersenyum lalu mencari-cari lagi mana baju yang cocok untuk adiknya itu.

Tidak berapa lama.

"Lihat, Kak. Heheh." Berjalan sambil berputar.

"Cantik," kata Danish sambil tersenyum.

"Coba yang ini dan yang ini," ucap Danish sambil memberikan dua helai pakaian yang sudah dipilihnya tadi.

Erika lalu mencobanya dan dia merasa cantik dengan ketiga baju itu. Danish segera membelinya. Dan mereka berjalan pulang dengan riang gembira.

"Makasih ya, Kak. Sudah belikan aku baju yang cantik-cantik." Erika tersenyum sambil memeluk lengan kakaknya.

"Sama-sama," jawab Danish sambil mengusap kepala adiknya itu.

Esoknya di kampus.

Erika bersemangat sekali memakai baju baru berwarna kuning selutut. Dengan lengan yang pendek. Dan bagian leher sedikit tertutup. Sesampainya di kelas. Beberapa pasang mata memperhatikan dirinya dan berbisik-bisik. Erika sadar akan hal itu.

"Bagaimana menurut kalian. Aku sudah cantik kan sekarang? Gak Cupu lagi kan?" Erika berucap dalam hati, berupaya meyakinkan dirinya.

Tidak berapa lama Anna datang dan menyentuh bajunya. "Hahahhaah. Ya ampun. Baju murahan begini ada juga ya yang mau pakai. Dari jauh sih kelihatannya lumayan ya, tapi rupanya bahannya nggak mutu, Guys." Anna berbicara dengan suara keras.

"Hahahahhhah." Yang lain pun ikut tertawa.

"Ya ampun.. Malu banget aku," lirihnya di dalam hati. Erika menunduk. Suasana hatinya yang tadinya cerah berubah seketika menjadi mendung. Air mukanya pun berubah. Matanya berkaca-kaca menahan malu.

tbc...

Visual Danish 👆

Terimakasih atas Like, Comment dan Vote-nya ya, Kak! 😉

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

😱😱😱😱 di beliin baju bau

2021-07-07

1

NUr Iman

NUr Iman

Si Ana cri hal mulu nyebelin ahh

2021-04-09

1

dayutz 💕

dayutz 💕

kog ibunya erika kyk gx suka ea sama erika...

