Saat ini mereka bertiga sudah berada di dalam cafe itu. Mereka duduk di dekat jendela kaca. Dari sana mereka bisa melihat taman buatan dari cafe tersebut. Ada banyak jenis bunga yang ditanam di sana. Ada juga kolam ikan kecil yang mampu memanjakan mata mereka.
"Cantik banget ya tamannya" puji Jingga, kemarin ia tidak sempat melihat taman itu, karena ulahnya dan kerusuhan yang Kevin buat membuat mereka harus pulang sebelum menikmati hidangan dan pemandangan dari cafe ini. Sebenarnya ia malu datang ke cafe ini lagi, tapi ia juga penasaran dengan rasa dan harga yang kata teman-temannya cukup pas untuk kantong mahasiswa seperti mereka.
Kedua sahabat Jingga mengangguk, mereka juga menyetujui pujian Jingga pada taman bunga mini itu. Mereka bertiga masih asik dengan pemandangan cantik itu, hingga seorang pelayan cafe menyapa mereka.
"Mau pesan apa mbak?" tanya seorang pelayan laki-laki kepada mereka.
Riana sontak menoleh, ia melebarkan kedua matanya mengagumi sosok pria yang sangat tampan yang berdiri di samping meja mereka.
"Mau pesan apa mbak?" tanya pelayan itu lagi.
"Pesan hati mas aja boleh enggak?" tanya Riana tanpa sadar, membuat Keyra dan Jingga menoleh kepadanya.
Pelayan itu tersenyum, ini sudah ke delapan kalinya ia mendengar pesanan seperti itu dari pengunjung wanita.
"Mas, please jangan senyum aku bisa jantungan nanti" ucap Riana lagi dan mendapat toyoran dari kedua sahabatnya.
"Apaan sih kalian" sungut Riana, bibirnya yang tadi tersenyum sekarang tiba-tiba merengut.
"Dah mas jangan didengerin, rada sinting ni anak" ucap Keyra pada pelayan itu.
Jingga terkikik dengan ucapan Keyra, kemudian ia menoleh pada sosok pelayan yang sedang mereka ajak bicara. Matanya membola saat melihat pria yang berdiri di samping mejanya, ternyata pelayan yang kemarin ia tabrak.
Banyu mengangguk pada Jingga, ia masih ingat gadis ini yang kemarin menabrak dirinya hingga ia dituduh yang tidak-tidak oleh kekasihnya.
"Bagaimana, mau pesan apa?" tanya Banyu lagi. Kali ini Keyra yang menjawab dan Banyu mencatat semua pesanan ketiga gadis cantik itu.
"Ditunggu sebentar ya" ucapnya sambil berlalu ke dapur cafe.
Dari ujung cafe Kikan terkekeh melihat Banyu yang lagi-lagi digoda para gadis muda. Ia berjalan mendekat saat Banyu duduk dikursi samping dapur untuk menunggu pesanan ketiga gadis itu.
"Digoda lagi?" tanya Kikan sambil duduk di depan Banyu.
"Ya begitulah" jawabnya santai.
Kikan tertawa, "makanya Nyu, lo tu fokus aja sama cafe enggak usah ikut nglayanin pengunjung. Muka lo tu terlalu memukau untuk jadi pelayan" Kikan masih saja tertawa. Menertawai nasib sahabatnya satu ini yang selalu digoda para pengunjung wanita, padahal dia sudah memiliki kekasih.
"Udah deh Ki, lo tu kebiasaan deh ngetawain gue" Banyu menutup mulut Kikan dengan tangannya, hingga suara Kikan tak terdengar lagi.
"Daripada lo ngetawain gue, mending lo nyanyi ngehibur pengunjung" suruh Banyu, tangannya sudah kembali ke posisi semula.
Banyu menunjuk seseorang dengan dagunya. "Noh, si Deva udah dateng, buruan duet sama dia." Banyu melambaikan tangannya pada Deva yang baru masuk ke dalam cafe.
Deva adalah sahabat Kikan dan Banyu, hanya saja mereka bertemu saat SMA. Mereka bertemu saat mengikuti ekstrakurikuler musik di sekolah.
"Siang banget lo datengnya" ucap Kikan pada Deva.
"Iya, tadi nganter nyokap ke pasar dulu." Deva duduk di samping Kikan.
"Kenapa? Kangen lo sama gue?" tanya Deva dengan PD nya.
Kikan memutar bola matanya malas.
"Udah sono lu berdua nyanyi, mumpung bayak pengunjung" Banyu mendorong kedua sahabatnya itu.
......................
"Eh ada yang mau nyanyi tuh" Keyra memberitahukan kepada kedua sahabatnya, ia menunjuk ke pojok cafe yang terdapat stage kecil.
Terlihat dua orang, satu laki-laki dan seorang perempuan naik ke sana. Mereka duduk berdampingan. Si laki-laki itu membawa sebuah gitar, dan si perempuan menyiapkan microphone yang akan ia gunakan untuk menyanyi.
"Saya di sini akan menyanyikan sebuah lagu dari Maudy Ayunda yang berjudul Aku Sedang Mencintaimu"
Kikan mulai melantunkan lagu yang akhir-akhir ini ia sukai.
Andai kau tahu
Di sini 'ku merindu kamu
Merindu karena 'ku tak mampu
Bertahan untuk tak memilikimu
Kau yang selalu ada di dekatku
Kau sahabatku, haruskah 'ku menunggu
Hingga kau mengerti rasa hati ini?
Tak ingin dirimu bersama yang lain
Aku sedang mencintaimu
Meski kau takkan pernah tahu
Akankah sang waktu menjaga hatiku
Untuk selalu menunggumu?
