angkuh

Saat sudah dipastikan sudah tidak ada jam kuliah lagi, akhirnya Azka dan juga Diandra datang ke tempat eksekusi mereka berdua dan tentunya ditemani oleh pengawas hukuman mereka. Yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat mereka sendiri

“Woi, coba tolong kasih tahu ke aku, gimana nih cara membersihkan semua toilet dalam waktu cepat?” ucap Azka yang saat itu keluar gedung berlantai 4 dengan setiap lantainya terdapat 3 toilet

“Kita bagi tugas saja gimana. Masing-masing urus 2 lantai. Dan kita mulai dengan lantai paling atas dulu. Aku lantai 3 dan kamu lantai 4. Gimana?” ucap Diandra

“Setelah itu lanjut ke lantai 1 dan 2. Aku lantai 1 dan kamu lantai 2. Ok?!” tambah Diandra

“Eh, gimana menurut kamu?” tanya Azka lirih ke Satria

“Ya mau gimana lagi. Cuma ini jalan satu-satunya.” Sahut Satria lirih dan Azka pun mengangguk

“Ya sudah, kali ini aku mengalah, aku ikuti saranmu.” Ucap Azka

“Ok. Berhubung semua sudah sepakat, sekarang saatnya kerja... Semangat..” ucap Diandra

Setelah mereka sudah menemukan cara mengerjakannya, akhirnya tak sampai menunggu lama, mereka pun melakukannya.

Setelah memakan waktu cukup lama, akhirnya mereka pun selesai juga.

“Akhirnya selesai juga.” Teriak Azka

“Iya, untuk hari ini selesai. Tapi masih ada 6 hari lagi dan kita masih harus membersihkan semua toilet-toilet itu lagi.” Ucap Diandra

“Ah aku mah tidak mau. Kamu saja tuh yang bersihkan. Secara kan kamu sudah terbiasa sama yang namanya bersih-bersih di tempat kotor seperti ini.” Ucap Azka ketus

“Eh.. Apa kamu bilang barusan?” ucap Lisna yang ikutan kesal

“Sudah biarkan saja, Lis. Anak manja kaya dia itu tidak usah di gubris.” Ucap Diandra yang sudah tidak mau ambil pusing lagi kerana sudah kelelahan

“Yuk, Lis. Balik.” Ajak Diandra dan Lisna pun akhirnya mengikuti pulang

“Eh.. Dasar cewe kampung. Pergi saja sana kamu.” Celetuk Azka sambil teriak

“Eh Az, kamu tu ya. Mulutmu itu tuh. Kasar banget sama cewe.” Ucap satria

“Biarkan saja. Mulut.. Mulut aku. Terserah aku mau ngomong apa.” Ucap Azka sambil pergi ke parkiran mobil

“Haiz ni anak satu kalau dibilangin selalu saja begini.” Gumam satria yang kemudian mengikuti kemana arah Azka pergi

Sesampainya di tempat kos, Diandra merasakan badannya sedikit kurang sehat.

“An, kamu kenapa?” tanya Lisna

“Aku tidak apa-apa, Lis. Mungkin masuk angin aja. Kamu mau kan kerikin aku?!” ucap Diandra

“Iya. Aku kerikin.” Sahut Lisna

Setelah selasai di kerikin, badan Diandra sudah jauh lebih baik.

“Makasih ya, Lis.” Ucap Diandra

“Iya sama-sama.” Sahut Lisna

Keesokan harinya, benar saja, si Azka sama sekali tidak mau bantu untuk membersihkan seluruh toilet. Begitupun hari ke 3, ke 4 sampai hari terakhir.

Semua hukuman dikerjakan sendiri oleh Diandra.

“Gila an, aku benar-benar tidak habis pikir. Kok ada ya cowok yang lepas tanggungjawab begitu saja kaya’ gini?!” ucap lisna heran saat masa hukuman sudah selesai

“Sudahlah, Lis. Tidak usah dibahas.” Ucap Diandra

“Tapi kan An, kita tidak bisa biarkan begini saja?!” ucap lisna

“Ya terus kamu mau apa?” tanya Diandra

“Ya paling tidak dia kasih tahu lah kenapa dia tidak bisa datang.” sahut Lisna

“Sudahlah, Lis. Aku tidak mau punya urusan lagi sama dia.” Ucap diandra.

“Ya sudah.. Ya sudah kalau begitu.” Ucap Lisna pasrah

.

.

.

.

.

Lanjut..👇

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!