2021-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG dan VISUAL
2 Kampus
3 Pertemuan
4 Beli Baju Baru
5 Pendekatan Alami
6 Boleh Mampir?
7 Rayu
8 Pikiran
9 Apa jadi?
10 Kencan
11 Pelecehan
12 Sakit
13 Kecewa
14 Kecewa 2
15 Milikku
16 Nilai
17 Berita
18 Erika sakit
19 Menjenguk Erika
20 Kesal
21 Marah
22 Imut Sekali
23 Suka
24 Maaf
25 Perlakuan
26 Cinta Buta?
27 Manis
28 Derita
29 Upaya
30 Upaya 2
31 Panik
32 Takut
33 Marah
34 Terisak
35 Jenguk
36 Suka
37 Penjelasan
38 Renungan
39 Bebas
40 Pria
41 Teman Palsu
42 Pribadi Rendah Hati
43 Jenguk Lagi
44 Tingkah
45 Kesungguhan
46 Menemui
47 Penolakan
48 Sambutan
49 Tawaran
50 Bujuk
51 Terluka
52 Cemas
53 Sendu
54 Mengetahui
55 Menyakitkan
56 Bergetar
57 Cemas
58 Cerdik vs Polos
59 Mempertanyakan
60 Apa mungkin?
61 Ajakan
62 Murahan?
63 Menanti
64 Kerja
65 Pengingat
66 Friend Zone
67 Meneliti
68 Mundur
69 Nasehat
70 Tidak Mau!
71 Sikap Dingin
72 Benci?
73 Pilu
74 Bekas?
75 Air Mata
76 Ekspresi Maaf
77 Nyeri Asing
78 Apa Akhirnya?
79 Apa Akhirnya? 2
80 Teman Saja
81 Rasa Marah
82 Hibur
83 Apa ini?
84 Kado Misterius
85 Bingung
86 Kado Misterius 2
87 Secercah
88 Tidak
89 Berbicara
90 Pikiran Gamang
91 Tidak Buruk
92 Pemikiran Baru
93 Obsesi
94 Kado Misterius 3
95 Kado Misterius 4
96 Pertemanan
97 Naluri
98 Hardik
99 Antisipasi
100 Menguji
101 Nyeri Asing 2
102 Muram
103 Mendukung?
104 Terngiang
105 Istri Suci
106 Melawan
107 Melakukan Lagi
108 Hormon Pelukan
109 Memuji
110 Setia?
111 Dikit?
112 Besok!
113 Diam
114 Merasa Terancam
115 Hati Sakit
116 Terbakar
117 Terluka
118 Kalau Saja
119 Bertengkar
120 Tidak Lagi Menginginkan
121 Ibu
122 Gugup
123 Kepedulian
124 Menjauh
125 Ketakutan
126 Tak Berdaya
127 Tidak Menduga
128 Menangis
129 Merajuk
130 Hangat
131 Mencari Tahu
132 Merasa Hampa
133 Nurani
134 Berhutang Penjelasan
135 Penghiburan
136 Evans Itu Baik!
137 Hati
138 Menyayangkan
139 Pikiran Alexa
140 Soal Hubungan
141 Terkejut
142 Melindungi
143 Berat Hati
144 Perasaan Erika
145 Harga Diri?
146 Misi
147 Caranya
148 Bayangan Ancaman
149 Janji
150 Rekaman
151 Bertemu
152 Memelas Cinta
153 Wanita Kedua (1)
154 Rasa yang Memudar
155 Mencoba Menolak
156 Aku Bahagia Sekali
157 Lamaran
158 Galau
159 Menikah
160 Malam Indah
161 Rasanya Menikah?
162 Tidak Sabar
163 Bulan Madu
164 Penilaian yang Menyakitkan
165 Perasaan Seorang Istri (1)
166 Kekanakan
167 Hukuman
168 Perasaan
169 Bukan Apa-Apa?
170 Wanita Kedua (2)
171 Tidak Bisa
172 Wanita Kedua (3)
173 Ingatan Aldrich
174 Tertekan
175 Perasaan Seorang Istri (2)
176 Cinta, ya Cinta
177 Dihina
178 Wanita Kedua (4)
179 Haruskah Pasrah?
180 Keputusan Alexa 1
181 Keputusan Alexa 2
182 Kehidupan Lisa
183 Perasaan Lisa
184 Tanpa Paksaan
185 Bahagia
186 Berharap Lagi
187 Upaya Danish
188 Takut Hamil
189 Apakah Ada Bayi?
190 Marah
191 Akhirnya?
192 Tidak Nyaman
193 Ide
194 Sandiwara
195 Pengumuman
196 Apa?
197 Terasa Berbeda
198 Penasaran
199 Hasil Ujian?
200 Perasaan Sedih
201 Terpaku
202 TAMAT
203 EPILOG
204 Pengumuman Penting!
Episodes

