Part 10

"Nah itu putraku" tunjuk wanita itu pada putranya.

"Selamat sore bunda, tante" sapa pria itu pada ibu dan temannya.

"Kenalkan ini Banyu, putra kedua ku" bunda Ika menggandeng tangan Banyu layaknya sepasang kekasih.

"Oh, iya putramu tampan sekali" puji mama Kiran. Ia kemudian menyuruh Banyu untuk duduk bersama mereka.

Mama Kiran nampak terpesona dengan Banyu. Pria itu terlihat sangat tampan, sangat jauh dari Kevin yang sedang diincar putri pertamanya. Ia jadi merasa tidak dirugikan dengan menerima perjodohan yang temannya ini tawarkan, karena keluarga Banyu terkenal keluarga kaya. Ayahnya seorang pemimpin perusahaan besar yang ada di Indonesia.

Mama Kiran mulai mendekatkan diri, ia berbasa-basi, bertanya usia dan riwayat pendidikannya. Sudah seperti interview kerja saja. Hingga pertanyaannya yang terakhir membuat dirinya terkejut dengan jawaban Banyu.

"Ee.. Ngomong-ngomong nak Banyu kerjanya apa?" tanyanya.

Banyu tersenyum, "saya kerja di cafe tan" jawabnya.

"Oh nak Banyu punya cafe?" tanyanya lagi antusias.

"Bukan tan" jawab Banyu membuat bunda Ika menoleh. Wanita yang telah melahirkan Banyu itu bingung kenapa anaknya menjawab seperti itu.

"Saya cuma karyawan biasa." Banyu mengedipkan sebelah matanya pada bunda Ika, dan bunda Ika mengerti maksud Banyu. Bunda Ika pun membuka suara setelah mama Kiran bertanya, mencari kebenaran.

"Iya Ran, Banyu ini tidak mau menggunakan kekayaan ayahnya. Dia enggak mau kerja di perusahaan ayahnya, males katanya mikir yang berat kayak gitu. Enak jadi karyawan biasa." jawab bunda Ika.

"Ohh, aku kira dia pemimpin anak cabang perusahaan suamimu." Mama Kiran terlihat berbeda setelah mendengar pekerjaan Banyu.

Setelah itu bunda Ika berpamitan pada mama Kiran untuk pulang, karena hari sudah semakin sore.

***

Saat ini Banyu dan sang bunda berada di jalan raya. Saat berhenti di lampu merah bunda Ika bertanya kepada Banyu.

"Banyu, kamu itu kenapa sih kalau ditanya orang selalu jawabnya gitu" tanya bunda Ika, kepalanya ia senderkan pada pundak kokoh putranya.

"Kayak gitu gimana sih bun?" tanya Banyu.

"Ya gitu, enggak pernah ngaku kalau kamu itu punya cafe sama restoran, selalu bilangnya karyawan biasa" jelas bunda Ika.

"Iya aku pengennya gitu kok" jawab Banyu, tangannya mulai menarik tuas gas motor, karena lampu sudah hijau kembali.

"Ya jangan gitu, kan kamu bohong jadinya." Bunda Ika sebenarnya bingung ada apa dengan putranya ini, kenapa tidak pernah mengakui kekayaan yang ia miliki sendiri, selalu merendah dihadapan orang lain.

Banyu tidak menanggapi ocehan bundanya, ia lebih memilih fokus menyetir agar segera sampai di rumah.

***

Bunda Ika menyerahkan helm yang tadi ia pakai kepada Banyu setelah mereka sampai di rumah. Kemudian bunda Ika masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.

"Om Bi... " teriak seorang gadis kecil dari dalam rumah saat melihat om-nya datang. Gadis kecil itu berlari mendekat kepada omnya itu. 'Bi' adalah panggilan kesayangan dari keponakan Banyu.

Banyu dengan sigap menggendong anak dari kakaknya ini.

"Hai my queen" Banyu menciumi wajah gadis kecil yang ada dalam dekapannya itu. Gadis kecil itu memberontak tidak ingin dicium.

"Stop om... Stop" pekiknya.

