Part 4

"Banyu lo kok diem aja sih digituin sama tu bocah, dituduh yang enggak-enggak, terus kenapa lo enggak ngomong aja kalau lo itu pemilik cafe ini." Ucap Kikan kesal dengan tingkah Banyu yang diam saja saat dituduh oleh seorang laki-laki yang usianya dibawah mereka.

"Udahlah Ki, biarin aja, enggak penting juga gue ngeladenin bocah kayak gitu" Banyu pergi meninggalkan Kikan sahabatnya yang masih diam mematung ditempatnya.

Kikan adalah sahabat Banyu dari SMP, dia bekerja di cafe Banyu sebagai kasir karena sudah sangat dipercaya oleh Banyu.

Banyu kembali ke dapur, ia membuat lagi minuman yang ia tumpahkan tadi. Ia memberikan minuman tersebut pada salah satu karyawannya untuk diberikan pada pelanggan yang tadi memesannya.

Banyu kemudian masuk ke dalam ruang kerjanya, ia ingin mengistirahatkan dirinya yang tiba-tiba merasa lelah. Ia merebahkan dirinya di atas kasur empuk yang ia sediakan di dalam ruang kerjanya. Ia memandang langit-langit ruangan tersebut, lalu mengembuskan napasnya kasar, ia masih sangat ingat kejadian tadi malam di mana Celin kembali menolak lamarannya. Ia sangat kecewa dengan penolakan Celin, ia merasa Celin tidak benar-benar mencintainya.

Banyu tiba-tiba teringat dengan pesan terakhir sang kakek seminggu sebelum beliau pulang kepada sang Pencipta tepatnya empat tahun yang lalu.

"Rega, Banyu, Dika. Kemarilah!" seorang pria berusia hampir satu abad memanggil ketiga cucunya untuk mendekat.

Ketiga cucu itu mendekat setelah menyeka air mata yang sedari tadi menetes. Mereka tahu, mereka akan kehilangan kakek mereka. Kakek yang selalu menyayangi mereka dari kecil, yang tidak pernah membedakan mereka satu sama lain. Hingga saat mereka melihat sang kakek yang terbujur lemah membuat mereka tak kuasa menahan tangis, ego sebagai lelaki yang selalu disanjung dengan kuatnya hati telah pergi. Mereka sama sekali tidak malu memperlihatkan kelemahan mereka saat ini.

Kakek itu mengelus kepala cucunya secara bergantian.

"Kakek punya permintaan untuk kalian" ucapnya lirih.

Mereka bertiga hanya mengangguk, menahan setiap air mata yang hendak mengalir lagi.

"Kakek minta kalian menikah diusia dua puluh enam tahun, jangan kurang dan jangan lebih." Sejenak ia terdiam kemudian tersenyum.

"Usia dua puluh enam adalah usia yang tepat untuk seorang laki-laki bila ingin menikah. Laki-laki bisa berlaku dewasa saat usia mereka menginjak dua puluh enam tahun." Ia mengembuskan napasnya perlahan, merasakan rasa sesak yang ia derita.

"Kalian faham?" kakek itu menatap mata cucunya satu persatu.

Tidak ada yang bisa bersuara, hanya anggukan kepala yang mereka berikan. Kemudian mereka disuruh keluar oleh sang ibu, karena kakek harus beristirahat lagi.

Dan pesan itu benar-benar dilaksanakan oleh ibunda Banyu. Kakaknya yang bernama Rega menikah pada usia dua puluh enam tahun. Adiknya yang saat ini berusia dua puluh lima tahun juga sudah mempersiapkan pernikahannya. Tinggal Banyu saja, ia yang sudah berusia dua puluh delapan tahun masih saja belum ada tanda-tanda akan melaksanakan pernikahan. Ibunya sudah mewanti-wanti untuk segera mempersunting kekasihnya itu, tapi hasilnya masih sama saja.

Banyu memejamkan matanya, kemudian mencoba untuk tidur. Ia ingin mengistirahatkan pikirannya terlebih dahulu.

......................

