ZOMBIE EXTENDER CULTIVATOR SYSTEM
"Kalian mengkhianatiku!" seru seorang pemuda menatap kedua temannya. Sekarang dunia telah dilanda oleh sebuah wabah. Wabah itu menyebabkan seseorang menjadi mayat hidup dan dapat memakan sesamanya atau kanibal.
Virus yang dikenal dengan nama V-Zom01 ini menyebar dan mengacaukan seluruh dunia. Baru dua hari menyebar, tapi korban terjangkitnya sudah memusnahkan setengah dari populasi manusia di muka bumi. Bahkan, ibu dan ayah si pemuda bernama Galen Eoschop ini menjadi korbannya.
Pacarnya Vera telah bekerja sama untuk membunuhnya bersama dengan sahabatnya sendiri yaitu Daniel, dan sekarang Galen sedang terkapar tak berdaya di tanah.
Para korban yang disebut zombie ini langsung berbalik ke arah Galen begitu mencium aroma darah yang menggugah selera.
'Jika aku diizinkan untuk mengulang waktu, aku akan membenci mereka dan menyelamatkan yang lain,' batin Galen yang masih sempatnya untuk berkhayal seperti di novel.
Galen memenggal kepalanya sendiri karena tidak mau menjadi salah satu dari kawanan kanibal itu.
' Ayah, ibu tunggu aku di alam sana,' pikir Galen yang perlahan kehilangan kendali atas tubuhnya. Rasa daging terkoyak menyapa indra perasanya, sakit, kata yang tepat untuk membuktikannya.
****
"Di mana ini? Surga? Kok mirip rumah?" gumam Galen melirik sekitar memperhatikan tata letak benda dan ruangan yang sangat tak asing di netranya.
Ceklek!
Suara pintu terbuka, masuklah seorang pria paruh baya mendekat ke arahnya dan duduk di pingir kasur sambil mengelus kepala Galen.
"Apa masih ada yang sakit?" tanyanya, Galen menatap tak percaya. Orang di depannya adalah ayahnya, keningnya mengernyit, selimut kembali teracak tak karuan ketika mendapat remasan dari jari-jemari Galen.
Zealvinea Eoschop, nama ayah Galen. Tetap tampan walau di usia yang sudah tidak lagi muda.
'Ini nyata?' sentak Galen bertanya pada diri sendiri, matanya berkaca-kaca menatap yakin. 'Ini di umur berapa? Kenapa terlihat sangat kecil?' batin Galen membolak-balikkan kedua telapak tangannya.
"Ding ... Extender Sistem aktif!"
[ Nama : Galen Eoschop
[ Umur : 14 tahun
[ Status : Pelajar SMP
[ Kemampuan sihir : Teleportasi
[ Kesehatan : 80%
[ Daya tahan : 40%
[ Poin : 50
Layar transparan langsung muncul mengagetkan Galen. Matanya terbelalak ketika melihat umurnya. 'I..ini umur 14 tahun? Beneran? Aku, mengulang waktu di enam tahun sebelum V-zom01 itu menyebar?' pikir Galen tak percaya.
Reaksi Galen tak luput dari pandangan pria paruh baya yang tak lain ayahnya. Alis Zeal merajut tak kebingungan melihat ekspresi Galen. 'Apa yang dilihat?' batinnya melirik sekitar, tak ada apa-apa selain mereka berdua.
Beberapa saat melamun, Galen kembali dikejutkan ketika menyadari layar transparan di depannya adalah sistem. 'Si..sistem?! Tuhan memberkatiku!' seru Galen membatin, matanya kembali tertuju pada kemampuan teleportasi miliknya.
"Galen?" sentak Zeal membuyarkan lamunan sang putra sulung. Mata Galen berkaca-kaca menahan tangis, menghiraukan rasa sakit, Galen langsung loncat ke pelukan pria paruh baya di depannya. "Ga..galen?" panggil Zeal terkejut mendapat pelukan secara tiba-tiba.
"Huwaa! Papa!" histeris Galen membuat keringat dingin bercucuran dari pelipis Zeal. "Ga..galen?! Jangan menangis, aduh cup cup cup anak Ayah!" bujuk Zeal, bersamaan dengan masuknya sang istri, Reasti Eoschop.
"Zeal! Sudah berapa kali aku bilang, jangan buat Galen nangis pas lagi sakit! Kalo tambah sakit?!" sentak Reasti mendekat dan menjewer telinga sang suami. "Mama!" panggil Rian berkaca-kaca, wajah tampan dengan pipi tembem di umur remaja membuat siapapun gemas. Terutama sang ibu.
Tanpa aba-aba, Reasti melepas jewerannya dan mengambil sang putra dari pelukan suaminya. "Aduh-aduh, anak Mama jangan nangis dong, sudah gede," bujuk Reasti memeluk Galen dan mengelus kepalanya. Netranya menatap hangat, tapi kemudian menjadi tajam ketika melirik Zeal sang suami.
