Part 9

"Lo enggak apa-apa Ki?" tanya Deva saat melihat perubahan raut wajah Kikan. Ia tahu apa yang membuatnya berubah tiba-tiba.

"Enggak apa-apa kok, santai aja" jawab Kikan dengan memaksakan senyumnya.

"Turun dulu yuk, haus gue." Kikan dan Deva turun dari mini stage. Mereka berdua berjalan menuju dapur cafe untuk membuat minuman dan makanan, karena ini sudah lewat jam makan siang. Di dalam dapur Kikan tidak menemukan Banyu dan Celin. Kikan mengembuskan napasnya pelan, ia sudah tahu sedang berada di mana mereka.

Di dalam ruang kerja Banyu

"Kamu masih marah sama aku?" tanya Celin pelan. Matanya menyiratkan kesedihan yang amat mendelam.

Sudah dua hari setelah ia menolak lamaran Banyu, mereka tidak saling berbalas pesan ataupun bertemu.

"Enggak kok" jawab Banyu santai. Ia tidak mau memperlihatkan rasa kecewanya pada Celin.

"Kok kamu bisa di sini? Enggak kerja?" tanya Banyu heran. Celin bukan tipe pekerja yang suka bolos, jadi wajar jika Banyu merasa aneh dengan kehadiran Celin di siang hari seperti ini.

"Hari ini kantor libur, jadi aku nyempetin ke sini buat ketemu kamu" Celin memeluk Banyu dari samping ia merindukan sosok Banyu yang selalu perhatian pada dirinya.

"Kenapa pesan ku tidak kamu balas?" tanya Celin yang masih setia mendekap tubuh Banyu. Ia mendongakkan kepala untuk melihat wajah tampan kekasihnya ini.

"Aku sibuk Cel, kamu bisa lihat sendiri 'kan, cafe ku yang satu ini ramai banget." Banyu mengelus rambut hitam Celin, sesekali ia menciumi puncak kepala Celin.

Celin menegakkan tubuhnya ia memposisikan diri untuk duduk tegak. Matanya menatap lekat wajah Banyu yang semakin hari semakin tampan menurutnya.

"Yang... " panggil Celin dengan suara lembut.

"Ada aba hm?" Banyu menangkup wajah cantik Celin.

"Kamu janji 'kan bakal nunggu aku setahun ini? " tanya Celin tiba-tiba.

Banyu terdiam tangannya menyusuri kulit lembut wajah Celin. Ia tersenyum, sejujurnya ia sudah tidak bisa lagi menunggu hingga satu tahun. Pesan dari kakeknya terlalu berharga untuk ia abaikan lebih lama.

Banyu menggenggam kedua tangan Celin. Ia menarik napas dalam-dalam. Tiba-tiba saja ia ingin mengatakan sesuatu kepada kekasihnya ini.

"Cel, misal aku meminta kamu untuk tidak berharap lebih bagaimana?" Banyu bisa melihat raut wajah Celin berubah seketika. Matanya memancarkan sebuah kekecewaan.

Entahlah bagaimana Banyu bisa tiba-tiba berpikir bahwa sepertinya Celin tidak ditakdirkan untuk dirinya.

"Kamu ngomong apa sih, jangan ngaco deh" Celin berusaha mati-matian untuk bersikap setenang mungkin meskipun hatinya sudah mulai kacau.

"Aku pokoknya maunya nikah sama kamu. Kamu jangan ngomong gitulah, kita kan udah pacaran empat tahun lebih." Celin menatap Banyu dengan tatapan kesedihan. Ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan Banyu. Pria ini satu-satunya orang yang tidak memandang materi pada dirinya, pria ini satu-satunya yang memandang inner beauty pada diri orang lain. Celin sudah jatuh cinta sedalam-dalamnya pada Banyu, tentu ia tidak rela jika ia harus berpisah dengan Banyu.

"Cel, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Bisa saja kita ditakdirkan untuk berpacaran tapi tidak ditakdirkan untuk menjadi pasangan selamanya" ucap Banyu serius.

"Enggak, pokoknya kamu milikku, tidak boleh jadi milik orang lain." Air mata Celin sudah tidak dapat dibendung lagi.

"Celin, dengerin aku. Pacar itu hanya sebuah pilihan untuk kita, sedangkan jodoh itu takdir. Dan kita tidak tahu siapa jodoh yang sudah ditakdirkan untuk kita" ucap Banyu lirih, tapi penuh dengan makna.

Celin memeluk Banyu dengan sangat erat. Ia tidak rela jika harus melepaskan Banyu.

"Jangan ngomong kayak gitu Nyu, aku enggak mau denger omong kosong seperti itu" ucap Celin sambil terisak.

Banyu mengelus punggung Celin, sesekali ia mengecup puncak kepala Celin penuh sayang. Banyu juga sangat mencintai Celin, tapi tiba-tiba perasannya berubah saat Celin menolak lamarannya kali ini.

Banyu menegakkan Celin, ia menghapus air mata Celin yang jatuh dipipi cantiknya.

"Kalau kamu tidak mau kita berpisah, ayo kita menikah dalam waktu dekat ini" ucap Banyu lirih.

Celin diam. Ia tentu belum bisa untuk menikah dalam waktu dekat. Masih banyak yang ingin ia raih sebelum menikah. Orang tuanya juga masih membutuhkan dirinya saat ini.

Drt..

Drt..

Drt..

Ponsel Banyu bergetar. Ada satu panggilan masuk dari bunda Ika. Ia mengangkat telepon setelah meminta izin pada Celin.

"Iya bun?"

"Kamu di mana?" tanya bunda Ika.

"Di cafe, kenapa?"

"Setengah jam lagi jemput bunda ya, di rumah teman bunda, nanti bunda kirim alamatnya" pintanya pada putra kesayangannya ini.

"Tapi aku naik motor, bunda gak papa naik motor?"

Bunda Ika tergelak, "ya enggak apa-apa lah"

"Ya udah kalau gitu" jawab Banyu santai.

"Bunda tunggu di sini ya, bye"

"Bye bun"

Banyu mematikan sambungan teleponnya. Ia beralih kepada Celin lagi.

"Aku harus jemput bunda setengah jam lagi, kamu di sini dulu atau gimana?" tanya Banyu pada Celin.

"Aku pulang dulu aja, tadi ibuk nyuruh aku cepat pulang" jawabnya lirih. Kepalanya menunduk menahan air mata.

"Kamu naik apa ke sini?" tanya Banyu.

"Aku naik motor" Celin mengambil tasnya.

"Aku pulang dulu ya" Celin beranjak dari duduknya.

Banyu mengikuti Celin dari belakang dan mengantarnya sampai pintu depan.

......................

Jingga turun dari ojek setelah sampai di depan rumahnya. Ia mengembalikan helm dan membayar ongkos ojek.

Dengan langkah gontai Jingga masuk ke dalam rumah. Sayup-sayup ia mendengar suara dua orang wanita tertawa di dalam ruang tamu. Ia yakin itu adalah tamu sang mama.

Jingga hendak berlalu saja, tidak ingin menyapa tamu mamanya, karena biasanya mereka juga tidak peduli dengan dirinya, mereka hanya kenal dengan Iren kakaknya.

Tapi saat langkahnya baru masuk ke dalam rumah, tamu dari mamanya itu bersuara.

"Itu putrimu Ran?" tanya seorang wanita paruh baya yang terlihat sedikit lebih tua dari sang mama.

Mama Kiran menoleh ke arah Jingga. "Iya" Jawabnya malas.

"Suruh ke sini aku ingin berkenalan dengan putrimu" suruhnya.

"Dia pemalu, jadi dia mungkin tidak akan mau" tolak mama Kiran. Ia tidak pernah mengenalkan Jingga pada temannya.

"Tidak apa-apa, aku akan mencoba memanggilnya" ucap wanita itu lagi.

"Hey nak" panggil wanita itu. Wajahnya tampak berseri melihat adanya Jingga.

"Saya tante?" tanya Jingga heran.

"Iya, siapa lagi, kemarilah" wanita itu melambaikan tangannya, menyuruh Jingga untuk mendekat.

Dengan perasaan ragu Jingga menuruti perintah ibu itu. Ia memandang mamanya, tampak raut wajah tidak suka darinya.

"Siapa nama kamu?" tanya wanita itu setelah menyuruh Jingga duduk di sampingnya.

"Saya Jingga tante" jawabnya ragu. Matanya masih mengawasi raut wajah sang mama yang terlihat semakin tidak suka.

"Nama lengkap?" tanyanya lagi.

