Syahadat Cinta Sang Janda
"Assalamualaikum.. "
Ku awali tulisanku pada selembar diary berwarna biru tua.
Aku tau menulis diary sekarang sudah tidak zamannya lagi.
Hampir setiap orang sekarang lebih suka menulis rahasianya pada akun media sosial dan berharap mendapatkan feedback dari para pembaca setia akun medsosnya.
Tapi kalau menurutku membuka aib itu sangat memalukan.
Dan Aku adalah tipe orang yang sedikit tertutup.
Sulit bagiku untuk berbagi kesedihan pada orang lain.
Aku lebih suka menulisnya pada diary biru yang sudah agak kusam ini.
Namaku Aina.
Lengkapnya Mutiara Aina.
Aku hanyalah seorang gadis kampung dari sebuah kecamatan tertua di Indra Giri Hilir.
Setelah tamat SMA, Aku lanjut kuliah di Universitas Riau yang berada di Kota Pekanbaru.
Tentu saja hal ini sangat membanggakan bagi orangtuaku.
Mereka bangga karna Aku bisa lulus dan mendapatkan beasiswa di salah satu universitas ternama di Riau.
Akupun demikian.
Aku yang hanyalah seorang gadis kampung, tentu nya begitu bahagia ketika di nyatakan lulus dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru dan mendapatkan beasiswa berprestasi.
Rasa takjub dan bahagia karna bisa berkuliah di kota membuatku bercita-cita untuk tinggal di sini selamanya.
Di Pekanbaru kota bertuah ini.
"Aku akan kuliah dengan giat, agar bisa selesai dengan cepat, lalu segera mencari pekerjaan dan menabung untuk membeli sebuah rumah disini. Akan Aku buktikan pada orangtua dan orang-orang di kampung kalau Aku berhasil nanti". bisikku dalam hati.
Aku tertawa dalam hati mengingat semua cita-cita dan harapanku ketika Aku pertama kali menginjakkan kaki di kota ini.
"Astagfirullah.." bisikku dalam hati, lalu kembali meluahkan isi hatiku kedalam diary yang dari tadi ku buka.
Waktu terlalu cepat berlalu.
Baru saja rasanya kemarin aku lulus dari Universitas sebagai salah satu mahasiswa terbaik jurusan.
Ibu dan Bapak sangat bangga atas prestasi yang telah Aku raih.
Tidak lama setelah tamat kuliah, Aku di terima kerja di salah satu kantor finance di Pekanbaru.
Rasa syukur atas nikmat yang tidak putus Aku ungkapkan dengan berbagi pada beberapa anak yatim ketika gaji pertamaku dari kantor kuterima.
Aku sangat bahagia karna bisa membuat orangtuaku merasa bangga padaku.
Setiap bulan, sebagian dari gajiku kukirim ke kampung untuk membantu orangtua menyekolahkan adik-adikku.
Dengan gaji berstandar UMR, cukuplah bagiku untuk hidup pas-pasan di pekanbaru demi untuk membantu orangtua dikampung.
Lagi pula, Aku masih tinggal bersama keluarga tanteku di pesantren Thafiz Qur'an yang di kelola oleh keluarga suaminya.
Jadi aku tidak perlu repot memikirkan biaya untuk membayar kontrakan ataupun kost-kostan.
Tinggal di lingkungan Thafiz tentu saja membawa hal yang positif padaku, meskipun Aku tidak turut serta dalam memperdalam hafalan Al- Qur'an, tapi hampir semua kegiatan malam yang dilakukan anak-anak thafiz ku ikuti.
Mulai dari belajar Bahasa Arab, pengajian rutin tiap malam minggu sampai pada pelajaran Kitab gundul.
Hidupku terasa sangat sempurna dan bahagia.
Tiada hari Aku lewatkan tanpa melakukan kegiatan-kegiatan positif.
Terkadang sebelum Aku tidur.
Aku mengajak Anak-anak santri perempuan bermasker ria bersama untuk menghilangkan rasa jenuh dan mempercantik diri kami.
Hampir setiap enam bulan sekali kami melakukan kegiatan diluar pesantren. Misalnya berkemah atau pergi ke Padang untuk menikmati pantai.
Tentunya bersama para pengurus pondok dan para santriawan/i.
Aku benar-benar bahagia.
Hidupku benar-benar terasa sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Assalamu'alaikum
wahh novel 2020 an nih Thor...
Lumayan telat...
let's read!!
2023-09-13
0
Narun Jaya
mandi dulu kalih ya
2023-07-21
0
Narun Jaya
seru
2023-07-21
0