Jingga turun dari taksi, ia memasuki rumah yang ia tinggali sedari kecil.

Kaki kecil Jingga membelok ke arah dapur. Ia merasa sangat haus, karena ia memang belum minum apapun sedari tadi. Dari pintu dapur ia bisa melihat sosok kakaknya yang sedang makan siang. Dengan malas ia melangkah masuk dan mengambil minuman dari dalam kulkas.

"Eh adek" seru Irena saat melihat adiknya masuk ke dalam dapur.

Tidak ada jawaban apapun dari Jingga, bahkan ia sama sekali tidak menoleh pada kakaknya.

"Gimana hubungan lo sama Kevin?" tanya Iren dengan senyum yang tidak bisa diartikan.

"Bukan urusan lo" ketus Jingga, dengan segera ia keluar dari dapur. Namun langkahnya terhenti saat mendengar ucapan dari kakaknya.

"Heh Ji, lo tu nyadar dong, cewek kayak lo itu gak pantes pacaran sama Kevin" ia kembali mengunyah makanannya.

"Kevin itu terlalu famous buat lo yang cuma butiran debu!"

"Dia itu pantesnya sama gue yang sama-sama jadi primadona kampus" ucapnya lagi dengan nada mengejek.

Sudahlah Jingga sudah tidak tahan dengan kakaknya ini, ia berlalu ke kamarnya di lantai dua di sisi paling ujung.

Jingga merebahkan badannya di atas kasur. Ia berusaha menguatkan diri. Kakanya memang selalu seperti itu, dia selalu iri dengan apapun yang Jingga miliki, padahal kakaknya bisa mendapatkan yang lebih dari Jingga.

Gadis cantik itu menghela napasnya, ingin ia kabur saja dari rumah jika tidak mengingat sang papa yang selalu ada untuknya.

Drt..

Drt..

Drt..

Suara ponselnya membuyarkan lamunannya, mengembalikan segala kesadaran yang baru saja melalang buana.

Terlihat nama sang kekasih yang menghubungi dirinya. Ia mencoba menetralkan diri dari setiap amarah yang ia rasakan, kemudian menggeser lambang berwarna hijau untuk menyambungkan telpon.

"Hallo"

"Iya... "

"Yang, kamu masih marah ya sama aku?" terdengar suara kecemasan dari Kevin.

Jingga tersenyum, rasa marahnya seakan tiba-tiba menghilang mendengar suara lirih kekasihnya itu. Seseorang yang terkenal playboy dan pemarah, bisa menjadi pria setia dan sabar saat bersamanya.

"Tadinya iya, sekarang enggak" jawab Jingga lirih, ia tidak ingin kekasihnya tahu bahwa dirinya sedang kacau karena perkataan sang kakak.

Di tempatnya sana Kevin terlihat menghela napasnya lega. Ia kira kekasihnya ini masih marah dengan dirinya. Ia tahu dirinya salah bersikap seperti tadi sore di tempat umum, tapi tidak bisa dipungkiri bila dirinya memang tidak terima jika pujaan hatinya dipegang oleh laki-laki lain.

"Syukurlah kalau kamu udah enggak marah" Kevin tersenyum dari balik ponselnya. Ia kemudian mengalihkan panggilan telponnya menjadi panggilan video, ia ingin melihat kekasih pujaannya itu.

Nampak wajah cantik alami Jingga terhiasi sebuah senyuman yang sangat indah. Membuat Kevin semakin jatuh cinta.

"Kok dialihin video sih, kan aku malu belum mandi" ucapnya sembari menutupi wajahnya dengan satu tangan.

"Lah, kalau malu harusnya tadi reject aja yang" jawabnya dengan terkekeh geli.

Jingga memasang wajahnya cengo, benar juga apa kata Kevin, kalau malu bisa direject. Sedetik kemudian ia tertawa terbahak-bahak.

"Kamu tetep cantik kok walaupun belum mandi" rayu Kevin. Dia ini rajanya merayu wanita. Siapapun wanita yang ia temui pasti akan dirayu. Tapi semua itu berhenti saat ia bertemu dengan Jingga, gadis cantik nan polos itu seperti mengalihkan dunianya. Dia bisa berubah 180 derajat saat bersama gadis itu. Tidak ada Kevin yang playboy, dan tidak ada Kevin pemarah. Entahlah dia benar-benar mencintai gadisnya satu ini. Dia bisa melakukan apapun demi Jingga.

Jingga menutup wajahnya kembali.

"Yang... "

"Hmm.. " Jingga hanya berani bergumam saja, tidak berani menatap wajah tampan pria yang sudah menaklukkan hatinya.

"Kok masih ditutup sih wajahnya" Kevin pura-pura merajuk.

"Aku tutup aja deh telponnya" ucapnya kesal.

Seketika itu juga Jingga menatap wajah tampan kekasihnya melalui layar ponsel. Ia jadi teringat ucapan kakaknya tadi. Kevin terlalu famous untuk dia yang hanya bagaikan butiran debu di kampus. Ia jadi merasa malu.

"Kamu cantik kalau gini" ucap Kevin merayu, satu senyuman tampan ia berikan kepada Jingga.

"Ih udah jangan ngrayu terus!" Jingga mengerucutkan bibirnya membuat gemas Kevin yang berada di sebrang sana.

"Iya-iya, besok aku jemput ya"

Jingga mengangguk. Setelah itu Jingga berpamitan untuk mematikan panggilan video mereka, karena ia ingin mandi dan Kevin menyetujuinya.

Terpopuler

Comments

Tatoe Ngapak

Tatoe Ngapak

uuuui iihi hh hbbiiib IB

2023-01-07

0

Tatoe Ngapak

Tatoe Ngapak

Ihsan bb

2023-01-07

0

Yulia Novita

Yulia Novita

nggak bisa gitu juga kek, jodoh juga sdh ada yg mengatur....nggak bisa netapin gitu aja kek

2022-07-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Ekstra Part 1
93 Ekstra Part 2
94 Ekstra Part 3
95 Ekstra Part 4
96 Ekstra Part 5
97 Pengumuman
98 Ekstra Part 6
99 Ekstra Part 7
100 Ekstra Part 8
101 Ekstra Part 9
102 Ekstra Part 10
103 Season 2: Blurb
104 Seasons 2: Bab 1
105 Season 2 : Bab 2
106 Seasons 2 : Bab 3
107 Season 2 : Bab 4
108 Season 2 : Bab 5
109 Season 2 : Bab 6
110 Season 2 : Bab 7
111 Season 2 : Bab 8
112 Season 2 : Bab 9
113 Season 2 : Bab 10
114 Season 2 : Bab 11
115 Season 2 : Bab 12
116 Season 2 : Bab 13
117 Season 2 : Bab 14
118 Season 2 : Bab 15
119 Season 2 : Bab 16
120 Season 2 : Bab 17
121 Season 2 : Bab 18
122 Season 2 : Bab 19
123 Season 2 : Bab 20
124 Season 2 : Bab 21
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Ekstra Part 1
93
Ekstra Part 2
94
Ekstra Part 3
95
Ekstra Part 4
96
Ekstra Part 5
97
Pengumuman
98
Ekstra Part 6
99
Ekstra Part 7
100
Ekstra Part 8
101
Ekstra Part 9
102
Ekstra Part 10
103
Season 2: Blurb
104
Seasons 2: Bab 1
105
Season 2 : Bab 2
106
Seasons 2 : Bab 3
107
Season 2 : Bab 4
108
Season 2 : Bab 5
109
Season 2 : Bab 6
110
Season 2 : Bab 7
111
Season 2 : Bab 8
112
Season 2 : Bab 9
113
Season 2 : Bab 10
114
Season 2 : Bab 11
115
Season 2 : Bab 12
116
Season 2 : Bab 13
117
Season 2 : Bab 14
118
Season 2 : Bab 15
119
Season 2 : Bab 16
120
Season 2 : Bab 17
121
Season 2 : Bab 18
122
Season 2 : Bab 19
123
Season 2 : Bab 20
124
Season 2 : Bab 21

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!