Part 6

Kilau cahaya matahari membangunkan tidur seorang pria yang tengah dirundung kegalauan. Dengan rasa yang tidak bersemangat pria itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, berharap semangatnya datang kembali.

Pria berstatus lajang diusia hampir kepala tiga itu berjalan menuju dapurnya setelah selesai dengan ritual mandi dan berganti pakaian. Ia meratapi kesendiriannya di dalam dapur apartemen. Ia menyiapkan sarapannya sendiri setiap hari, termasuk hari ini. Pria tampan berkulit putih itu duduk di kursi meja makan sembari mengunyah roti bakar yang baru saja ia angkat dari pemanggangnya.

Belum selesai dengan rotinya, pria itu mengambil ponsel yang sejak tadi malam ia matikan. Sengaja memang supaya pikirannya tidak terganggu. Ia masih ingin menyendiri dengan kesendiriannya.

Pria itu membuka aplikasi chatnya setelah ponsel itu menyala sempurna. Terlihat banyak pesan dari sang kekasih, ada juga pesan dari bunda tercinta dan juga sahabatnya Kikan.

Banyu menimang-nimang pesan siapa yang akan ia buka terlebih dahulu. Setelah beberapa saat ia berpikir akhirnya ia memilih untuk membuka tiga pesan dari sang bunda dahulu.

My Mom❤: Banyu nanti malam pulang ya, bunda kangen🥰

My Mom❤: Hey, kenapa tadi malam tidak pulang, dasar bocah nakal😬

My Mom❤: Nanti malam kamu harus pulang atau bunda akan jemput kamu ke apartemen 😤

Banyu terkikik geli membaca pesan dari bundanya. Ia lupa kalau kemarin bunda Ika menyuruhnya untuk pulang, ia terlalu sibuk dan pikirannya sedang tidak baik, jadi ia melupakan pesan sang bunda yang belum ia baca secara jelas. Ia hanya melihat dari notifikasi yang berada di layar atas ponselnya.

Setelah puas membaca pesan dari ibunda tercinta, Banyu mengirimkan balasan.

Me: Iya bunda, maaf tadi malam aku lelah jadi lupa kalau bunda menyuruhku pulang. Aku janji nanti aku akan pulang. Love you ❤

Banyu menatap malas pesan dari kekasihnya, Celin. Ia belum ingin bertemu ataupun mendengar suara gadis itu, rasa kecewanya masih ada dalam hatinya.

Banyu tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ia pria yang pengertian terhadap kekasihnya, terutama Celin. Tapi setelah beberapa kali bundanya menanyakan kapan ia dan Celin akan menikah, membuat pikirannya sedikit kacau. Ia tahu betul apa alasan sang bunda bertanya seperti itu. Banyu juga bisa memahaminya.

Banyu meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Ia menyulut sebatang rokok untuk meredakan pikirannya. Kopi hitam juga sudah bertengger di samping kanannya, siap menemani meredakan beban pikirannya.

Satu jam Banyu duduk di tempat yang sama, kopinya masih tersisa sedikit, sedangkan rokoknya sudah habis. Banyu hanya butuh satu batang saja. Ia bukan perokok aktif, ia hanya merokok disaat tertentu saja. Ia lebih sering menghisap benda bernikotin itu saat sedang dilanda masalah.

Tring...

Drt...

Tring...

Drt...

Ponsel Banyu berdering dan bergetar di atas meja, terlihat nama Kikan dilayar ponselnya. Segera ia menjawab telepon tersebut.

"Gimana Ki?"

"Lo lagi di mana?" tanya Kikan dari sebrang telepon.

"Masih di apartemen, kenapa?"

"Lo ke cafe dong, gue sendiri nih"

Banyu melihat jam tangannya.

"Masih jam stengah delapan ngapain lo udah berangkat, kurang kerjaan banget" cibir Banyu. Ini memang terlalu pagi untuk berangkat ke cafe, karena cafe buka pukul sepuluh siang.

"Ihh, gue tu suntuk di rumah. Buruan ke sini ya, ada yang mau gue omongin"

"Iya, bentar lagi gue otw"

"Thank you kak Banyu ku sayang, bye" Kikan mematikan telponnya tanpa menunggu jawaban Banyu.