Updated 204 Episodes

1
PROLOG dan VISUAL
2
Kampus
3
Pertemuan
4
Beli Baju Baru
5
Pendekatan Alami
6
Boleh Mampir?
7
Rayu
8
Pikiran
9
Apa jadi?
10
Kencan
11
Pelecehan
12
Sakit
13
Kecewa
14
Kecewa 2
15
Milikku
16
Nilai
17
Berita
18
Erika sakit
19
Menjenguk Erika
20
Kesal
21
Marah
22
Imut Sekali
23
Suka
24
Maaf
25
Perlakuan
26
Cinta Buta?
27
Manis
28
Derita
29
Upaya
30
Upaya 2
31
Panik
32
Takut
33
Marah
34
Terisak
35
Jenguk
36
Suka
37
Penjelasan
38
Renungan
39
Bebas
40
Pria
41
Teman Palsu
42
Pribadi Rendah Hati
43
Jenguk Lagi
44
Tingkah
45
Kesungguhan
46
Menemui
47
Penolakan
48
Sambutan
49
Tawaran
50
Bujuk
51
Terluka
52
Cemas
53
Sendu
54
Mengetahui
55
Menyakitkan
56
Bergetar
57
Cemas
58
Cerdik vs Polos
59
Mempertanyakan
60
Apa mungkin?
61
Ajakan
62
Murahan?
63
Menanti
64
Kerja
65
Pengingat
66
Friend Zone
67
Meneliti
68
Mundur
69
Nasehat
70
Tidak Mau!
71
Sikap Dingin
72
Benci?
73
Pilu
74
Bekas?
75
Air Mata
76
Ekspresi Maaf
77
Nyeri Asing
78
Apa Akhirnya?
79
Apa Akhirnya? 2
80
Teman Saja
81
Rasa Marah
82
Hibur
83
Apa ini?
84
Kado Misterius
85
Bingung
86
Kado Misterius 2
87
Secercah
88
Tidak
89
Berbicara
90
Pikiran Gamang
91
Tidak Buruk
92
Pemikiran Baru
93
Obsesi
94
Kado Misterius 3
95
Kado Misterius 4
96
Pertemanan
97
Naluri
98
Hardik
99
Antisipasi
100
Menguji
101
Nyeri Asing 2
102
Muram
103
Mendukung?
104
Terngiang
105
Istri Suci
106
Melawan
107
Melakukan Lagi
108
Hormon Pelukan
109
Memuji
110
Setia?
111
Dikit?
112
Besok!
113
Diam
114
Merasa Terancam
115
Hati Sakit
116
Terbakar
117
Terluka
118
Kalau Saja
119
Bertengkar
120
Tidak Lagi Menginginkan
121
Ibu
122
Gugup
123
Kepedulian
124
Menjauh
125
Ketakutan
126
Tak Berdaya
127
Tidak Menduga
128
Menangis
129
Merajuk
130
Hangat
131
Mencari Tahu
132
Merasa Hampa
133
Nurani
134
Berhutang Penjelasan
135
Penghiburan
136
Evans Itu Baik!
137
Hati
138
Menyayangkan
139
Pikiran Alexa
140
Soal Hubungan
141
Terkejut
142
Melindungi
143
Berat Hati
144
Perasaan Erika
145
Harga Diri?
146
Misi
147
Caranya
148
Bayangan Ancaman
149
Janji
150
Rekaman
151
Bertemu
152
Memelas Cinta
153
Wanita Kedua (1)
154
Rasa yang Memudar
155
Mencoba Menolak
156
Aku Bahagia Sekali
157
Lamaran
158
Galau
159
Menikah
160
Malam Indah
161
Rasanya Menikah?
162
Tidak Sabar
163
Bulan Madu
164
Penilaian yang Menyakitkan
165
Perasaan Seorang Istri (1)
166
Kekanakan
167
Hukuman
168
Perasaan
169
Bukan Apa-Apa?
170
Wanita Kedua (2)
171
Tidak Bisa
172
Wanita Kedua (3)
173
Ingatan Aldrich
174
Tertekan
175
Perasaan Seorang Istri (2)
176
Cinta, ya Cinta
177
Dihina
178
Wanita Kedua (4)
179
Haruskah Pasrah?
180
Keputusan Alexa 1
181
Keputusan Alexa 2
182
Kehidupan Lisa
183
Perasaan Lisa
184
Tanpa Paksaan
185
Bahagia
186
Berharap Lagi
187
Upaya Danish
188
Takut Hamil
189
Apakah Ada Bayi?
190
Marah
191
Akhirnya?
192
Tidak Nyaman
193
Ide
194
Sandiwara
195
Pengumuman
196
Apa?
197
Terasa Berbeda
198
Penasaran
199
Hasil Ujian?
200
Perasaan Sedih
201
Terpaku
202
TAMAT
203
EPILOG
204
Pengumuman Penting!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!