03

... ...

Suara alam kembali mengusiknya,sinar mentari mulai mengenai pelataran kerajaan. Semalaman aku tak bisa tidur, bahkan aku masih merasakan sentuhannya meski sudah menjelang fajar tadi dia sudah meninggalkan kamar. Rasanya air mataku sudah kering. Bagaimana tidak, terhitung semalaman aku hanya bisa menangis. Dia benar-benar pandai membuatku kesakitan. Apalagi dengan kenyataan itu, semakin menusuk batinku.

 

“ aku merindukan kalian..” lirihku.

 

Enrick POV

 

3 hari ini aku masih tidak mempercayai jika gadis kecilku merupakan anak dari wanita iblis itu. Awalnya aku begitu marah dan ingin sekali membunuhnya. Wanita iblis itu adalah dalang dari kesakitanku selama ini. Mengatahui fakta ini aku memutuskan untuk menyuruh Lucien untuk mencari tau keberadaan Morgan, sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Meskipun semalam aku masih bisa berdua dengannya, kurasa aku harus mencari cara lain untuk meredakan rasa sakit ini. Hanya Morgan, yang seorang penyihir yang bisa membantuku.

 

“yang mulia, saya sudah berhasil mengetahui keberadaannya” aku masih berada di ruang kerjaku.

 

“ berapa lama perjalanannya?”

“ saya rasa 2 hari kita akan sampai di tempatnya” jawab lucien, pengawalku.

“ kita berangkat sekarang” aku langsung berjalan keluar ruangan sedang Lucien mengikutiku dibelakang.

 

Kami menaiki kuda dengan kecepatan sedang, beberapakali kami sempat beristirahat dan kembali melanjutkan perjalanan. Aku sengaja tidak memberitahukan ayahku maupun ibu, raja dan permaisuri, aku tak mau semakin banyak yang tau akan rahasia ini. Cukup Lucien dan Morgan yang tau.

 

“ yang mulia,,silahkan masuk “ sapa morgan ketika kami sampai ditempatnya. Bisa dibilang ini hanya sebuah gua di lereng gunung.

 

“ ada sesuatu yang perlu kamu tau dan selidiki kembali. Ini berkaitan dengan Zen ku” kami duduk di sebuah ruangan dengan meja dan kursi melingkar. Tak lupa dengan teh yang masih mengembul asapnya.

 

“ maksud anda Zen, Zenia gadis manis itu?”

 

“ ya, dia adalah putri dari wanita itu,”

 

“ tuan yakin? Zenia putri Zoya?”

 

“ dia sendiri yang mengatakannya sewaktu membaca riwayat surat yang kau kirim, dia begitu kaget ketika nama ibu serta desanya tertera disana”

 

“ jadi dia sudah tau bahwa kita adalah dalang penyerangan malam itu. “ aku menganguk kecil. Morgan terlihat mulai gusar mungkin dia merasa kasihan dengan Zenia.

 

“ bukankah dengan begitu kita bisa mencari tau persembahannya” potong Lucien.

 

“ kau benar luc, hanya saja sepertinya Zen sudah tak mau berbicara lagi denganku, dia sudah merencanakan untuk membunuhku. Dia benar-benar membenciku sekarang” jelasku.

 

“tuan sudah menjelaskan alasan kita menyerang desanya?”

 

“ dia takkan mempercayai apapun yang akan aku katakan saat itu” mereka membenarkan alasanku dengan mengangguk kecil.

 

“ yang aku ingin kau cari tau adalah apakah ada hubungannya dengan Zen yang tak merasakan kesakitan setiap malamnya. Kau tau sendiri jika malam itu tiba bukan hanya aku yang kesakitan tapi setiap orang yang yang menyentuhku akan ikut merasakannya.”

 

“ apa karena hubungan ibu dan anak,?” tanya Lucien

 

“ kurasa tidak sesepele itu,awalnya kukira karena Zen berasal dari desa yang sama jadi dia kebal, namun sekarang aku mulai meragukannya”  sesekali ku sesap teh diatas meja.

 

“ apa jangan-jangan zenia adalah penyebab kutukan anda tidak bisa hilang sampai sekarang?” lucien kembali bersuara kemudian mereka saling berpandangan. Sedikit kerutan di kening Morgan menandakan dia sedang berfikir keras.

 

“ saya rasa alasan itu sedikit masuk akal, namun kenyataannya saat kutukan itu berlangsung Zen bahkan tidak melakukan apapun, bisa jadi dia tidak tau apa-apa terkait dengan kutukan” jelas Morgan.

 

“ itu juga yang ada sedang aku fikirkan jika memang Zen tidak tau, itu artinya pengirim serta pelaku persembahan masih melakukan ritual”.

 

“ anda benar tuan, dan satu-satunya jalan adalah memusnakan bahan persembahan”

 

 

Zenia POV

Sudah hampir satu minggu ini Enrick tidak menemuiku, aku hanya terkurung sendiri di kamar nya. Hanya para pelayan pengantar makanan serta kebersihan yang diperbolehkan masuk ke kamar. Berulang kali aku memikirkan bagaimana cara melenyapkan lelaki itu, namun sama sekali tidak ada ide. Lelaki itu tidak memiliki kelemahan.

 

Pagi ini seperti biasa aku duduk di balkon. Menikmati pemandangan lebih tepatnya melamun dan mengasihi hidupku. 5 tahun bersama lelaki itu sama sekali tidak bisa membantuku dalam menemukan kelamahannya. Aku hanya bisa menghela nafas dan berakhir dengan rasa marah kepada diriku sendiri.

 

 

Seperti nya aku belum bisa menerima jika takdir ku seperti ini. Tiap kali mengingat bagaimana tragisnya kejadian 5 tahun itu, rasa sesak kini semakin aku rasakan. Kebenaran ini sungguh semakin menyiksaku. Menyesal, aku mulai menyesal telah bertemu dengan Enrick. Aku mulai menyesal atas diriku yang begitu mudahnya percaya hingga tertipu dengan kamuflase kebaikannya.

 

Aku menekuk kakiku dan bersandar pada pagar balkon. Rambutku sedikit banyak tertiup angin, menutupi sebagian wajahku. Apa aku harus menyerah?. Tiada gunanya melawan seorang putra mahkota, terlebih dia adalah Enrick. Aku hanya menjemput kematian. Bahkan dengan satu lemparan saja membuatku tak berdaya dan hampir mati. Setidaknya jika memang ku harus mati aku juga membawanya mati juga.

 

Ya benar, aku harus membuat dia membayar atas apa yang dia lakukan padaku. Aku harus menjebaknya. Kalau pun bayaran atas kematian nya adalah dengan kematianku, aku sungguh rela.

 

Terpopuler

Comments

aflanufi

aflanufi

hidupmu penuh dg dilema Zen.

2021-06-06

2

Andri Xinaga

Andri Xinaga

up

2021-05-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!