04

Suara pelayan samar-samar terdengar. Mataku mulai terbuka, seperti nya aku ketiduran sewaktu sedang berfikir di balkon. Tapi tunggu, aku sekarang berada di ranjang dan siapa yang memindahkanku?. Mataku menyusuri seluruh kamar. Tidak ada siapapun. Kini mataku beralih pada jendela kamar, seperti nya aku benar-benar menghabiskan sepanjang siang dengan tidur. Langit sudah berwarna jingga. Sebentar lagi malam akan datang. Beranjak dari ranjang dan melangkah pelan menuju sofa dekar jendela.

 

“ nona, anda belum makan sedari siang. Mohon makanlah hidangan ini.” Baru saja pantatku menempel diatas sofa Suki sudah berceloteh.

 

“tinggalkan saja disana Suki, akan aku makan sebentar lagi” jawabku malas.

 

“ tapi yang mulia putra mahkota menyuruh saya memastikan anda memakan hidangan ini” ku tolehkan kepalaku, seperti nya dia benar-benar abdi yang taat. Dengan tetap menundukkan kepala dia masih berdiri tepat di samping meja hidangan.

 

“ baiklah pindahkan kemari” aku tak ingin mempersulitnya, lagi pula sekarang aku juga mulai lapar.

 

“ oh ya, lelaki itu datang kemari?” jawabku sambil memperhatikan para pelayan yng sedang memindahkan hidangan.

 

“ emm.. Maksud nona, putra mahkota? Iya bahkan yang mulia memindahkan anda ke ranjang”

 

“kamuflase perhatian” gumanku.

 

“ ya nona??”

 

“ bukan apa-apa, pergilah aku tidak Suka ditunggui waktu makan”

 

Setelah menyelesaikan makan siang atau mungkin makan sore, para pelayan bersiap untuk menyiapkan pemandian. Aku terus bertanya sampai kapan lelaki itu akan menahanku disini. Aku harus merencanakan pembunuhannya, jika terkurung disini aku tak bisa melakukan apapun. Hufs.

 

“ nona pemandian sudah siap”

“ baiklah, tinggalkan aku. Aku bisa mengurus diriku sendiri”

 

Merekapun keluar dan hanya menyisakan aku sendiri. Aku mulai berjalan ke kamar mandi dan melepaskan semua pakaian ku. Hingga hanya satu lapis kain tipis yang menutupi dada dan pangkal pahaku.

 

“ hemm.. Lega sekali” gumanku. Sungguh berendam adalah pilihan terbaik saat penat. Aku bisa merilekskan tubuh sembari memejamkan mata.

 

Perlakuan seperti ini dulu memang aku impikan. Kehidupan mewah dengan para pelayan yang siap sedia. Aku akui waktu 5 tahun aku hanya menjadi pelayan lelaki itu. Tanpa kehidupan mewah justru aku yang harus mengurusi kebutuhannya. Sejak 1 tahun lalu statusku berubah menjadi jalangnya. Perjalanan hidup yang tragis.

 

Tap... Tap

 

Suara langkah kaki terdengar mendekati ku. Begitu ringan, dan aku sudah tau siapa pemiliknya. Mataku masih ku tutup, aku ingin dia berfikir bahkwa aku sedang tidur.

 

Byur..

 

Bisa ku pasti kan jika dia ikut berendam bersamaku. Suasana cukup tenang beberapa saat. Tidak ada pergerakan darinya.

 

“Mau sampai kapan kau akan berpura-pura?” kurasa sia-sia saja sandiwara ku. Tidak ada yang bisa menipu lelaki pembunuh itu. Akhirnya aku membuka mataku dan mulai beranjak dari Pemandian.

“Lepaskan tanganmu” sentakku.

“temani aku” kini aku sudah mendarat di dada telanjang nya.

Tatapan kami langsung bertemu. Dia tersenyum tipis hanya satu sudut bibirnya yang tertarik.

