Part 17

Empat puluh lima menit berlalu dengan begitu cepat. Mobil yang Banyu kendarai telah sampai di depan sebuah butik yang cukup terkenal di kota ini. Butik ini adalah butik langganan keluarga Banyu.

Dua insan yang masih saling menyesuaikan diri itu memasuki butik. Mereka berdua mendapatkan penyambutan yang begitu meriah dari si pemilik butik.

"Banyu, gantengnya tante!" seru seorang wanita sembari merentangkan tangannya, memeluk pria tampan bertubuh tinggi itu dengan sedikit berjinjit.

Banyu terkekeh sembari membalas pelukan dari sahabat bundanya ini. Keluarga mereka memang sangat dekat, jadi tidak aneh jika wanita yang memiliki usia yang sama dengan Bunda Ika itu terlihat begitu akrab dengan Banyu.

Wanita itu menguraikan pelukannya, kemudian mengalihkan perhatian pada sosok gadis yang berdiri di samping Banyu.

"Selamat siang Tante," sapa Jingga, setelah ia sadar bahwa ia sedang diperhatikan.

"Kamu... "

"Saya Jingga, Tan." Jingga tersenyum ramah, membuat wanita bernama Santi mau tak mau ikut tersenyum. Ia bahkan hampir terhipnotis dengan senyum manis Jingga.

"Ah iya, kemarin Ika sudah memberitahu tante tentang kamu. Tapi ya... Maklum udah tua jadi sering lupa," ujar wanita itu sambil tertawa.

"Kamu ternyata lebih cantik daripada foto kamu ya... "

"Kemarin Ika memperlihatkan foto kamu kepada tante," jelas wanita itu saat melihat raut kebingungan Jingga.

Jingga hanya ber oh ria. Ia mengikuti langkah tante Santi menuju sebuah ruangan. Di sana terlihat banyak sekali manekin yang menampilkan gaun pernikahan. Jingga sedikit terpukau melihat deretan gaun yang begitu indah di sana. Mata gadis itu berbinar tatkala ia melihat satu gaun putih yang begitu indah.

"Kamu suka yang itu?"

Jingga menoleh pada Tante Santi, kemudian mengangguk.

"Ini sangat indah menurutku. Apa ini juga rancangan Tante sendiri?," tanya Jingga penasaran.

Tante Santi tertawa. "Tentu, semua yang ada di sini rancangan Tante sendiri," jawab wanita itu.

"Kamu boleh mencoba gaun itu."

Jingga menoleh, menatap dengan tatapan tidak percaya. Ah, ia jadi menyesal telah menyentuh dan memuji gaun itu. Ia tentu saja sungkan mencoba gaun yang sangat indah itu.

"Saya rasa tidak perlu Tan, saya akan memilih yang lain," ucap Jingga tak enak hati.

"Sudahlah coba saja, pegawaiku akan membantumu." Tante Santi memanggil salah seorang pegawainya untuk membantu Jingga mencoba gaun putih yang membuat gadis terkagum tadi.

Jingga tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa pasrah saat ini. Ia 'pun mengikuti pegawai tersebut, menuju sebuah ruang ganti yang tak jauh dari sana.

"Tante suka dengan calon istri kamu, dia baik, sopan, cantik lagi," ujar Tante Santi dengan mata tak lepas memandang sosok Jingga yang tengah masuk ke dalam ruang ganti.

"Jangan disia-siakan Nyu, di era sekarang jarang sekali ada orang yang mau dijodohkan seperti kalian, semua itu mengartikan kalau Jingga itu sosok penurut." Wanita itu mengusap bahu Banyu, "Tante tahu kamu mungkin masih sedikit tidak rela dengan pernikahan ini. Tante tahu bagaimana perasaan kamu, tapi tante harap kamu bisa menghargai Jingga sebagai istri kamu. Dia terlalu baik untuk disakiti."

Banyu sedikit tertegun dengan wejangan dari sahabat bundanya ini. Memang benar masih ada sedikit rasa tidak rela pada dirinya untuk menerima semua ini. Tapi ia juga tidak ingin mengecewakan bundanya. Dan sekarang Banyu hanya bisa tersenyum menanggapi nasehat dari Tante Santi.

*

*

*

*

*

"Makasih, Mas Banyu sudah mau mengantar Jingga pulang," ucap Jingga tulus seraya melepas seatbeltnya.

Setelah mencoba gaun tadi, Banyu memang lebih memilih untuk langsung pulang, karena waktu sudah hampir malam. Ia juga merasa kasihan dengan Jingga yang sudah nampak sangat lelah.