Banyu tertawa. "Bagaimana kabarmu queen? Apa kau tidak rindu dengan om?" tanya Banyu sembari membawa keponakannya yang bernama Sheila itu duduk.

"Aku sangat rindu dengan om" jawabnya.

"Kenapa kamu tidak pernah mengunjungi apartemen om, hmm?" tanya Banyu, tangannya mengelus puncak kepala keponakannya.

"Mommy Ama bilang, om Bi sedang sibuk, jadi Shei tidak boleh ke sana, takut mengganggu" jawabnya polos.

"Oh ya?"

Shei mengangguk polos.

"Om Bi, aku punya ikan baru. Apa om Bi mau lihat?" tanya gadis itu penuh harap.

"Tentu" Banyu berdiri dari duduknya mengikuti langkah kecil sang keponakan.

Sore itu Banyu habiskan bersama putri sulung kakaknya.

Malam hari...

Semua nampak berkumpul di ruang makan. Mereka tersenyum senang melihat adanya Banyu di antara mereka. Sudah hampir satu bulan ini Banyu tidak pulang ke rumah, karena kesibukannya dengan cafe baru miliknya.

"Minggir lu Dik" usir Banyu pada sang adik yang duduk bersebelahan dengan sang bunda.

Dika berdecak, selalu saja, batinnya. Tapi ia tetap saja bergeser ke kursi lain.

"Karena gue adek yang baik, dan karena lo juga udah lama enggak pulang gue ngalah, bunda milik lo hari ini." Ucapnya ketus.

Semua yang ada di ruang makan tertawa mendengar ucapan Dika si bungsu.

Banyu duduk di sebelah sang bunda. Berhadapan dengan kakak iparnya yang kebetulan adalah kakak kelasnya di SMA.

Hening tercipta saat semua sudah mulai memasukkan nasi ke dalam mulut mereka. Tidak ada yang berbicara, hanya suara tabrakan antara sendok dan piring saja yang berisik. Ayah liyas tidak suka jika ada yang berbicara saat makan. Bahkan Sheila pun sudah diajari untuk duduk diam saat sedang makan.

Makanan di piring ayah Liyas sudah tandas, ia melirik ke arah kakak Banyu, Rega, yang masih setia menyantap karbohidratnya. "Nanti setelah selesai kamu temui ayah di ruang kerja" ucap ayah Liyas pada Rega, dan hanya mendapat jawaban anggukan.

"Aku enggak yah?" tanya Banyu yang sedang minum.

"Kamu nanti saja" ucapnya sambil tersenyum. Ayah Liyas berlalu dari ruang makan, meninggalkan mereka yang belum selesai.

Banyu juga pergi meninggalkan ruang makan setelah ayah Liyas, ia duduk di depan Tv dan menyalakannya untuk menghilangkan rasa bosannya.

Tak lama kemudian ia melihat sang bunda masuk ke dalam kamarnya. Ini saatnya bermanja, gumamnya. Kesempatan yang selalu ia gunakan saat di rumah adalah bermanja pada sang bunda.

Banyu masuk ke dalam kamar sang bunda tanpa mengetuk pintu, ia melihat isi ruangan tersebut, tidak ada bundanya. Ia duduk di sisi ranjang kamar, matanya menelisik setiap barang yang ada di sana, semua masih sama seperti dulu tidak ada yang berubah.

"Astaga" Bunda Ika memegangi dadanya, ia terkejut adanya Banyu di dalam kamarnya. Ia baru saja keluar dari kamar mandi untuk berganti pakaian dan siap-siap untuk tidur.

"Dasar anak nakal, tidak ketuk pintu dulu kalau masuk ke dalam kamar orang, kebiasaan!!" sungut bunda Ika, kesal.

Kebiasaan buruk Banyu adalah masuk ke dalam kamar orang lain tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dulu sampai pernah saat sang kakak masih menjadi pengantin baru, ia membuka pintu saat mereka sedang bercumbu, membuat Rega marah bercampur malu.

