Part 18

Banyu mengembuskan napasnya perlahan, mengurangi rasa gugup yang menyerangnya saat ini. Jarinya mengetuk-ngetuk meja sembari menunggu seseorang. Sesekali ia melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangannya.

Waktu sudah semakin petang. Suasana kafe 'pun semakin ramai. Para pemuda pemudi mulai berdatangan memenuhi kursi kafe di sana. Sudah dua puluh menit ia menunggu, tapi seseorang itu belum juga datang. Pria itu hendak menelepon orang tersebut, namun ia urungkan tatkala ia melihat seseorang yang ia tunggu sudah berada di ambang pintu masuk. Dengan segera Banyu melambaikan tangannya.

"Maaf terlambat," ujarnya sembari duduk di depan pria itu.

"Huh, kerjaan aku hari ini sangat banyak," keluhnya. Kemudian ia memesan secangkir kopi seperti pria yang ada di hadapannya.

"Maaf aku tidak menjemput kamu," ucap Banyu sedikit menyesal.

"Tidak apa, lagi pula tempat ini sangat dekat dengan kantorku," gadis itu menyesap kopinya yang baru saja datang. "By the way, kamu mau ngomong apa? Aku juga ada yang mau aku sampaikan ke kamu," lanjut gadis itu setelah meletakkan kembali cangkirnya. Seutas senyum cantik ia lemparkan pada pria itu.

Jantung Banyu terasa berdetak lebih cepat lagi. Tenggorokannya terasa tercekat, suaranya seakan tidak bisa keluar saat ini. Tapi mau tidak mau ia harus tetap menyampaikan semua ini.

Banyu merogoh waist bag yang mengalung di dadanya. Kemudian mengambil sesuatu dan menyodorkannya kepada gadis itu.

Celin mengernyitkan dahinya melihat sebuah kertas berwarna biru tua, dengan tulisan berwarna emas yang Banyu sodorkan padanya. Keningnya semakin mengerut saat ada dua nama yang tertera dihalaman depan kertas itu.

'Banyu & Jingga'

"Nyu, apa maksud kamu?." Matanya mulai memanas, ia tahu betul kertas apa itu. Tapi ada apa ini? Kenapa nama gadis lain yang tertulis di sana.

Banyu memalingkan wajahnya, tak sanggup melihat kekecewaan yang dipancarkan oleh Celin.

"Banyu lihat aku! Apa maksud semua ini, Nyu?" tanyanya lagi. Kali ini ia sudah tidak bisa membendung air matanya.

"Cel, kamu tenang dulu, biar aku jelasin." Banyu mencoba menenangkan Celin saat semua mata mulai memandangi mereka.

Banyu mengambil beberapa uang dari dompetnya, menaruhnya ke atas meja, kemudian mengajak Celin keluar dari kafe tersebut dan membawanya ke sebuah taman yang tak jauh dari sana.

Banyu menghela napasnya sebelum menjelaskan semuanya pada gadis ini.

"Maafkan aku, Cel." Kata pertama yang ia keluarkan tentu tak membuat Celin tenang.

"Bunda menyuruhku untuk segera menikah, maka dari itu aku melamarmu kapan hari itu." Banyu menjeda kalimatnya sejenak.

"Tapi sayangnya kamu masih menolak. Dan pada akhirnya Bunda memberiku pilihan." Banyu terdiam kembali, menatap Celin yang masih mendengarkan apa yang akan ia ucapkan.

"Dua hari setelah aku melamar kamu, Bunda menyuruh aku untuk menghubungi kamu dan menanyakan itu kembali, jika dalam waktu dua puluh empat jam aku tidak memberikan jawaban pada Bunda, maka aku harus menerima perjodohan dari Bunda,"

Dan saat itu, aku mencoba menghubungi kamu berkali-kali, tapi kamu sama sekali tidak bisa dihubungi. Pada akhirnya aku harus menyerah, dan menerima tawaran Bunda," jelas Banyu panjang lebar.

"Kenapa kamu tidak mencariku di rumah, atau kantor?" tanya Celin tanpa memandang Banyu.

Banyu terdiam. Bagaimana ia tidak kepikiran untuk itu.

"Aku terlalu tertekan saat itu, aku tidak bisa berpikir jernih, aku bingung," jelas Banyu.

Tidak ada reaksi apapun dari Celin. Ia hanya memandang lurus ke depan dengan air mata yang berjatuhan.

Banyu memegang kedua tangan Celin. "Cel, aku minta maaf untuk ini. Mungkin ini sudah jalan Tuhan. Ku mohon jangan pernah membenciku."

Celin tak menjawab, ia semakin terisak dengan apa yang Banyu katakan. Dadanya terasa sesak. Ia tidak terima dengan semua ini, tapi ia bisa apa?. Celin menangis, wajahnya ia tutupi dengan kedua tangannya. Apa salahku Tuhan. Jeritnya dalam hati. Sedetik kemudian ia merasakan sebuah tangan melingkari tubuhnya, ia bisa menciun aroma parfum Banyu yang begitu menyengat.

Banyu mengusap punggung Celin. Ia bisa merasakan kesedihan Celin. Hatinya juga hancur, tapi ia bisa apa.

"Maafkan aku," ucapnya sekali lagi dengan suara bergetar.

*

*

*

Tak jauh beda dengan Celin, saat ini Kikan juga tengah terpuruk dengan adanya undangan berwarna biru itu.

Deva sebagai sahabat tentu tahu, apa yang Kikan rasakan saat ini. Ia hanya bisa merengkuh gadis itu, menenangkannya ke dalam dekapannya.