Ho-o-o
Selama Kikan bernyanyi, matanya tidak lepas dari Banyu. Iya lagu itu ia tujukan kepada Banyu. Ia sudah menyukai Banyu sejak SMA. Tapi ia tidak pernah berani mengungkapkannya, ia takut Banyu malah akan menjauhi dirinya.
Banyu yang sedari tadi ditatap Kikan juga ikut tersenyum. Memberikan sebuah semangat kepada sahabatnya itu.
Di sudut yang lain.
"Eh lo liat deh, si mbaknya" ucap Riana.
Keyra dan Jingga menoleh bersamaan.
"Lo liat, kayaknya itu lagu buat mas-mas yang datengin kita tadi. Lo liatin deh matanya enggak lepas mandangin wajah ganteng si masnya itu " Gadis cantik berkulit sawo matang itu sejak tadi melihat arah mata Kikan yang menatap Banyu.
Keyra mengangguk, "iya kayaknya si mbak itu mendem rasa deh, tapi gak berani ngungkapin"
"Lo denger deh liriknya." Mereka bertiga memasang telinga mendengar lirik selanjutnya
Aku sedang mencintaimu
Meski hatiku takkan mampu
Tanpa sudut wajahmu
Mengisi bingkai hariku
Takkan ada cerita indah
Seperti dulu
Agar engkau bisa
(Berikanku dengan cara yang berbeda)
(Haruskah kuberdiam dan membisu?)
Di dekatmu tapi 'ku jauh
Aku sedang mencintaimu
Meski engkau tak pernah tahu
Akankah sang waktu menjaga hatiku?
Aku sedang mencintaimu
Meski hatiku takkan mampu
Tanpa sudut wajahmu
Mengisi bingkai hariku
Takkan ada cerita indah
Tanpa sudut wajahmu
Mengisi bingkai hariku
Takkan ada cerita indah
Seperti dulu
Lagu telah usai begitu juga dengan senyumam Kikan. Saat ini ia melihat Celin tengah memeluk Banyu dari belakang. Hatinya tiba-tiba sakit, melihat pemandangan itu, meskipun ia sudah sering melihat pasangan kekasih itu berpelukan.
"Ya ampun si mbaknya kasian banget" ucap Riana sedih. Sedari tadi ia tidak mengalihkan pandangannya dari Kikan dan Banyu.
"Apa lagi sih Ri?" tanya Keyra yang mulai jengah mendengar komentar dari sahabatnya Riana.
"Lo liat deh, masnya ternyata udah punya cewek" jawab Riana mendramatisir.
Jingga mengembuskan napasnya malas. Ia sendiri juga jengah mendengar ocehan tidak berguna dari Riana.
"Ri, udahlah biarin aja bukan urusan kita juga" akhirnya Jingga membuka suara.
Riana mencebikkan bibirnya, pura-pura bersedih, "iya deh iya, gue diem, awas kalau lo berdua tiba-tiba nyuruh gue ngomong"
Keyra dan Jingga hanya menggeleng saja. Kemudian mereka sibuk dengan ponsel masing-masing.
Beberapa menit setelah Kikan selesai menyanyi pesanan mereka bertiga tiba. Tapi bukan Banyu yang mengantarkannya melainkan pelayan yang lain.
Mereka bertiga kemudian menikmati pesanan mereka sembari mengobrol. Mereka membicarakan isu terbaru yang ada di kampus.
Ting
Ada satu pesan masuk dari ponsel Jingga. Jingga terlihat malas dan enggan untuk membuka pesan yang ternyata dari sang kakak.
Ting
Satu pesan lagi masuk dari nomor yang sama, kali ini menyita perhatian Jingga.
Iren: Pacar lo baik juga ya mau nganterin gue balik.
Seketika itu juga Jingga membanting ponselnya.
Riana dan Keyra saling pandang, mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya satu ini. Hingga Keyra memberanikan diri untuk bertanya.
"Lo kenapa Ji?" tanya Keyra pelan-pelan, takut menyinggung Jingga.
Dengan malas, tangan Jingga menggeser ponselnya, ia berikan kepada dua sahabatnya agar mereka membukanya sendiri.
Keyra dan Riana melotot melihat isi pesan dari Iren. Seketika itu juga mereka ikut emosi.
"Sumpah Ji, kakak lo emang bangsat" Riana menggeleng, tangannya mengembalikan ponsel Jingga kembali.
"Jadi ini yang buat lo sedih dari tadi pagi?" tanya Keyra kemudian.
Jingga mengangguk. Dengan hati yang dongkol Jingga memasukkan dua sendok pasta sekaligus ke dalam mulutnya. Melihat isi piringnya yang sudah hampir kosong Jingga melambaikan tangannya untuk memanggil pelayan. Tak segan-segan ia memesan dua porsi burger jumbo.
Keyra dan Riana hanya ternganga melihat kelakuan Jingga yang tidak biasa. Mereka tahu itu hanyalah cara Jingga untuk menyalurkan emosinya supaya tidak ia luapkan pada seseorang.
"Ji, sabar ya" ucap Riana sedih.
Jingga hanya tersenyum dan mengangguk. Dua burger jumbo sudah tandas. Jingga pamit kepada kedua sahabatnya untuk pulang terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
💜bucinnya taehyung💜
ko gw ngerasa ntar kika jauh lebih merepotkan drpd celin dah...
2022-06-30
0
Atha 😘😘
💪💪💪🆗🆗🆗👍👍👍
2022-06-23
0
resia
prtmn kedua
2022-02-02
1