"Cepat sayang, aku takut terjadi sesuatu dengan mama!" ucap Vio cemas setelah mendengar kabar kalau mamanya sakit dan sekarang dia memilih untuk beristirahat di villa puncak milik keluarga mereka.
"Aku juga sedang berusaha sayang, kita memang harus cepat sampai. Tapi kita harus juga jaga keselamatan saat dijalan." jawab Dion tersenyum lembut melihat kecemasan di mata istrinya.
Benar, semua anak-anak keluarga Aftano sangat mencintai Karina. Mereka semua rela melakukan apapun untuk sang mama tercinta. Bahkan Dion dan Vio rela meninggalkan pekerjaannya dengan membawa kedua anaknya meski mereka tahu sangat kerepotan. Titah mama mereka adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Meski mama mereka tak mengharuskan menuruti keinginannya namun secara spontan anak-anaknya akan langsung melakukan apapun untuk mama mereka.
Seperti saat ini, saat anak-anak mendengar mamanya sakit dan sedang beristirahat di villa puncak milik keluarganya langsung membuat semua anak-anaknya kalang kabut membatalkan segala janji mereka entah itu penting atau tidak, entah itu akan membuat mereka mengalami kerugian puluhan miliar atau triliun pun mereka akan meninggalkan semuanya demi mama tersayang mereka. Bagi mereka mamanya adalah segala-galanya diatas segala-galanya.
"Kita istirahat dulu, kasihan anak-anak! Masih satu jam lagi perjalanan. Kaupun butuh istirahat demi janin kita." jelas Dion tersenyum lembut sambil mengelus perut istrinya setelah sampai di sebuah restoran.
Ya, kini Vio hamil empat bulan anak mereka setelah mempunyai dua anak laki-laki dan perempuan, mereka belum juga puas. Dan kini setelah putri keduanya lahir yang baru berumur delapan belas bulan, kini Vio hamil anak ketiga mereka yang sudah berumur empat bulan.
Dion benar-benar berusaha keras untuk mempunyai banyak anak-anak. Bahkan kini Rey putra sulungnya sudah berumur lima tahun. Tapi otaknya yang cerdas sudah seperti anak usia hampir sepuluh tahun.
Bagaimana tidak, kini putranya itu sudah duduk di bangku sekolah dasar kelas dua. Banyak guru yang tercengang melihat kejeniusan Rey.
"Baiklah." Vio hanya menurut meski sebenarnya ingin protes, tapi mengingat putri kecilnya yang sudah terlihat kelelahan dan kondisi kehamilannya yang membuatnya sudah capek juga.
Vio lebih mengutamakan keselamatan mereka. Bagaimana pun juga, jika keputusan mamanya untuk tinggal di villa memang tak mengizinkan orang lain untuk datang saat mereka berkumpul di villa.
Itulah sebabnya anak-anaknya akan datang dengan mengemudi sendiri mobil mereka masing-masing meski mereka masing-masing mempunyai banyak sopir.
**
Setelah tiga jam perjalanan, Arthur memarkirkan mobilnya dengan apik di halaman villa milik keluarga mereka. Arthur turun dari mobil diikuti Putri juga ikut turun yang disambut putri kecilnya Vanya yang sudah tersenyum bahagia melihat mamanya muncul di mobil milik omnya.
"Mama..." seru Vanya memanggil mamanya yang baru turun dari mobil. Aksa suaminya mengikuti putrinya dari belakang putrinya.
"Sayang..." Putri menerima hamburan pelukan putrinya itu. Tak mau mengecewakan, diapun mencium seluruh wajah putrinya itu dengan penuh kasih.
"Geli mama.." oceh Vanya terkikik kegelian.
"Kau sangat menggemaskan putriku. Kau tak nakal kan? Kau menurut pada papa kan?" tanya Putri setelah puas menciumi wajah putrinya.
"Vanya nurut kok ma, Vanya jadi anak baik juga. Iya kan pa?" ucap Vanya lucu sambil menoleh ke arah Aksa yang sudah berdiri di sampingnya.
"Anak papa memang menurut, tak pernah nakal pula." ucap Aksa mencubit hidung putrinya gemas.
"Mama dengar kan?" ucap Vanya ganti menatap Putri sambil mengusap hidungnya yang memerah karena cubitan papanya.
"Anak pintar." jawab Putri sambil mengusap rambut putrinya. Aksa ganti menatap istrinya. Begitu juga Putri.
"Apa kabar mas?" sapa Putri menatap suaminya penuh kerinduan.