Bunda Ika duduk bersandar pada kepala ranjang, matanya menatap lekat wajah Banyu. "Kamu mau apa hm?" pancing bunda Ika. Ia tahu putranya ini pasti ingin bercerita.

Banyu mengedikkan bahunya dan menggeleng. Banyu merebahkan tubuhnya di atas ranjang sang bunda, meletakkan kepalanya di paha wanita yang sudah melahirkannya.

Bunda Ika mengelus kepala putra keduanya. Putranya yang sudah dewasa, tapi bersikap manja hanya pada dirinya saja.

"Bagaimana hubunganmu dengan Celin?" tanyanya.

"Tidak ada masalah" jawab Banyu, matanya terpejam merasakan hangatnya sentuhan tangan sang ibu yang ia rindukan selama satu bulan ini.

"Apa dia mau menikah dalam waktu dekat?" pertanyaan yang selalu bunda Ika tanyakan saat Banyu berada di rumah.

Banyu menggelengkan kepalanya, matanya masih terpejam enggan untuk terbuka.

Bunda Ika mengembuskan napasnya pelan. Jawaban yang sama saat ia bertanya. Dulu bunda Ika masih bisa bersabar, tapi sepertinya tidak untuk kali ini. Bukan bunda Ika tidak suka dengan Celin, bahkan bunda Ika menyukai gadis mandiri dan dewasa itu. Tapi tiba-tiba hatinya terpaut dengan gadis lain. Ia bahkan sudah menawarkan sebuah perjodohan kepada ibu gadis itu.

"Bunda tidak bisa menunggu lebih lama nak.. " ujarnya pelan. Tapi tersirat akan sebuah makna.

Mata Banyu terbuka, ia menatap mata kecewa dari bundanya.

"Bunda tidak bisa mengabaikan pesan kakek lebih lama nak..."

"Apa bunda tidak mau menunggu Celin?" sahut Banyu.

"Jika usiamu masih dua puluh lima tahun, bunda akan sangat siap menunggu Celin. Dia gadis yang baik, dia dewasa, cantik, dan juga mandiri. Tidak ada seorang ibu yang tidak suka dengan Celin, dia gadis yang sangat sempurna. Tapi untuk kali ini bunda tidak ingin menunggu lebih lama lagi sayang."

Banyu terdiam, matanya memandang kosong pada langit-langit kamar. Apa ini alasan kenapa tiba-tiba tadi dirinya berbicara seperti itu pada Celin. Hatinya dan sang bunda sangat terikat kuat.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, terlihat ayah Liyas masuk ke dalam sana. "Kenapa kamu ini beda sekali saat di rumah dan di luar rumah?" tanya ayah Liyas dengan nada bercanda.

Banyu mengerutkan keningnya, tidak tahu maksud dari sang ayah.

"Berbeda bagaimana maksud ayah?"

"Kau ini kalau di luar rumah bersikap seperti pria dewasa, tapi saat di rumah sikapmu seperti bocah berusia lima tahun, selalu bermanja dengan bundamu" ujarnya sambil tertawa mengejek.

Banyu berdecak, "ck.. Bukankah ayah juga sudah tua? Kenapa masih saja bermanja dengan bunda?" balas Banyu dengan muka tak kalah mengejek.

"Heh, anak nakal. Jika ayah tidak bermanja dengan bundamu bagaimana kau bisa ada di dunia ini" jawab ayah Liyas kesal. Ia menghampiri putranya yang masih setia merebahkan kepalanya di paha sang istri. Tangannya memukul kaki Banyu, bermaksud mengusir.

"Sana, waktu kamu sudah habis" ucapnya.

Banyu bangun dari tidurnya, ia duduk dan memandangi ayahnya. "Menyebalkan," gumamnya. Ia mengecup pipi sang bunda. "Good night bun." Banyu keluar dari kamar orang tuanya.

"Apa yang kalian bicarakan? Celin?" tebak ayah Liyas mendapat anggukan dari bunda Ika.

