Alam Jiwa

Namun tidak ada jawaban dari bibir Vyren, Nadley pun menoleh hingga membuat tatapan keduanya pun bertemu. Dan seketika itu Nadley terkejut, karena Nadley seketika itu dapat merasakan apa yang Vyren bayangkan. Dia seolah memasuki alam jiwa Vyren.

Dan setelah Vyren tiba˗tiba berkedip, dengan

tetap menatap Nadley, membuat Nadley pun seketika itu tersadar dari alam itu. Jantungnya terasa berdegup begitu kencang, nafasnya naik turun tak keruan.

“Ada apa?”seketika Vyren pun bertanya.

Nadley kembali menatap rumah yang ada di depannya. Berusaha mengalihkan pembicaraan.“Ah tak apa.”

Lalu dia kembali mengulang pertanyaannya,“Apa itu rumah anda?”tanyanya sambil menunjuk ke arah rumah itu.

“Ah iya kita sudah sampai!”pekik Vyren, saat menyadari setelah mendengar pertanyaan Nadley.

Membuat Nadley pun tak membutuhkan jawaban lagi dari Vyren, karena Nadley telah dapat menafsirkan pastilah itu rumah Vyren. Apabila bukan, untuk apa Vyren memekik seperti itu.

Nadley pun langsung turun dari kudanya, lalu

dia membantu Vyren turun dari kudanya,bak Vyren adalah tuannya. Nadley menggenggam tangan Vyren.

Dan Vyren pun turun dari kuda itu.

“Terima kasih,” ucap Vyren setelah itu.

Anak kecil tiba˗tiba muncul, keluar dari rumah itu, yang terbuat dari kayu dan hanya beratapkan dedaunan itu.

“Kakak….?” ucap anak itu, dengan mimik yang bertanya˗tanya.

Sssttt!!! , Vyren meletakkan telunjuknya di bibirnya. Dan Vyren membisikkan sesuatu pada anak itu.

“Trailys, nanti kakak jelaskan padamu...masuklah!”, bisik Vyren.

Trailys pun berlari ke dalam rumah, setelah

mengangguk dengan apa yang Vyren ucapkan.

“Itu adikku,”Ucap Vyren setelah itu.

Nadley tersenyum. Tidak ada kecurigaan

sedikitpun dalam diri Nadley dengan kehadiran dan perginya anak kecil itu secara tiba˗tiba.

Karena yang sampai kini Nadley pertanyakan adalah mengapa hutan berduri tiba˗tiba menjauh dari pandangan?, setelah dia menginjakkan kaki di tanah tempat itu?.

“Ada apa?”tanya Vyren, saat merasa Nadley

seolah berpikir. Membuat lamunan Nadley pun buyar.

Lalu Nadley pun tanpa ragu langsung bertanya

saja pada Vyren, “Apa anda bisa memberitahuku apa nama tempat yang kini ku pijak ini?”, sambil

menelisik ke seluruh penjuru.

Vyren tahu bahwa Nadley pasti mulai

merasakan keanehan,“ Hutan berduri. Ini masih hutan berduri,” jawab Vyren, berbohong.

Karena dia tahu Nadley bukanlah orang sembarangan, dan dia tak ingin Nadley tahu nama yang sebenanya tempat itu. Karena sejatinya mereka bukan lagi berada di hutan

berduri.

...****************...

Pikiranku terbang melayang, berkali˗kali

kedua mataku berkedip. Tak jarang ku pijati

keningku. Aku seolah merasakan peristiwa dalam cerita Vyren.

“Apa kau merasakan?”, tiba˗tiba satu suara

ku dengar, dan ternyata itu Pak Mega J. Yang muncul dari balik buku˗buku yang beterbangan, aku melihat terciptanya senyum beliau.

Aku pun membalas senyuman itu sembari

menjawab pertanyaan Pak Mega J,“Ya, Pak...”Aku berdiri dari dudukku, setelah itu kursi yang ku

duduki pun ikut melayang˗layang, seperti sedia kala.

Karena memang seluruh barang˗barang yang ada di sini, di tempat ini, tidak satu pun yang menyentuh tanah. Entah itu buku, meja, kursi, almari buku, sekaligus lampu pun tak menempel pada atap. Semuanya mengawang.

“Bapak sudah datang?”tanyaku sambil

meletakkan kembali buku yang ku pegang pada udara begitu saja. Dan buku itu pun melayang˗layang entah kemana pun, menjauhiku.

“Ya, sudah jam empat. Dan tugas Bapak pun

juga sudah selesai.” Ucap Pak Mega J, sambil duduk tapi tanpa kursi dan tanpa apapun. Aku tak tahu, beliau duduk di mana. Yang ku lihat hanyalah beliau yang menekuk lutut seolah duduk.

“Apa? Sudah jam empat sore?!” tanyaku dengan sedikit terkejut.

Pak Mega J mengangguk.

“Ya Allah….! Aku harus kembali ke pondok.” Ucapku.

“Ya sudah, tak apa. Besok kamu bisa datang lagi ke sini.” Ucap Pak Mega J. Senyum beliau

mengembang.

“Benarkah?”Tanyaku tak menyangka dengan

ucapan beliau yang begitu ramah padaku.

“Iya, tapi kamu tetap tidak boleh mengatakan apapun yang telah kau lihat ini pada siapa˗siapa...”

“Aman.”

Aku pun berjalan keluar dari perpustakaan

itu, tiba˗tiba saja setelah itu aku berada di depan

gerbang rumah Pak Mega J. Dan tanpa ku sadari, Mycle dan Emilia telah berada di depanku. Mengantarkanku sampai gerbang ini.

“Hati˗hati”ucap Mycle dan Emilia.

.

.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👍👌👍👌

2021-03-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!