Aksa langsung memeluk tubuh istrinya erat. Dia begitu merindukan istrinya ini walaupun baru tiga hari yang lalu istrinya itu berangkat ke Paris mengurus butiknya yang sedang ada masalah.
"Aku tidak baik-baik saja tanpamu." jawab Aksa lirih dalam ceruk leher istrinya.
"Geli mas..." ucap Putri terbahak kegelian.
"Ehm... Ada anak kecil." suara bariton Arthur yang sejak tadi hanya menyaksikan keluarga yang sedang melepas kerinduan ini berdecak kesal. Keduanya langsung spontan melepaskan pelukannya.
"Eh, ada kau Art. Apa kabar?" ucap Aksa sedikit malu melihat keposesifannya.
"Sejak tadi aku ada disini mas." kesal Arthur meski mereka tahu kalau Arthur hanya bercanda langsung masuk ke dalam villa menuju kamar utama, kamar mamanya.
"Maaf." jawab Aksa sambil mengikuti langkah Arthur tak lupa sambil menggendong putrinya yang diikuti istrinya dari belakang.
**
"Art, kau sudah datang? Kenapa ponselmu, buang saja jika susah dihubungi?" teriak Angel yang sudah ada di dalam villa sedang duduk di sofa ruang keluarga dengan suaminya yang menempel bagai lem.
Apalagi sambil mengelus perut buncit istrinya yang mungkin sudah akan melahirkan dua bulan lagi.
"Dimana mama?" tanya Arthur berhenti tanpa menjawab pertanyaan kakaknya.
"Mama baru tidur, biarkan dia istirahat. Sejak semalam mama sulit tidur. Dia baru bisa tidur lima belas menit yang lalu.
"Aku mau melihatnya." ucap Arthur nyelonong ke kamar utama mamanya tanpa menghiraukan larangan kakak sulungnya itu.
"Art..." seru Angel.
"Sayang, kendalikan dirimu. Kau sedang hamil. kendalikan emosimu. Biarkan Arthur bertemu mama, dia sudah hampir dua tahun ini tak bertemu mama, setelah kepergiannya mengurus bisnisnya di Korea." hibur Al lembut yang diangguki istrinya. Angel terlihat menghela nafas panjang.
"Bisnis saja yang dipentingkan." ucap Angel berdecak kesal.
"Dia harus menggantikan papa." ucap Al lagi lebih lembut.
"Kau memang yang paling mengerti diriku sayang. Aku mencintaimu." ucap Angel sambil menangkup kedua pipi suaminya, mengecup sekilas bibir suaminya.
Al melongo, seketika dia menarik tengkuk istrinya mencium bibir istrinya lebih dalam dan lebih lama.
"Ada anak kecil kak! Ck ck..." seru Putri yang baru muncul dari luar dengan Aksa yang menggendong putrinya.
"Kak Bella..." panggil Vanya yang langsung turun dari gendongan papanya menghampiri Bella putri pertama Angel dan Al yang sedang menggambar di karpet lembut depan TV.
"Hai Vanya.." ucap Bella balas menyapa adik sepupunya itu.
"Ma, kapan kak Rey datang?" tanya Bella menoleh menatap Angel yang juga menoleh padanya.
"Masih dalam perjalanan sayang." jawab Angel kembali ngobrol dengan Putri yang kemudian pergi ke kamarnya membersihkan tubuhnya sebelum menemui mamanya diikuti oleh suaminya setelah menitipkan putrinya pada Angel dan Al.
Tok tok tok
Arthur mengetuk pintu kamar Karina, muncul Derian yang membukakan pintu kamarnya. Wajah tuanya tak menyurutkan ketegasan yang ada di raut wajah pria tua sang papa. Meski umur tak lagi muda, fisik Derian tetap saja terlihat berisi dan kekar, meski tak sekekar dulu. Derian masih sanggup jika harus menggendong tubuh istrinya.
"Biarkan mama istirahat, kau kembalilah ke kamarmu. Dan bersihkan tubuhmu, papa tak mau bakteri dan kuman yang kau bawa menghambat kesembuhan mamamu." ucap Derian dingin dan tajam, tanpa menunggu jawaban dari putranya, dia menutup kembali pintu kamarnya.
Tak lupa kunci pintu pun diputar membuat Arthur berdecak kesal untuk protes.
"Pa..." lirih Arthur tak dihiraukan papanya.
TBC
.
.
.
Maafkan typo
Beri dukungannya
Beri like, rate dan vote nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Intan Putri
banyak saudara,kirain ank tunggal art
2021-03-27
2
DuckyYena
mantap thor
2021-02-27
2