"Baiklah, setidaknya kau sudah menurut." ucap Devian lalu tersenyum manis dan menutup pintu penumpang kemudian mengelilingi Range Rovernya lalu duduk di kursi mengemudi.
Lisa pun lengah sesaat, ternyata Devian tidak benar-benar marah.. Dan jika tadi dia marah, apakah Devian marah karna Lisa menghinanya? Atau karna Mi'lley? Yah Mi'lley, Lisa tidak pernah memanggilnya dengan sebutan kakak sehingga itu menular ke Devian.
"Jadi ini kau mau menculikku kemana?" Pertanyaan dengan nada tajam itu membuat Devian tidak jadi ngebut. Sebenarnya Devian ingin ngebut karna takut ayahnya menyita seluruh kunci mobil di rumah. Selain mobil sport Aston Martin, Range Rover dan BMW terbaru milik ayahnya ada juga Merchedez Benz milik ibunya dan juga Devian dibelikan mobil Audi terbaru di ulang tahun ke 15nya lalu dan pada usia ke 16, Devian dibelikan Ferrari model terbaru. Yah.. mobil saja yang disukai Devian sehingga kedua orang tuanya pun membelikannya dengan alasan Devian tidak boleh ngebut dan menyebabkan masalah di jalan raya yang sebenarnya tidak masalah bagi ayah Devian namun tidak bagi ibunya yang super khawatir itu.
"Aku tidak akan mencurimu dengan mobil ayahku. Terlalu bahaya, ada gps tersembunyi di mobil ini." ucap Devian lalu berusaha ngebut secepat mungkin. "Kau berkata seolah-olah kau tidak berniat mencuriku." jawab Lisa dengan nada sinis. "Aku memang tidak berniat mencurimu." jawab Devian. "Baiklah, turunkan aku sekarang." balas Lisa lalu hendak membuka pintu. "Don't do it. Ini untuk kakakmu oke?" ujar Devian lalu memfokuskan diri ke jalanan. Dan tibalah mereka akhirnya di restoran milik Andy.
Begitu memparkirkan mobilnya, Devian lalu mempersilahkan Lisa keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke restoran. Makanan pembuka sudah dikeluarkan. Shit! Devian telat, dia mengenggam kunci mobil dengan erat lalu menghadapi ayahnya yang sedang berbincang dengan Andy.
"Dad.. sorry i'm late, tapi ada sedikit masalah di jalan." ucap Devian lalu membungkuk di hadapan ayahnya, ibunya dan kedua pasangan Edgar dan Mi'lley tentunya. "Masalah nenekmu!" ucap Lisa dalam hati. Awalnya mereka bingung dengan perlakuan Devian namun mata mereka tertuju pada samping Devian, Je'nne Lisa sedang berdiri kaku. "ohh... Lisa? Bukannya kudengar kau sibuk dengan tante Flo?" Mi'lley angkat bicara sekarang.
"itu aku---" ucapan Lisa terpotong. "Dia sudah selesai makanya kubawa kesini." ucap Devian lalu.. "yakan Lisa?" ucapnya lagi menatap Lisa. Wajah Lisa memerah, laki-laki itu mempermalukannya di depan.. kedua orang tuanya. Fine masih aman tapi.. tidak di hadapan tante Rika dan Om Steven. No! Memalukan sekali.
"duduklah." ucap ayah Devian santai. Dia tidak marah dia tidak marah.. berarti kunci mobilku tidak akan disita kan? yakan??? Setidaknya Devian lega karna Andy malah berterima kasih dan itu menunjukkan yang dilakukannya itu benar dan tidak salah. Mungkin ayahnya bisa menoleransi..
&&&
"jangan ulangi lagi atau satu lagi kunci mobilmu kusita." tegur ayah Devian. Mereka bertiga sedang on the way pulang ke rumah. "iya dad." ucap Devian dan dia bersyukur ayahnya menoleransi. Mengikuti tradisi Jerman, yang keras itu, Steven menerapkannya pada anaknya Devian. Jika tidak diterapkan, Devian akan menjadi anak kaya konglomerat yang tak bermoral dan Steven sebagai ayahnya tidak mau itu terjadi. Seperti yang dikatakan banyak orang sebelum kedua orang tua Devian menikah, apabila keluarga Oscar dan Sanders menikah maka kata "kaya" tidak cukup. Kata "berkuasa" lebih mantap, yang meskipun Sanders Company masih tetap dipegang oleh orang tua dari Rika.
"nanti serahkan kunci mobil Ferrarimu begitu sampai rumah." ucap ayah Devian dengan tegas. "But..." jawab Devian. "Can't it be audi one?" tanya Devian lagi. "No!" seru ayahnya yang membuat Devian sendiri terdiam. Ibu Devian menyentuh bahu ayahnya, "dia membawa Lisa demi acara ini. Sudahlah." ucap ibu Devian yang lalu diterima oleh ayahnya begitu saja. Ugh! Untung saja ibunya bertindak, kalau tidak? Bisa-bisa kedua kuncinya tersita karna melawan. "Gracias mom!" bisik Devian pada ibunya. Ibu dan ayahnya duduk di depan sedangkan Devian sendiri duduk di kursi belakang penumpang.
"jangan ulangi lagi, lain kali mommy gak akan bantu." bisik ibu Devian balik. "Oke mom." ucap Devian lalu bersemangat karna dua mobil kesayangannya tidak jadi disita.
\~\~\~
"Tante! Semalam kok gak halangi Devian saat dia menarikku?" ucap Lisa dengan nada kesal. "Oh.. ada ya? tante gak tau. Pas tante bangun tante udah di dalam mobil terus gak ada kamu hehehe." jawab Flo lalu terkekeh. Dia masih mabuk, "ohya.. Lisa sayang, jangan benci dengan Devian dia gak salah sama kamu." ucap Flo lalu tertidur pulas. Yah.. Lisa tadi memasuki kamar tantenya hanya untuk protes dan sekarang dia sudah tertidur.
"Gosh! Kenapa orang ini masih saja mabuk!???" ketus Lisa lalu keluar dari kamar tantenya. Tapi setidaknya Lisa bisa memaklumin semua ini, tantenya yang meskipun seorang berpenghasilan hampir 300.000 pound sebulan itu tidak bisa menghilangkan rasa sakit hatinya selama bertahun-tahun. Seandainya saja selain mabuk dan berpesta pora ada cara lain untuk menghilangkan depresi tantenya itu. Lisa pasti akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Oh! Memang ada cara lain untuk menghilangkan depresi dari tantenya.
Sebenarnya depresi apa yang membuat tante Lisa jadi begini? Dan... cara lain apakah yang akan direncanakan Lisa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments