NovelToon NovelToon

ZOMBIE EXTENDER CULTIVATOR SYSTEM

Pengkhianatan(Revisi1)

"Kalian mengkhianatiku!" seru seorang pemuda menatap kedua temannya. Sekarang dunia telah dilanda oleh sebuah wabah. Wabah itu menyebabkan seseorang menjadi mayat hidup dan dapat memakan sesamanya atau kanibal.

Virus yang dikenal dengan nama V-Zom01 ini menyebar dan mengacaukan seluruh dunia. Baru dua hari menyebar, tapi korban terjangkitnya sudah memusnahkan setengah dari populasi manusia di muka bumi. Bahkan, ibu dan ayah si pemuda bernama Galen Eoschop ini menjadi korbannya.

Pacarnya Vera telah bekerja sama untuk membunuhnya bersama dengan sahabatnya sendiri yaitu Daniel, dan sekarang Galen sedang terkapar tak berdaya di tanah.

Para korban yang disebut zombie ini langsung berbalik ke arah Galen begitu mencium aroma darah yang menggugah selera.

'Jika aku diizinkan untuk mengulang waktu, aku akan membenci mereka dan menyelamatkan yang lain,' batin Galen yang masih sempatnya untuk berkhayal seperti di novel.

Galen memenggal kepalanya sendiri karena tidak mau menjadi salah satu dari kawanan kanibal itu.

' Ayah, ibu tunggu aku di alam sana,' pikir Galen yang perlahan kehilangan kendali atas tubuhnya. Rasa daging terkoyak menyapa indra perasanya, sakit, kata yang tepat untuk membuktikannya.

****

"Di mana ini? Surga? Kok mirip rumah?" gumam Galen melirik sekitar memperhatikan tata letak benda dan ruangan yang sangat tak asing di netranya.

Ceklek!

Suara pintu terbuka, masuklah seorang pria paruh baya mendekat ke arahnya dan duduk di pingir kasur sambil mengelus kepala Galen.

"Apa masih ada yang sakit?" tanyanya, Galen menatap tak percaya. Orang di depannya adalah ayahnya, keningnya mengernyit, selimut kembali teracak tak karuan ketika mendapat remasan dari jari-jemari Galen.

Zealvinea Eoschop, nama ayah Galen. Tetap tampan walau di usia yang sudah tidak lagi muda.

'Ini nyata?' sentak Galen bertanya pada diri sendiri, matanya berkaca-kaca menatap yakin. 'Ini di umur berapa? Kenapa terlihat sangat kecil?' batin Galen membolak-balikkan kedua telapak tangannya.

"Ding ... Extender Sistem aktif!"

[ Nama  : Galen Eoschop

[ Umur  : 14 tahun

[ Status : Pelajar SMP

[ Kemampuan sihir : Teleportasi

[ Kesehatan : 80%

[ Daya tahan : 40%

[ Poin : 50

Layar transparan langsung muncul mengagetkan Galen. Matanya terbelalak ketika melihat umurnya. 'I..ini umur 14 tahun? Beneran? Aku, mengulang waktu di enam tahun sebelum V-zom01 itu menyebar?' pikir Galen tak percaya.

Reaksi Galen tak luput dari pandangan pria paruh baya yang tak lain ayahnya. Alis Zeal merajut tak kebingungan melihat ekspresi Galen. 'Apa yang dilihat?' batinnya melirik sekitar, tak ada apa-apa selain mereka berdua.

Beberapa saat melamun, Galen kembali dikejutkan ketika menyadari layar transparan di depannya adalah sistem. 'Si..sistem?! Tuhan memberkatiku!' seru Galen membatin, matanya kembali tertuju pada kemampuan teleportasi miliknya.

"Galen?" sentak Zeal membuyarkan lamunan sang putra sulung. Mata Galen berkaca-kaca menahan tangis, menghiraukan rasa sakit, Galen langsung loncat ke pelukan pria paruh baya di depannya. "Ga..galen?" panggil Zeal terkejut mendapat pelukan secara tiba-tiba.

"Huwaa! Papa!" histeris Galen membuat keringat dingin bercucuran dari pelipis Zeal. "Ga..galen?! Jangan menangis, aduh cup cup cup anak Ayah!" bujuk Zeal, bersamaan dengan masuknya sang istri, Reasti Eoschop.

"Zeal! Sudah berapa kali aku bilang, jangan buat Galen nangis pas lagi sakit! Kalo tambah sakit?!" sentak Reasti mendekat dan menjewer telinga sang suami. "Mama!" panggil Rian berkaca-kaca, wajah tampan dengan pipi tembem di umur remaja membuat siapapun gemas. Terutama sang ibu.

Tanpa aba-aba, Reasti melepas jewerannya dan mengambil sang putra dari pelukan suaminya. "Aduh-aduh, anak Mama jangan nangis dong, sudah gede," bujuk Reasti memeluk Galen dan mengelus kepalanya. Netranya menatap hangat, tapi kemudian menjadi tajam ketika melirik Zeal sang suami.

"Tak ada jatah!" singkat, padat dan jelas membuat Zeal terkejut. Matanya memicing tajam pada Galen yang menjadi penyebab harinya sial. "Sa..sayang, mana ada begitu! Tadi si Cengeng ini sendiri tiba-tiba bangun dan peluk aku lalu nangis!" bantah Zeal jujur. Tapi sayangnya, apapun perkataannya, di mata sang istri tetaplah salah.

"Sa ..."

"Mama, Papa, hiks, boleh aku minta sesuatu?" sela Galen membuat keduanya saling melirik satu sama lain. "Tentu boleh Sayang," balas Reasti lembut. Ekspresi sedih galen langsung berubah jadi serius. "Galen ingin laptop!" pinta Galen.

Sudut bibir mereka tertarik ke atas mendengar permintaan sang putra. Tapi tanda tanya yang besar terlihat jelas dari pelipis kepala mereka. "Untuk apa? Tumben minta laptop?" tanya Reasti, Zeal hanya terdiam melirik iri.

Anaknya sangat dimanjakan, sementara dirinya. Sangat memprihatinkan. 'Aku harus tetap polos di depan mereka!' batin Galen, dalam sekejab, netranya menatap polos ke arah sang mama. "Maa, Galen ingin belajar dari laptop jugaa," jawab Galen manja.

'Jijik! Akkkh! Tapi apa boleh buat, demi masa depan!' pikir Galen berderai air mata dalam benaknya. "Ututututu gemesnya anak Mama yang sudah besar. Tentu Sayang, Mama sama Papa akan carikan Galen laptop!" balas Reasti menguyel-uyel pipi anaknya.

"Saayaaangg!" panggil Zeal manja, tapi bukannya kehangatan, tatapan tajam nan menusuk langsung terarah padanya. "Apa?" tanyanya dingin masih kesal pada sang suami. Tapi, sebuah ide terlintas di benaknya.

Menurunkan Galen dari pangkuan, Reasti berbisik tepat di telinga sang suami dengan nada sensual, "belikan Galen laptop, nanti aku turuti keinginanmu."

Tak hanya mulut, tangannya bergerak membelai paha sang suami, berusaha membangkitkan birahi Zeal. Galen yang terjebak di antara mereka menatap polos dan menangis dalam hati. 'Akkkhhhh!' jerit Galen frustasi menatap kedua orang tuanya.

"Ah tentu Sayang, kalo gitu, aku keluar bentar ya," izin Zeal mendapatkan anggukan. Iphone merk terbaru langsung ditarik dari saku bajunya. Dengan cepat, tangannya menghubungi sang asisten. "Belikan aku laptop termahal dan terbaik! Dalam waktu satu jam, semua harus sampai!" titah Zeal cepat.

Netranya melirik sang istri dengan birahi di puncak batasnya. "Sayaangh," panggilnya dengan nada sensual. Reasti langsung beranjak dari kasur. "Mama keluar dulu ya, kalo ada apa-apa bisa panggil Bibi," jelasnya cepat dan meraih tangan suami lalu pergi ke kamar.

"..." Galen terdiam, melihat reaksi kedua orang tuanya. Entah kenapa, pikirannya langsung mengeras. 'Mengesalkan!' pikir Galen melihat bagian di antara kedua kakinya ikut terbangun. Oh, jangan lupa jika dirinya di kehidupan sebelumnya sudah berumur 20 tahun.

 

Tentu saja dirinya sudah cukup umur untuk memikirkan hal-hal yang dewasa. Matanya melirik panel tembus pandang di sampingnya. "Sepertinya, aku harus mencatat beberapa poin penting," gumam Galen menyeringai.

Kakinya diseret menuju meja, mengambil selembar kertas dan mencatat beberapa poin penting untuk enam tahun ke depan. 'Beberapa nomor undian juga diinget, jadi perlu dicatat, aku perlu membuat Shelter  untuk menyelamatkan mereka,' pikir Galen.

Shelter adalah sebuah tempat tersembunyi bawah tanah, biasa digunakan sebagai tempat persembunyian para militer. Walau di bawah tanah, jangan diragukan. Tempatnya lengkap dengan fasilitas yang lebih berkelas dari pada hotel bintang 5.

______

**Ah\, setelah author putuskan. Author akan kembali revisi ulang\, terdapat perombakan alur\, karakter\, sifat\, tampilan sistem dan semuanyaa di novel ini. **

Nah, pendapat kalian. Lebih bagus penulisan sekarang atau sebelumnya? Silahkan koment yaa!

Wabah mulai menyebar(revisi1)

>>|

Sekarang Rian sudah berada di rumah, beserta ayah dan ibunya. Rian sekarang sedang menunggu keluarga ayah dan ibunya.

TINGG TINGGG

Suara bell rumah berbunyi menandakan ada tamu. Keluarga ayah dan ibu sudah datang, mereka datang secara bersamaan.

aku membuka pintu dan datanglah keluarga ayah dan ibuku sedang menunggu pintu di buka. Aku memeluk keluargaku satu persatu.

Ada anak paman ada 3. Yang tertua Gino( laki laki), kedua Yuna(perempuan), dan ketiga Rita( perempuan). Itu dari paman pihak ibuku.

Di pihak ibu Rian.

Reno( paman Rian kakak ibu nya)

Resti( istri paman yang baik)

nenek ( ibunya ibu Rian)

Kakek Rian.

Pihak ayah Rian.

Nenek( hanya nenek karena kakek Rian sudah meninggal 1 tahun yang lalu).

Dion( adik ayah dan istri serta anaknya)

Fatimah( istri dari adik ayah dia juga baik hati. Beserta kedua anaknya).

Anak anak dari Reno dan Resti;

Gino( yang tertua dan seumuran Rian laki laki)

Yuna( kedua. Perempuan selisih satu tahun dengan Gino)

Rita( ketiga. Perempuan selisih 2 tahun dengan Yuna)

Anak dari Dion dan Fatimah;

Fira( perempuan dan tertua. Umurnya selisih 1 lebih tua dariku).

Tina( perempuan dan anak kedua dan terakhir. Umurnya selisih 2 tahun dari Fira).

Back To Story.

Setelah semuanya makan, aku mengajak Gino,Yuna,Rita,Fira dan Tina ke kamarku untuk membahas semua masalah tentang wabah Zombie yang akan menyebar besok.

Di kamar.

" Aku kasih tahu ya, aku mendapatkan mimpi jika besok akan ada Virus Zombie" ucap ku menatap serius dan mengunci kamar.

" hahaha jangan konyol. Kebanyakan nonton Film Zombie deh lo, lo kan bukan peramal" ucap Gino tertawa mengejek tak percaya.

" Terserah jika gak mau percaya, tapi aku punya bukti kok" ucap ku membuat wajah mereka menjadi serius..

" aku sudah berbicara dengan ayah dan ibu, tapi mereka gak percaya. Reaksinya sama seperti Gino, terserah. yang penting aku sudah beri tahu" ucap ku

" jaga rahasia ini dengan rapat ya, aku telah mempersiapkan beberapa senjata untuk melawan zombie. Senjata ini aku pesan dalam jumlah yang lumayan banyak dan amunisi yang cukup untuk beberapa tahun" ucap ku lalu mengeluarkan pistol dari saku ku seolah olah aku telah menyimpan nya dari sana.

Padahal, Pistol itu aku ambil dari Inventori sistem. Dan aku buat seolah olah Pistol itu memang sudah berada di sana. Aku tak boleh membocorkan rahasia ini dari ke siapapun.

Hal itu membuat mereka terkejut.

" Yup, kalian ingin bekerja sama dengan ku atau tidak, tapi kalian harus menjaga rahasia ini rapat rapat 'sampai hari itu tiba' memberitahukan tentang senjata ini. Sebenarnya aku punya tempat rahasia menyimpan senjata senjata ini!!" ucap ku serius.

" Aku setuju" ucap mereka serentak. Aku bertepuk tangan.

" Nanti, aku akan sebarkan bubuk tidur supaya ayah, ibu, paman, bibi, nenek dan kakek tertidur. Seingatku kalian akan berubah menjadi Zombie jika kalian tidak berhati hati" ucap ku.

" Mana bubuk tidurnya" ucap Yuna memotong perkataan ku. aku tepok jidat dengan pertanyaan Yuna.

" Bubuk tidur ada di laci ku!" ucap ku, Yuna pun cengengesan sedangkan aku dan yang lain nya menggeleng geleng kepala.

' Sistem, bisakah kamu memunculkan beberapa botol obat tidur!. aku mohon!' batin ku memohon kepada system.

[ Baik Huan!, sebagai pengguna sistem tipe pemula. Beberapa hal akan di bimbing oleh sistem!]

' Terima kasih!' batinku kepada system. Lalu aku melihat Yuna berjalan menuju Laci meja Belajar yang ada di sudut ruangan, dan dia menemukan beberapa obat tidur versi bubuk yang di tabur di udara.

" Kita mulai rencana bubuk tidur itu sekarang" ucap ku, lalu membagikan mereka masker dan borgol. Kami berjalan menuju di mana paman, bibi, nenek, kakek , ayah dan ibu berkumpul.

Aku menyalakan kipas angin dan menaburkan bubuk tidur itu di depan kipas angin, dengan cepat. Bubuknya menyebar seperti daun kering yang terbakar. Ketika semua tertidur kecuali anak anak tentunya.

Kami pun mulai mengangkat paman, bibi, ayah, kakek, nenek, dan ibu ke ruang tanah satu per satu. Lalu kami memborgol tangan mereka dengan berpasangan.

dan akhirnya borgol itu aku borgol lagi ke tiang agar mereka tidak bisa kemana mana. Aku dan yang lain nya merayakan keberhasilan kami dengan tepuk tangan dan salaman ala kami sendiri.

Skip keesokan paginya.

Aku sengaja meminta izin untuk tidak sekolah hari ini. Aku lupa kalau aku punya ruang dimensi. tapi perbedaan waktunya sangatlah besar dan persediaan makanan akan cepat habis.

Jadi aku memutuskan untuk tidak memasuk kan mereka ke dalam ruang dimensi.

BOOMM BOMMM

suara ledakan terdengar di mana mana hingga ke bawah tanah dan membangunkan semuanya.

Aku pergi ke ruang bawah tanah memeriksa mereka. Mereka terbangun dengan wajah terkejut lalu mereka menatapku dan yang lain.

" Tebakan mu benar" ucap Gino dengan wajah serius.

" Paman, bibi, ayah, ibu, kakek dan nenek. Kalian dengarkan dengan ledakan tadi. sekarang seluruh dunia kacau balau karena virus zombie. dan aku tidak sekolah karena aku ingin menjaga kalian" ucap ku dengan serius membuat ayah dan ibu menatapku dengan serius.

" Apakah perkataan mu kemarin benar benar nyata" ucap ayah dan paman, bibi serta yang lain nya termasuk aku menatap ayah.

" Benar, jika aku bilang kalau aku mendapatkan mimpi untuk meramal masa depan apakah kalian percaya" ucap ku lalu mereka memasang wajah terkejut.

Aku membuka borgol mereka satu persatu. sekarang mereka semua telah lepas dari ikatan borgol. Kami berkumpul di ruangan aula khusus rapat keluarga yang penting.

" Kemarin ayah dan ibu tidak percaya jadi persediaan makanan kita hanya cukup untuk 3 bulan kedepan kan. kalian gak usah khawatir untuk masalah zombie yang akan datang kemari .."

" Aku sudah menyiapkan, katana, pistol, dan senjata lain untuk aku gunakan melawan para zombie. Aku mempunyai misi untuk menyelamatkan mereka semua. Kalian jangan keluar dari rumah. Aku akan pergi ke sekolah dan menyelamatkan yang lain di sana" ucap ku lalu mengeluarkan katana dan pistol.

' Sistem, bisakah kamu memunculkan beberapa senjata dan ribuan amunisi di kamarku!' tanyaku melalui batin kepada system.

[ Bisa host!]

Aku lalu memberitahukan di mana tempat itu akan di munculkan senjata yang lengkap beserta amunisi, dan setelah itu. Aku memberitahukan kepada seluruh keluargaku.

" Jangan khawatir ibu ayah, aku akan kembali dengan selamat. Saat aku keluar kalian harus mengunci pagar" ucap ku dan diangguki oleh mereka.

' Di sini yang kepala keluarga sebenarnya siapa' batin ku meringis.

Rian keluar dengan menggunakan mobil, Rian memang bisa mengendarai mobil hanya saja dia terlalu malas untuk menggunakan nya.

Rian melaju dengan kecepatan penuh menuju sekolah, sepanjang perjalanan ia menabrak zombie yang menghalanginya dan kadang ia oleng sehingga menabrak mobil lain.

Sesampainya di sekolah ia melihat para zombie sedang memenuhi gerbang depan.

DOR DOR DOR

Tembakan beruntun Rian layangkan kepada zombie dan terus menerima notifikasi tentang exp hasil membunuh zombie.

Dengan segera, Rian membuka gerbang saat melihat zombie sudah habis ia babat dengan membabi buta. Karena pelurunya sudah habis ia menggunakan katana pedang dari jepang yang sangat terkenal ketajamannya.

Ia membuka gerbang lalu menutupnya kembali sebelum para zombie memasukinya. Rian berlari menuju aula, dan melihat semua guru serta murid berada di sana.

" Hufft kalian aman, jangan sampai kalian terkena gigitan mereka, mereka Zombie. Kalian gunakan senjata seperti pisau dapur atau apapaun, tebas leher mereka, jangan takut untuk membunuh sekarang seluruh dunia sedang kacau" ucap Rian berteriak dengan lantang.

" Aku hanya memberi tau kalian. Mau tidak mau kalian harus membunuh mereka. Aku akan pulang jika kalian baik baik saja" ucap Rian lalu melangkaj pergi meninggalkan pintu.

Tapi sayang para zombie sudah menerobos masuk. Para guru kebingungan, takut dan panik seperti siswa yang lain.

***

Jangan Lupa tekan Tombol Like, Vote, Koment untuk dukung author... dan Share ke temen temen kalian, dan berikan Gift oke ^_^

membeli skill 1(revisi1)

POV AUTHOR

'ck mereka semua takut masa cuman aku' batin Rian berdecak, ketika melihat semua siswa maupun siswi saling berpelukan dan menangis.

" Haizh sudahlah, jangan ribut. Kalian ini. Zombie kian bertambah dan kalian hanya bisa menangis, berdiam tak akan bisa menyelesaikan masalah, dan menangis hanya meringankan perasaan!" ucap ku ketus.

Rian dalam posisi kuda kuda dengan kedua tangan nya memegang katana.

" Pindai jumlah zombienya" ucap Rian.

[ sistem memproses.... Ding!!]

[ ada 400 zombie menuju arah anda]

" Hahahahah" tawa Rian disertai seringai di bibirnya. Berlari menerjang  semua zombie dan mengayunkan katana tanpa belas kasih membuat semua guru maupun murid tercengang karena Rian bertarung dengan brutal dan tak segan - segan memenggal para zombie.

" Mati, mati, mati" gumam Rian, sembari terus mengayunkan katana, menebas dengan amatir, ya wajar lah, karena baru pertama kali memegang pedang, dan hanya sedikit  bela diri yang ia pelajari.

[ Up]

[ Up]

[ Up]

Rian naik level 3 kali.

" Sistem tampilkan status" ucap Rian.

[ menampilkan tatus]

[ Nama   : Rian Furnate

[ Umur   : 18 tahun

[ Level    : 3~ 3000 exp dibutuhkan untuk naik level

[ Job       :~

[ Skill      : ~

[ QI         : 10

[ Str        : 5

[ Vit        : 5

[ Ability  : 5

[ Body   :5

[ Poin    : 6

[ Coin    : $2000

[ selamat anda naik level... Silahkan untuk memilih job]

[penyihir]  [assasin]  [pengangguran]  [kultivator]  [chef].

" Aku pilih kultivatori" ucap Rian memilih Kultivasi.

[ memproses]

[ dingg...]

[ anda telah menjadi Kultivator]

[ jika anda ingin memiliki sebuah skil maka anda harus membeli skill di keranjang market]

Rian lalu membuka market di sistem.

Elemen;

Api

Angin

Air

Tanah

Petir

Tumbuhan

Cahaya

Kegelapan

[ jika anda membeli semua elemen total; $2000]

" Aku beli semua elemen" ucap Rian. Lalu ia merasakan sakit di tubuh nya, rasa sakit nya serasa di setrum tegangan tinggi.

[ selamat... Elemen anda telah menyatu dengan tubuh anda]

" Tampilkan statusku" ucap Rian

 

[ menampilkan status]

[Ding...]

[ nama     : Rian Furnate

[ umur     : 18 tahun

[ Level     : 3~ 3000 exp dibutuhkan untuk naik level

[ job         : kultivator

[ skill        : ~

[ elemen  : all

[ QI           : 10

[ Str          : 5

[ Vit           : 5

[ Ability     : 5

[ Body       : 5

[ Poin        : 6

[ Coin        : $350

_______________________

Rian meningkatkan Str 2 poin, Vit 2 poin poin, Ability 1 poin,Body 1 poin. Setelah itu, Rian menutup sistem.

Ia menyimpan kembali kedua katana nya di inventori nya. dan akhirnya berjalan ke aula.

" Kalian lihat kan cara bertarungku tadi, kalian punya pilihan masing masing. Aku akan membuat tempat penampungan di area perumahan" ucap Rian menatap mereka semua.

" Aku pulang dulu" ucap Rian dan langsung pergi menaiki motornya dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di rumah ia melihat zombie zombie berkumpul di depan rumahnya. ia kembali mengeluarkan katana nya. lalu menyerang membabi buta.

[ level up]

[ selamat anda mendapatkan skill barrier Wind]

[ skill barrier wind adalah membuat sebuah barrier dari angin untuk melindungi area luas, bahkan untuk melindungi diri sendiri]

[ membutuhkan 1 QI]

Setelah membunuh para zombie yang berkerumun di depan rumahnya, ia membuka pagar dan menggunakan skill barrier wind di sekitar rumahnya.

Ia meninggalkan pagar yang terbuka. Karena zombie tidak akan bisa masuk ke dalam rumahnya dengan skill barrier wind.

Ia masuk dan melihat ke ruang bawah tanah, bahwa semua keluarganya saling berpelukan.

" Kalian kok berpelukan gak ngajak aku" ucap Rian merajuk. semuanya melihat ke arah Rian lalu geleng geleng kepala.

" Kamu selamat nak" ucap ibu memutar mutar tubuh Rian.

" aku tidak apa - apa ibu" ucap Rian memeluk ibunya.

" Ibu aku telah membuat barrier pelindung di sekeliling rumah untuk berjaga jaga dari zombie, aku akan buat penampungan untuk kita" ucap Rian menatap ibunya.

" Baguslah nak" ucap ibu mengusap usap rambut Rian.

" Sistem bagaimana cara mengisi QI" tanya Rian.

[ anda harus berkultivasi, kultivasinya adalah duduk dengan posisi lotus dan menyerap energi alam. cincin ruang dimensi anda memiliki energi Qi murni]

'ooh' Rian hanya Ber- oh ria.

" Aku akan pergi sebentar jangan cari aku" ucap Rian lalu masuk ke dalam cincin ruang dimensi. Itu membuat semuanya shock, karena Rian tiba tiba menghilang.

karena Rian memberi tahu untuk tidak mencarinya. mereka pun tidak mencarinya, entahlah, mereka percaya kepada Rian.

Rian berkultivasi di dalam ruang dimensi.

Waktu dalam ruang dimensi.

1 minggu cincin dimensi= 1 menit dunia nyata

1 bulan cincin dimensi= 1 jam dunia nyata

________

Rian di suruh System untuk duduk Lotus di atas bunga teratai yang besar yang berada di tengah kolam.

Tingkatan kultivator;

Perunggu

Tingkat rendah,menengah dan meninggi

Perak

Tingkat rendah, menengah dan tinggi

Emas

Tingkat rendah, menengah dan tinggi

Master

Tingkat rendah, menengah dan tinggi

Grand Master

tingkat rendah, menengah dan tinggi

Gods

Tinggi

Goddes

Tinggi

_________

Rian pun berkultivasi selma 1 minggu dan berhasil mencapai emas tingkat rendah.

Rian lalu keluar dari ruang dimensi.

" Aku akan keluar cari makanan" ucap Rian lalu keluar mencari makanan di mini market. Saat di mini market ia melihat 2 orang sedang melawan zombie.

Ia mengenali mereka, ada Vera si mantan, Daniel mantan sahabatnya.

'untuk apa aku menyelamatkan pengkhianat!, maaf ku terlalu tinggi untuk mereka capai!' batin Rian melewati mereka berdua yang sedang di keroyok zombie.

Rian lalu berangkat mini market lain.

ROAAAR

Zombie gendut menuju ke arahnya.

Riang sungguh ingin tertawa dengan keras, gumpalan lemak nya terus naik dan turun saat ia berjalan apalagi berlari. Hahahah tawanya pecah karena zombie gendut itu berlari ke arahnya.

Itu menarik perhatian zombie lain.

Rian pun mengeluarkan katana nya. ia mengalirkan energi Qi miliknya ke katana.

Srakkk sraakk

Suara Rian menebas zombie gendut tapi tak berhasil mengenainya, ia pun menggunakan barrier wind di sekeliling tubuhnya.

Rian mencoba menyatukan elemen angin ke dalam pedang nya.

Srakkk

Dan berhasil menebas kepala zombie gendut itu.

[ level up. Anda telah membunuh zombie froun. Zombie froun adalah jenis zombie dengan pertahanan yang kuat]

Zombie lain menuju ke arah nya dengan berlari pincang.

Rian mengendalikan pedang nya dengan elemen angin, pedangnya berputar dengan cepat. Setiap putaran nya dapat membuat dimensi Cosmik, yaitu sayatan ruang dimensi yang tidak memiliki apa apa dan hanya penuh dengan bintang.

Pedang nya ia putar dan membunuh semua zombie.

[level up]

[level up]

Rian memasuki mini market,keadaan minimerket sekarang sangatlah buruk. Kaca pecah, rak rak yang terjatuh, lampu atap yang bergelantungan dan kedap kedip, juga lantai kotor.

Sungguh menyeramkan.

Rian mengambil semua makanan dan menyimpan nya di cincin ruang dimensi. Ia mengatur waktu di ruang dimensi tidak berjalan sama sekali.

Itu berhasil.

" Tampilkan status" ucap Rian.

 

[ menampilkan status]

[ding...]

[ Nama      : Rian Furnate

[ Umur      :18 tahun

[ Level       : 5~ 220 exp dibutuhkan untuk naik level

[ Job         : kultivator

[ Skill        : Barrier Wind.

[ Elemen  : all

[ QI           : 240/240

[ Str          : 7

[ Vit           : 7

[ Ability     : 6

[ Body       : 6

[ Poin        : 3

[ Coin         : $10k

 

" Hmm, cukup, beli skill" ucap Rian. Terbukalah aplikasi system bergambar keranjang belanja. Ya, semacam troli di minimarket.

____________________________________________________________________________________________

jangan Lupa untuk Like, Vote, Koment, Gift dan Share ke temen temen kalian oke ^_^

banyak TYPO bertebaran!!! mohon dimaklumi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!