“tidak mau!” masih berusaha melepaskan pelukannya. Tapi dia terus saja menarikku. Apa akhirnya dengan sengaja aku mendorong tubuhnya dan menindihnya dibawah air. Menenggelamkannya bisa menjadi salah satu tujuanku. Di sedikit meronta. Aku masih berusaha menahan kepalanya dengan tanganku. Pergerakaannya cukup sulit, kedua kakinya aku kunci. Sebentar saja, mungkin sebentar lagi dia akan kehabisan nafas.

 

Kedalaman kolam pemandian ini sebatas pinggang jika berdiri, di beberapa sisinya terdapat bagian dangkal untuk memudahkan jika ingin berendam. Posisi kami kini di bagian terdalam, tergelincir akibat doronganku tadi.  Mendadak aku mulai tersengal, nafasku hampir habis. Kurasakan dia sudah tidak ada pergerakan, tangan ya tidak lagi mendorongmu. Apa artinya aku telah berhasil membunuhnya. Badanku terasa mulai ringan aku sudah kehabisan nafas. Sungguh sesak sekali dadaku. Apakah ini yang namanya kematian. Gelap..

 

‘zen..kau dimana? Lihatlah kami membawa daging rusa untukmu.’

‘ayah, ibu... Kalian sudah pulang.. Horeee.. Zen senang sekali, malam ini masak daging bakar ya bu..’

‘iyya sesuai permintaanmu’ keluarga kecil itu tertawa penuh kegembiraan. Namum tiba-tiba hujan dan petir datang. Anak kecil itu menutup matanya. Suasana menjadi menakutkan, tapi kenapa orang tuanya menghilang. Kusadari ternyata waktu terlah berubah.

‘zen hiks hiks..’ panggil seorang wanita

‘ibu.. Kenapa ibu menangis? Ayah dimana??’ anak perempuan itu kebingungan alan kondisi sang ibu.

‘ ayahmu.. Dia, sudah hiks meninggal.. Hiks’ sang ibu kini memeluk anaknya. Dilihat dari keadaanya sepertinya ibu nya habis bertarung.

‘meninggal?  Ibu berguaru’

‘tidak, ayahmu di bunuh, dia dibunuh, ibu tidak bisa menyelamatkan nya. Maafkan ibumu ini’ kini perlukan serta tangisan sang ibu semakin keras.

Tidak, tidak.. Kenapa aku begitu sedih.

Waktu kembali berubah. Kini di tempat yang sama, gubuk sederhana saat Tengah malam. Terlihat anak perempuan bangun dari tidurnya, dia berjalan kebagian belakang gubuknya disana sang ibu sedang bersimpuh di samping kobaran api. Terdapat beberapa benda diatas piring serta sebuah belati.

‘ibu sedang apa? ‘ Sang ibu terlihat kaget dengan kehadiran anak nya.

‘emm ibu, ibu sedang menghangatkan diri. Apa kamu terbangun karena mencari ibu?’

‘ zen ingin tidur disamping ibu’

‘ emm ayo kita kembali tidur’ sambil beranjak menarik sang anak untuk kembali. Tanpa sadar jika semuanya telah terlihat, sang anak sekilas melihat keanehan akan pembakaran serta benda-benda asing diatas piring sang ibu. Namun tanpa curiga dia anak itu mengikuti ibunya dan kembali tertidur.

‘tidurlah dengan tenang zenia, gadis kecilku. Ibu akan selalu disamping mu.’lirih sang ibu dengan mengusap punggung anaknya. Aku merasa tak asing dengan kejadian itu. Tiba-tib wajah sang ibu menoleh kearahku dan  menatapku tajam

‘Bunuh lelaki itu zen,’ semua itu adalah ingatanku. Anak kecil itu adalah aku. Ibu itu, dia adalah ibuku.

‘Ibu.. Ibu’ aku ingin menggapai tangannya tapi kenapa malah semakin menjauh. Tidak.

‘Ibu aku ingin bersama, ibu..’

 

 

Terpopuler

Comments

aflanufi

aflanufi

masih menerka mana yg antagonis mana yg protagonis.
Ni author pinter bikin orang bimbang mana yg sebenernya korban.

2021-06-06

3

Andri Xinaga

Andri Xinaga

up

2021-05-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!