"Apa dia masih belum bisa menikah dalam waktu dekat?" Bunda Ika mengangguk lagi. Ayah Liyas menghela napasnya. "Pesan ayah sudah Banyu abaikan selama dua tahun." ujarnya dengan perasaan menyesal. Pasalnya Banyu adalah cucu kesayangan sang kakek, dan sekarang malah dia yang mengabaikan pesan dari sang kakek. Bukan mengabaikan, tapi ia hanya menunggu kekasih hatinya siap untuk dinikahi. Tapi sampai sekarang 'pun dia belum siap. Tentu ayah Liyas dan bunda Ika yang merasa kebingungan dengan semua itu.

"Kita tidak bisa menunggu lebih lama." Ujarnya penuh penekanan.

"Bunda tahu itu" jawab bunda Ika.

"Bunda ingin menjodohkan Banyu saja, dengan putri teman bunda." Usulnya.

"Apa kamu sudah bertemu dengan gadis itu?" tanya ayah Liyas.

"Sudah, dan bunda jatuh cinta dengannya. Bunda sangat suka dengan gadis itu. Meskipun bunda baru pertama kali bertemu dengan dia, tapi bunda merasa sangat suka dengan dia." Jelas bunda Ika, ia tersenyum membayangkan wajah gadis itu.

"Apa bunda membicarakan ini dengan Banyu?." Bunda Ika menggeleng.

"Bunda akan segera bertanya pada Banyu. Teman bunda sudah setuju juga dengan perjodohan ini." Jawab bunda Ika.

"Baiklah, jika Banyu mau maka ayah akan mendukung." Ucap ayah Liyas sebelum mengajak sang istri menutup mata mereka

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

hrs celin ngk marah kalo banyu nikah Ama yg lain toh dia kan dah dilamar tp nolak

2023-05-29

1

Lily Miu

Lily Miu

hahaha bagus

2023-03-19

1

Atha 😘😘

Atha 😘😘

💪💪💪💪🆗🆗🆗🆗👍👍👍👍

2022-06-23

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Ekstra Part 1
93 Ekstra Part 2
94 Ekstra Part 3
95 Ekstra Part 4
96 Ekstra Part 5
97 Pengumuman
98 Ekstra Part 6
99 Ekstra Part 7
100 Ekstra Part 8
101 Ekstra Part 9
102 Ekstra Part 10
103 Season 2: Blurb
104 Seasons 2: Bab 1
105 Season 2 : Bab 2
106 Seasons 2 : Bab 3
107 Season 2 : Bab 4
108 Season 2 : Bab 5
109 Season 2 : Bab 6
110 Season 2 : Bab 7
111 Season 2 : Bab 8
112 Season 2 : Bab 9
113 Season 2 : Bab 10
114 Season 2 : Bab 11
115 Season 2 : Bab 12
116 Season 2 : Bab 13
117 Season 2 : Bab 14
118 Season 2 : Bab 15
119 Season 2 : Bab 16
120 Season 2 : Bab 17
121 Season 2 : Bab 18
122 Season 2 : Bab 19
123 Season 2 : Bab 20
124 Season 2 : Bab 21
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Ekstra Part 1
93
Ekstra Part 2
94
Ekstra Part 3
95
Ekstra Part 4
96
Ekstra Part 5
97
Pengumuman
98
Ekstra Part 6
99
Ekstra Part 7
100
Ekstra Part 8
101
Ekstra Part 9
102
Ekstra Part 10
103
Season 2: Blurb
104
Seasons 2: Bab 1
105
Season 2 : Bab 2
106
Seasons 2 : Bab 3
107
Season 2 : Bab 4
108
Season 2 : Bab 5
109
Season 2 : Bab 6
110
Season 2 : Bab 7
111
Season 2 : Bab 8
112
Season 2 : Bab 9
113
Season 2 : Bab 10
114
Season 2 : Bab 11
115
Season 2 : Bab 12
116
Season 2 : Bab 13
117
Season 2 : Bab 14
118
Season 2 : Bab 15
119
Season 2 : Bab 16
120
Season 2 : Bab 17
121
Season 2 : Bab 18
122
Season 2 : Bab 19
123
Season 2 : Bab 20
124
Season 2 : Bab 21

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!