"Tak ada jatah!" singkat, padat dan jelas membuat Zeal terkejut. Matanya memicing tajam pada Galen yang menjadi penyebab harinya sial. "Sa..sayang, mana ada begitu! Tadi si Cengeng ini sendiri tiba-tiba bangun dan peluk aku lalu nangis!" bantah Zeal jujur. Tapi sayangnya, apapun perkataannya, di mata sang istri tetaplah salah.
"Sa ..."
"Mama, Papa, hiks, boleh aku minta sesuatu?" sela Galen membuat keduanya saling melirik satu sama lain. "Tentu boleh Sayang," balas Reasti lembut. Ekspresi sedih galen langsung berubah jadi serius. "Galen ingin laptop!" pinta Galen.
Sudut bibir mereka tertarik ke atas mendengar permintaan sang putra. Tapi tanda tanya yang besar terlihat jelas dari pelipis kepala mereka. "Untuk apa? Tumben minta laptop?" tanya Reasti, Zeal hanya terdiam melirik iri.
Anaknya sangat dimanjakan, sementara dirinya. Sangat memprihatinkan. 'Aku harus tetap polos di depan mereka!' batin Galen, dalam sekejab, netranya menatap polos ke arah sang mama. "Maa, Galen ingin belajar dari laptop jugaa," jawab Galen manja.
'Jijik! Akkkh! Tapi apa boleh buat, demi masa depan!' pikir Galen berderai air mata dalam benaknya. "Ututututu gemesnya anak Mama yang sudah besar. Tentu Sayang, Mama sama Papa akan carikan Galen laptop!" balas Reasti menguyel-uyel pipi anaknya.
"Saayaaangg!" panggil Zeal manja, tapi bukannya kehangatan, tatapan tajam nan menusuk langsung terarah padanya. "Apa?" tanyanya dingin masih kesal pada sang suami. Tapi, sebuah ide terlintas di benaknya.
Menurunkan Galen dari pangkuan, Reasti berbisik tepat di telinga sang suami dengan nada sensual, "belikan Galen laptop, nanti aku turuti keinginanmu."
Tak hanya mulut, tangannya bergerak membelai paha sang suami, berusaha membangkitkan birahi Zeal. Galen yang terjebak di antara mereka menatap polos dan menangis dalam hati. 'Akkkhhhh!' jerit Galen frustasi menatap kedua orang tuanya.
"Ah tentu Sayang, kalo gitu, aku keluar bentar ya," izin Zeal mendapatkan anggukan. Iphone merk terbaru langsung ditarik dari saku bajunya. Dengan cepat, tangannya menghubungi sang asisten. "Belikan aku laptop termahal dan terbaik! Dalam waktu satu jam, semua harus sampai!" titah Zeal cepat.
Netranya melirik sang istri dengan birahi di puncak batasnya. "Sayaangh," panggilnya dengan nada sensual. Reasti langsung beranjak dari kasur. "Mama keluar dulu ya, kalo ada apa-apa bisa panggil Bibi," jelasnya cepat dan meraih tangan suami lalu pergi ke kamar.
"..." Galen terdiam, melihat reaksi kedua orang tuanya. Entah kenapa, pikirannya langsung mengeras. 'Mengesalkan!' pikir Galen melihat bagian di antara kedua kakinya ikut terbangun. Oh, jangan lupa jika dirinya di kehidupan sebelumnya sudah berumur 20 tahun.
Tentu saja dirinya sudah cukup umur untuk memikirkan hal-hal yang dewasa. Matanya melirik panel tembus pandang di sampingnya. "Sepertinya, aku harus mencatat beberapa poin penting," gumam Galen menyeringai.
Kakinya diseret menuju meja, mengambil selembar kertas dan mencatat beberapa poin penting untuk enam tahun ke depan. 'Beberapa nomor undian juga diinget, jadi perlu dicatat, aku perlu membuat Shelter untuk menyelamatkan mereka,' pikir Galen.
Shelter adalah sebuah tempat tersembunyi bawah tanah, biasa digunakan sebagai tempat persembunyian para militer. Walau di bawah tanah, jangan diragukan. Tempatnya lengkap dengan fasilitas yang lebih berkelas dari pada hotel bintang 5.
______
**Ah\, setelah author putuskan. Author akan kembali revisi ulang\, terdapat perombakan alur\, karakter\, sifat\, tampilan sistem dan semuanyaa di novel ini. **
Nah, pendapat kalian. Lebih bagus penulisan sekarang atau sebelumnya? Silahkan koment yaa!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
sobat sebat
Galen Escobar
2024-07-08
0
bintang 01
aku dari abad 23 tahun 2022👍
2022-04-24
1
bintang 01
hhh lucu
2022-04-24
1