"Tidak perlu berterima kasih, itu sudah tugasku." Banyu membalas senyum tulus Jingga.

"Oh ya, untuk besok kamu mau aku jemput?," tanya Banyu mengingat besok mereka masih harus mengurus beberapa hal untuk pernikahan dadakan mereka.

Jingga nampak berpikir, ia menimbang-nimbang apakah aman jika besok ia dijemput oleh Banyu. Dan sedetik kemudian ia teringat bahwa Kevin memiliki kelas pada siang hari, yang kemungkinan bisa saja Kevin melihat dirinya pulang dengan pria lain.

"Sepertinya tidak perlu Mas, kita ketemuan dilokasi saja," kata Jingga.

"Kenapa?." Kening Banyu berkerut, ada rasa tidak rela Jingga menolak berangkat bersamanya.

"Aku tidak tahu besok bisa keluar jam berapa, karena dosenku ini tidak bisa ditebak jam berapa beliau datang dan pulang." Jingga merutuki dirinya yang dengan beraninya berbohong pada Banyu. Tapi mau bagaimana lagi ia tentu tidak bisa memjawab dengan jujur. Meskipun mereka belum saling mencintai tapi ia tetap harus menjaga perasaan Banyu, calon suaminya.

Banyu mengangguk, "Ya sudah kalau begitu tidak apa-apa."

"Ehm, apa ada lagi yang perlu dibicarakan? jika ada kita bisa berbicara di dalam." Jingga merasa sungkan pada pria itu karena lupa tidak menawarinya untuk mampir tadi.

Tersenyum, Banyu menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, aku juga ingin pulang. Kita lanjutkan besok saja," ujar Banyu.

Setelah itu, Jingga keluar dari mobil Banyu dan berdiri di samping mobil itu hingga mobil Banyu tidak lagi terlihat dihalaman rumahnya.

Jingga menghela napasnya lelah. Kepalanya mendongak menatap langit yang mulai menggelap. Sebulir air mata jatuh membasahi pipinya. Kenapa harus aku yang berkorban?, gumam gadis itu sembari memejamkan matanya.

Merogoh saku celananya, Jingga menyalakan ponsel yang sedari tadi sengaja ia matikan. Ia tidak mau jika harus berbalas pesan dengan Kevin sedangkan ia bersama dengan pria lain yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Huh...

Berbicara tentang Kevin, Jingga masih bingung bagaimana cara memberitahu Kevin tentang semua ini. Dadanya terasa sesak kala mengingat ia harus segera berpisah dengan kekasih pertamanya. Sedih? tentu saja, bagaimana Jingga tidak sedih. Kevin adalah pria pertama yang benar-benar bisa membuat dirinya jatuh cinta. Tentu akan sulit baginya untuk melupakan Kevin.

Jingga masih memandangi ponselnya yang menampakkan puluhan pesan dari Kevin. Tapi ia juga tak berniat untuk membalas.

Mungkin ini cara yang tepat, batin Jingga sembari memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku celananya. Kemudian masuk ke dalam rumah dan beristirahat.

......................

Banyu merebahkan dirinya di atas kasur. Matanya menatap langit-langit kamar apartemennya yang cukup luas. Dalam diam ia berpikir, bagaimana perasaan Celin nantinya saat tahu dirinya akan menikah dengan perempuan lain. Ia juga belum tahu kapan waktu yang tepat untuk memberitahu gadis itu.

Matanya hampir saja terpejam saat tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan malas, Banyu mengambil ponsel yang baru saja ia taruh di atas nakas. Melihat nama yang tertera pada layarnya, membuat Banyu semakin merasa bersalah. Hingga akhirnya ia memilih untuk mendiamkannya hingga ponselnya mati kembali.

Masih dengan kondisi berbaring, Banyu mulai memejamkan mata, berusaha untuk melupakan apapun dan mulai menyelami mimpi.

......................

Beberapa hari terakhir ini Jingga dan Banyu menghabiskan waktu bersama untuk menyiapkan pernikahan mereka. Tapi selama beberapa hari itu juga, Jingga tidak mau berangkat bersama Banyu. Alasannya masih sama, yaitu Kevin.

Namun berbeda dengan hari ini, meskipun enggan, mau tak mau ia harus berangkat bersama Banyu, karena itu perintah Bunda Ika. Jingga hanya bisa pasrah saat calon mertuanya mengatakan, "pokoknya besok Banyu harus jemput kamu di kampus, dan kamu tidak boleh menolak lagi. Titik!"