"Udah Ki, jangan nangis terus." Deva mengusap lengan Kikan, menyalurkan kekuatan dari sana. Ia tahu gadis ini begitu mencintai Banyu. Ia sering merasa iba, karena Banyu tak pernah melirik Kikan untuk dijadikan kekasih. Meskipun begitu tapi, rasa sayang Banyu kepada Kikan jauh lebih besar daripada rasa sayangnya untuk para mantan pacarnya dulu.

"Kenapa, Dev? Kenapa Banyu nggak pernah ngelihat gue? Apa kurangnya gue?" Kikan masih menangis. Tak sanggup mendengar kabar bahagia sahabatnya itu. Mungkin terdengar jahat, tapi itulah yang hatinya rasakan saat ini.

"Lo nggak kurang, Ki. Tapi mungkin karena Tuhan emang nggak ngejodohin kalian. Lo gadis paling beruntung yang bisa selalu dapet perhatian dari Banyu, yang bisa selalu deket sama dia. Lo harusnya bersyukur akan itu. Dan mungkin lo emang ditakdirkan untuk orang lain." Deva mengusap air mata Kikan yang masih saja membasahi pipinya.

"Lo gadis cantik, lo gadis yang kuat, dan juga pinter. Pasti banyak yang suka sama lo di luar sana tanpa lo ketahui."

Tangis Kikan mulai berhenti.

"Biasanya lo kalau habis nangis gini pasti laper," goda Deva.

Kikan memukul lengan pria itu dengan mengerucutkan bibirnya.

Deva terkekeh. "Lo laper nggak? Mau gue masakin sesuatu?" tanya Deva dengan seulas senyum yang begitu tampan. Ia beranjak berdiri dan menuju dapur.

"Kulkas lo kosong, Ki." Teriak Deva dari dapur. Tak berapa lama, Kikan mendekat.

"Iya, gue lupa belum belanja," jawabnya.

"Ya udah, kita supermarket sekarang, sekalian jalan-jalan."

Kikan mengangguk. Ia kemudian pamit untuk mencuci muka dan berganti pakaian.

Tak butuh waktu lama, mereka berdua sudah berjalan menjauhi flat milik Kikan.

Kikan melirik Deva, ia bersyukur masih memiliki pria ini yang selalu ada untuknya selain Banyu. Terutama saat ia sedang menangisi Banyu. Deva satu-satunya orang yang tahu bagaimana perasaannya pada Banyu.

*

*

*

Berbeda dengan Banyu yang dengan berani mengungkapkan semuanya pada Celin. Jingga lebih memilih mendiamkan Kevin, dan menitipkan undangan pernikahannya pada kedua sahabatnya beserta undangan teman-temannya yang lain. Ia bahkan tak membalas setiap pesan yang Kevin kirimkan dan tidak mengangkat panggilan suara dari kekasihnya itu.

Jingga tidak peduli bagaimana keadaan Kevin saat ini. Yang terpenting sekarang ia hanya ingin menenangkan diri dan menguatkan hati. Ia tidak ingin terlarut dengan apa yang terjadi saat ini. Jingga sudah memasrahkan semuanya pada Tuhan akan kehidupannya dimasa depan.

Jangan lupa like dan komen

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

penyelesaian Masalah antara yg dah dewasa Ama yg msh otw dewasa.. KL banyu to the point kalo jingga lebih baik diam dan kabur

2023-05-29

0

Lily Miu

Lily Miu

untuk deva mungkin hehehe

2023-03-19

0

Lily Miu

Lily Miu

hehehe udah.takdirnya dr author🤭

2023-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Ekstra Part 1
93 Ekstra Part 2
94 Ekstra Part 3
95 Ekstra Part 4
96 Ekstra Part 5
97 Pengumuman
98 Ekstra Part 6
99 Ekstra Part 7
100 Ekstra Part 8
101 Ekstra Part 9
102 Ekstra Part 10
103 Season 2: Blurb
104 Seasons 2: Bab 1
105 Season 2 : Bab 2
106 Seasons 2 : Bab 3
107 Season 2 : Bab 4
108 Season 2 : Bab 5
109 Season 2 : Bab 6
110 Season 2 : Bab 7
111 Season 2 : Bab 8
112 Season 2 : Bab 9
113 Season 2 : Bab 10
114 Season 2 : Bab 11
115 Season 2 : Bab 12
116 Season 2 : Bab 13
117 Season 2 : Bab 14
118 Season 2 : Bab 15
119 Season 2 : Bab 16
120 Season 2 : Bab 17
121 Season 2 : Bab 18
122 Season 2 : Bab 19
123 Season 2 : Bab 20
124 Season 2 : Bab 21
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Ekstra Part 1
93
Ekstra Part 2
94
Ekstra Part 3
95
Ekstra Part 4
96
Ekstra Part 5
97
Pengumuman
98
Ekstra Part 6
99
Ekstra Part 7
100
Ekstra Part 8
101
Ekstra Part 9
102
Ekstra Part 10
103
Season 2: Blurb
104
Seasons 2: Bab 1
105
Season 2 : Bab 2
106
Seasons 2 : Bab 3
107
Season 2 : Bab 4
108
Season 2 : Bab 5
109
Season 2 : Bab 6
110
Season 2 : Bab 7
111
Season 2 : Bab 8
112
Season 2 : Bab 9
113
Season 2 : Bab 10
114
Season 2 : Bab 11
115
Season 2 : Bab 12
116
Season 2 : Bab 13
117
Season 2 : Bab 14
118
Season 2 : Bab 15
119
Season 2 : Bab 16
120
Season 2 : Bab 17
121
Season 2 : Bab 18
122
Season 2 : Bab 19
123
Season 2 : Bab 20
124
Season 2 : Bab 21

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!