Banyu tersenyum geli dengan kelakuan sahabatnya satu ini, selalu bisa membuat Banyu tersenyum.

Banyu mematikan ponselnya, dengan segera ia menghabiskan kopi hitam yang sudah hampir dingin itu. Setelah itu ia mengambil kunci motor dan helm dan melajukan motor sportnya menuju cafe.

Banyu dan Kikan sahabat dekat, mereka selalu menghibur satu sama lain jika salah satu dari mereka ada yang memiliki masalah.

Banyu sudah tiba di cafe miliknya yang ia baru buka satu minggu yang lalu. Cafe keduanya yang ia dirikan dengan uangnya sendiri tanpa bantuan ayahnya.

Laki-laki berperawakan tinggi dan putih itu mengedarkan pandangan saat masuk ke dalam cafe, ia mencari sosok gadis yang kurang kerjaan hingga datang tempat kerja dua jam sebelum buka.

Setelah matanya menyapu setiap inci ruangan, ia menemukan sahabatnya itu sedang duduk membelakangi dirinya sambil bermain ponsel.

"Dorr"

Gadis berambut ikal itu terjingkat. Ia memegangi dadanya, jantungnya terasa seperti hampir lompat dari tempatnya.

Kikan memukul lengan Banyu sekencang mungkin.

"Aww... Sakit Ki" Banyu mengusap-usap lengannya yang terasa panas.

"Rasain siapa suruh ngagetin gue!" Seru Kikan. Ia memandang sinis Banyu yang sudah duduk di depannya.

"Tahu gini gue balik aja Ki" rajuk Banyu.

"Ya elah baperan banget si bapak" Kikan tertawa lebar, membuat seutas senyum dari bibir Banyu. Kikan kemdian meletakkan ponselnya di atas meja, ia menatap lekat wajah Banyu.

"Ngapain lo ngliatin gue kayak gitu, naksir lo?" tangan Banyu meraup wajah Kikan.

Kikan cemberut dibuatnya. Ia mengerucutkan bibirnya, kebiasaan yang membuat Banyu gemas.

"Lo ngapain jam segini udah di mari? Kurang kerjaan banget lo" tanya Banyu dengan nada mencibir.

"Biasa nyokap berantem lagi sama eyang" Kikan meletakkan kepalanya di atas meja, matanya berubah sendu, wajahnya terlihat lesu.

"Masalah apa lagi sih?" Banyu mengerutkan keningnya bingung. Pasalnya Kikan sudah sangat sering bercerita tentang ibunya yang selalu bertengkar dengan sang nenek.

"Eyang gue tuh emang gitu, apapun yang dilakuin nyokap pasti salah" Kikan mengembuskan napasnya pelan, ia lelah menghadapi dua wanita itu, mereka hampir setiap hari bersitegang.

Kikan kembali menegakkan kepalanya.

"Lo sendiri, kenapa kemarin muka lo kayak enggak enak dilihat? Ada masalah sama Celin?" tanya Kikan kepo. Ia langsung merujuk pada Celin, kekasih Banyu. Karena ia tahu Banyu tidak akan punya masalah dengan keluarganya.

Banyu mendengus, ia menatap wajah cantik sahabatnya itu. Wajah Banyu tampak kembali muram.

"Lo tau kan, kakek dulu pernah pesen ke gue sama sodara gue supaya kita nikah pas usia dua enam?" Banyu mulai bercerita tentang lamarannya yang kembali ditolak oleh Celin.

"Lo juga tahu kan kalau bunda udah sering banget nagih itu? Dan sekarang gue kecewa sama Celin, gue ngerasa itu anak kayaknya enggak serius sama gue" Banyu merebahkan kepalanya di atas meja seperti yang dilakukan Kikan tadi. Mereka memang memiliki kebiasaan yang sama.

Kikan mengelus pundak Banyu, memberi semangat pada sahabatnya ini.

"Nikah sama gue aja, gue mau kok" ucap Kikan dengan raut wajah tidak terbaca.

Banyu dibuat tertawa dengan ucapan Kikan barusan. Ia menegakkan badannya lagi. "Udahlah jangan ngaco deh lo" Banyu mengacak-acak rambut Kikan.

"Lo itu udah gue anggep adek gue sendiri, gak mungkin gue nikahin lo" ucapnya lagi sebelum pergi meninggalkan Kikan yang masih duduk terpaku.

Kikan menatap punggung Banyu yang berjalan menjauh. Ada perasaan sakit dalam dadanya sata Banyu mengatakan ia hanya dianggap adik dan tidak mungkin untuk menikahinya.

"Gue ngomong serius Nyu. Andai lo tau gimana perasaan gue, lo gak mungkin ngomong kayak gitu" gumam Kikan sendiri

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Sdah q duga klo Kikan ada perasaan lbih utk Banyu

2022-08-06

1

Atha 😘😘

Atha 😘😘

💪💪💪💪🆗🆗🆗🆗👍👍👍

2022-06-23

0

Mulyati

Mulyati

kasihannn kikan cinta bertepuk sebelah tangan

2022-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 Part 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 69
71 Part 70
72 Part 71
73 Part 72
74 Part 73
75 Part 74
76 Part 75
77 Part 76
78 Part 77
79 Part 78
80 Part 79
81 Part 80
82 Part 81
83 Part 82
84 Part 83
85 Part 84
86 Part 85
87 Part 86
88 Part 87
89 Part 88
90 Part 89
91 Part 90
92 Ekstra Part 1
93 Ekstra Part 2
94 Ekstra Part 3
95 Ekstra Part 4
96 Ekstra Part 5
97 Pengumuman
98 Ekstra Part 6
99 Ekstra Part 7
100 Ekstra Part 8
101 Ekstra Part 9
102 Ekstra Part 10
103 Season 2: Blurb
104 Seasons 2: Bab 1
105 Season 2 : Bab 2
106 Seasons 2 : Bab 3
107 Season 2 : Bab 4
108 Season 2 : Bab 5
109 Season 2 : Bab 6
110 Season 2 : Bab 7
111 Season 2 : Bab 8
112 Season 2 : Bab 9
113 Season 2 : Bab 10
114 Season 2 : Bab 11
115 Season 2 : Bab 12
116 Season 2 : Bab 13
117 Season 2 : Bab 14
118 Season 2 : Bab 15
119 Season 2 : Bab 16
120 Season 2 : Bab 17
121 Season 2 : Bab 18
122 Season 2 : Bab 19
123 Season 2 : Bab 20
124 Season 2 : Bab 21
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
Part 39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 69
71
Part 70
72
Part 71
73
Part 72
74
Part 73
75
Part 74
76
Part 75
77
Part 76
78
Part 77
79
Part 78
80
Part 79
81
Part 80
82
Part 81
83
Part 82
84
Part 83
85
Part 84
86
Part 85
87
Part 86
88
Part 87
89
Part 88
90
Part 89
91
Part 90
92
Ekstra Part 1
93
Ekstra Part 2
94
Ekstra Part 3
95
Ekstra Part 4
96
Ekstra Part 5
97
Pengumuman
98
Ekstra Part 6
99
Ekstra Part 7
100
Ekstra Part 8
101
Ekstra Part 9
102
Ekstra Part 10
103
Season 2: Blurb
104
Seasons 2: Bab 1
105
Season 2 : Bab 2
106
Seasons 2 : Bab 3
107
Season 2 : Bab 4
108
Season 2 : Bab 5
109
Season 2 : Bab 6
110
Season 2 : Bab 7
111
Season 2 : Bab 8
112
Season 2 : Bab 9
113
Season 2 : Bab 10
114
Season 2 : Bab 11
115
Season 2 : Bab 12
116
Season 2 : Bab 13
117
Season 2 : Bab 14
118
Season 2 : Bab 15
119
Season 2 : Bab 16
120
Season 2 : Bab 17
121
Season 2 : Bab 18
122
Season 2 : Bab 19
123
Season 2 : Bab 20
124
Season 2 : Bab 21

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!