Jingga tersenyum mengingat itu, dan ia menerima perintah itu karena Kevin hari ini tidak masuk kuliah, pria itu ada kepentingan di luar kota, katanya.

Gadis itu sudah berada di luar gerbang, matanya berkeliling mencari sosok Banyu. Hingga ia melihat seseorang yang tengah berada diatas motor melambaikan tangan. Jingga bergegas menghampirinya. Hingga seseorang disebrang jalan mengurungkan niat untuk menghampiri kekasihnya.

"Naik motor, Mas?" tanya Jingga saat ia sudah berada disamping pria itu.

Banyu mengangguk. Namun sedetik kemudian ia juga bertanya, "kamu keberatan?"

Jingga menggeleng dengan sebuah senyuman. Lalu menerima uluran helm dari Banyu.

"Kamu bawa masker?"

Jingga menggeleng lagi. Setelah itu, ia melihat Banyu membuka tas yang tersampir didadanya. Mengambil sesuatu yang ternyata adalah masker untuk dirinya.

"Banyak debu di jalan," ujar Banyu sembari mengaitkan masker tersebut ke telinga Jingga.

Jingga merona dengan apa yang Banyu lakukan. Untung saja pipinya sudah tertutup masker, jadi Banyu tidak melihat rona merah pada pipinya.

Banyu menyalakan motor kesayangannya, lalu tiba-tiba tangannya terulur untuk membantu Jingga mengaitkan tali pengikat helmnya, saat ia merasa gadis itu sedang kesusahan.

Jingga tersenyum, "Terima kasih," ucap Jingga setelahnya. Ia kemudian naik ke atas motor Banyu, yang kemudian melaju perlahan meninggalkan gedung kampus.

Seseorang di sebrang jalan sana mengepalkan tangannya melihat kekasihnya pergi bersama pria lain. Ia tadi ingin memberikan kejutan untuk gadis itu karena tidak jadi pergi. Namun dirinya malah dibuat terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat.

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Kapan Jingga tAu Klo dia hnya di jadiin bahan taruhan Kevin dkk??? Yah.... Walaupun Kevin jdi baper bneran sech

2022-08-06

0

Atha 😘😘

Atha 😘😘

🆗🆗🆗🆗💪💪💪👍👍👍👍👍👍

2022-06-23

0

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

nah lo kepergok kevin

2022-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Ekstra Part 1
93 Ekstra Part 2
94 Ekstra Part 3
95 Ekstra Part 4
96 Ekstra Part 5
97 Pengumuman
98 Ekstra Part 6
99 Ekstra Part 7
100 Ekstra Part 8
101 Ekstra Part 9
102 Ekstra Part 10
103 Season 2: Blurb
104 Seasons 2: Bab 1
105 Season 2 : Bab 2
106 Seasons 2 : Bab 3
107 Season 2 : Bab 4
108 Season 2 : Bab 5
109 Season 2 : Bab 6
110 Season 2 : Bab 7
111 Season 2 : Bab 8
112 Season 2 : Bab 9
113 Season 2 : Bab 10
114 Season 2 : Bab 11
115 Season 2 : Bab 12
116 Season 2 : Bab 13
117 Season 2 : Bab 14
118 Season 2 : Bab 15
119 Season 2 : Bab 16
120 Season 2 : Bab 17
121 Season 2 : Bab 18
122 Season 2 : Bab 19
123 Season 2 : Bab 20
124 Season 2 : Bab 21
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Ekstra Part 1
93
Ekstra Part 2
94
Ekstra Part 3
95
Ekstra Part 4
96
Ekstra Part 5
97
Pengumuman
98
Ekstra Part 6
99
Ekstra Part 7
100
Ekstra Part 8
101
Ekstra Part 9
102
Ekstra Part 10
103
Season 2: Blurb
104
Seasons 2: Bab 1
105
Season 2 : Bab 2
106
Seasons 2 : Bab 3
107
Season 2 : Bab 4
108
Season 2 : Bab 5
109
Season 2 : Bab 6
110
Season 2 : Bab 7
111
Season 2 : Bab 8
112
Season 2 : Bab 9
113
Season 2 : Bab 10
114
Season 2 : Bab 11
115
Season 2 : Bab 12
116
Season 2 : Bab 13
117
Season 2 : Bab 14
118
Season 2 : Bab 15
119
Season 2 : Bab 16
120
Season 2 : Bab 17
121
Season 2 : Bab 18
122
Season 2 : Bab 19
123
Season 2 : Bab 20
124
Season 2 : Bab 21

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!