"Jingga Senja tan" jawab Jingga lagi.

"Nama kamu lucu sekali, kamu juga cantik." Puji wanita itu. Tangannya mengelus pipi Jingga lembut.

"Kamu masih kuliah?" tanya wanita itu.

Jingga mengangguk, merasakan sentuhan halus pada pipinya dari wanita itu. Ada getaran aneh yang merasuk dalam dadanya. Ia ingin menangis, ia tidak pernah merasakan sentuhan selembut ini dari mamanya.

"Jurusan apa?" tanya wanita itu lagi.

"Kedokteran tan" jawab Jingga bangga.

"Kamu hebat sekali, ya sudah kamu boleh pergi" ucap wanita itu lagi.

Jingga mengangguk. Lalu pergi meninggalkan mama dan temannya itu. Ia tadi ingin memeluk wanita itu, tapi tidak berani, lagi pula ada sang mama yang pasti akan memarahinya nanti .

Kembali ke ruang tamu.

"Putri mu cantik semua ternyata" ucap wanita itu.

"Makasih Ik" jawab mama Kiran.

"Sebentar lagi putraku akan datang, tadi aku sudah menyuruhnya untuk menjemputku" ucap wanita itu. Tidak lama kemudian terdengar suara deru motor dari arah luar.

"Sepertinya itu" ucap wanita itu antusias.

Seorang pelayan bergegas ke arah pintu. Ia mempersilahkan masuk seorang pria tampan yang berdiri di depan rumah itu.

"Nah itu putraku" tunjuk wanita itu pada putranya.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

aku tuh paling sebel Ama cewek model celin, mau diseriusin malah nolak suruh nunggu eh giliran cowoknya mau pindah haluan dianya mengklaim miliknya.. perlu diguyur air panas biar plong otakmu cel

2023-05-29

0

Lily Miu

Lily Miu

aq banget nih, hmpir 5 th dan udah DP gedung dll tiba2 g jd nikah krn dia ternyata suka ama cewek lain, y takdir. dan ternyata takdirku alhamdulillah ama suami skrg

2023-03-19

0

Lily Miu

Lily Miu

lha terus knp nolak terus

2023-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Ekstra Part 1
93 Ekstra Part 2
94 Ekstra Part 3
95 Ekstra Part 4
96 Ekstra Part 5
97 Pengumuman
98 Ekstra Part 6
99 Ekstra Part 7
100 Ekstra Part 8
101 Ekstra Part 9
102 Ekstra Part 10
103 Season 2: Blurb
104 Seasons 2: Bab 1
105 Season 2 : Bab 2
106 Seasons 2 : Bab 3
107 Season 2 : Bab 4
108 Season 2 : Bab 5
109 Season 2 : Bab 6
110 Season 2 : Bab 7
111 Season 2 : Bab 8
112 Season 2 : Bab 9
113 Season 2 : Bab 10
114 Season 2 : Bab 11
115 Season 2 : Bab 12
116 Season 2 : Bab 13
117 Season 2 : Bab 14
118 Season 2 : Bab 15
119 Season 2 : Bab 16
120 Season 2 : Bab 17
121 Season 2 : Bab 18
122 Season 2 : Bab 19
123 Season 2 : Bab 20
124 Season 2 : Bab 21
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Ekstra Part 1
93
Ekstra Part 2
94
Ekstra Part 3
95
Ekstra Part 4
96
Ekstra Part 5
97
Pengumuman
98
Ekstra Part 6
99
Ekstra Part 7
100
Ekstra Part 8
101
Ekstra Part 9
102
Ekstra Part 10
103
Season 2: Blurb
104
Seasons 2: Bab 1
105
Season 2 : Bab 2
106
Seasons 2 : Bab 3
107
Season 2 : Bab 4
108
Season 2 : Bab 5
109
Season 2 : Bab 6
110
Season 2 : Bab 7
111
Season 2 : Bab 8
112
Season 2 : Bab 9
113
Season 2 : Bab 10
114
Season 2 : Bab 11
115
Season 2 : Bab 12
116
Season 2 : Bab 13
117
Season 2 : Bab 14
118
Season 2 : Bab 15
119
Season 2 : Bab 16
120
Season 2 : Bab 17
121
Season 2 : Bab 18
122
Season 2 : Bab 19
123
Season 2 : Bab 20
124
Season 2 : Bab 21

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!