7 Tahun Kemudian..
Rendra
“Pagi Ra, nanti dijemput mas Ardhana nggak? tanyanya sambil mengaitkan strap jam tangan dengan bahan kulit berwarna coklat tua agar melingkar sempurna di tangannya, serta handphone yang dijepit antara pipi dan pundaknya.
“Iya pagi ndra ! Nggak sih ndra, Mas Ardhana ada jadwal praktek jam 9 sampai jam 1 siang katanya. Jadi paling berangkat sendiri bawa motor, soalnya mobil semua dipakai sama bapak ibu.” jawab gadis bersuara merdu di seberang sana.
“Ya Tuhan, ngomong aja merdu apalagi kalau nyanyi. Kalau setiap pagi disapa suara kayak gini, keliatannya lebih semangat kerjanya.” gumamnya dalam hati dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
“Aku jemput aja ya? Hari ini mau ke kantor dulu kan? Aku anterin ke kantor, terus nanti siang aku jemput lagi baru kita ke tempat Ayu. Aku selesai praktek jam 11 kok. Gimana?” tawarnya sambil keluar menuruni anak tangga menuju ke ruang makannya.
“Ya udah deh,oke! Terus mau dibawain sarapan nggak nih? Aku udah bikin sandwich sama salad.”
Jawaban gadis itu mebuatnya langsung menaruh selembar roti yang sudah dipegangnya.
“Boleh..boleh..aku mau. Kalau gitu aku ke sana sekarang ya ! Thankyou ya Ra!” akhirnya dia hanya meminum segelas susu berwarna putih yang sudah siap di meja itu.
“Maa..,aku jalan dulu ya! Bye Mama!” ciuman mendarat di pipi kanan kiri mamanya tersayang.
“Iya ati-ati ya mas ! Ceria bener pagi ini, pasti gara-gara wanita!” ledek mamanya, sambil mencibir.
Bagaimana tidak, setiap masakan Clara Audra adalah candu baginya. Walaupun hubungannya masih jalan di tempat di area friend-zone, tapi ia cukup bahagia.
................
Abraham Narendra,
Pria 25 tahun berparas di atas rata-rata, berkulit putih, berhidung mancung, dan berpostur tubuh ideal, serta berasal dari keluarga berada dan terpandang.
Memang ada wanita yang tidak melirik ke arahnya? Dan memang ada wanita yang tidak bertekuk lutut di hadapannya setelah merasakan perlakuan spesial dari dirinya? Ya ada, wanita itu bernama Clara Audra.
................
Clara
"Bu, clara nggak jadi bawa motor. Mau dijemput Rendra. Soalnya nanti siang mau ada acara ke rumah Ayu, mau ngumpul sekalian mau bahas acara nikahannya Ayu." ucapnya sambil memakan salad buatannya.
"Ohh..kapan sih nikahannya? Tumben Ardhana nggak jemput kamu mbak?" tanya ibunya sambil duduk menemaninya sarapan.
"Mas Ardhana praktek pagi sampai siang, maklumlah bu dia kan udah dokter spesialis bedah sekarang. Bedah perasaan manusia." tawanya, sambil terus melahap sarapannya.
"Hushhh..kamu itu! Bentar lagi paling Ardhana nyusul nikah, masih pacaran sama ceweknya yang pernah dibawa ke sini itu kan?"
"Kemarin sih masih, tapi nggak tau juga kalau sekarang. Kemarin-kemarin abis berantem hebat soalnya." jelasnya.
"Bukan karena kamu kan tapi?" tanya ibunya khawatir.
"Lhaahh..kok gara-gara aku? Nggak mungkin lah, ceweknya bahkan mantan-mantannya, sampai ke keluarga mantan-mantannya Ardhana itu tau, kalau aku ini sekedar adik bagi Ardhana. Kan ibu juga tau sendiri, setelah kepergian adiknya itu,bapak ibunya Ardhana nganggap aku ini anak ceweknya, begitu juga Ardhana. Lagian ceweknya juga curhatnya ke aku kalau berantem. Tenang aja bu, Clara bisa paham mana yang murni sahabat dan mana yang nggak, Clara kan berteman sama cowok nggak cuma 1 atau 2 orang. Dan ibu tahu semua teman-teman Clara kan." jelasnya sambil menyudahi sarapannya.
"Iya ibu percaya, ibu ngerti banget. Terus kalau si Rendra ini gimana?" selidik ibunya, sambil mencolek lengannya.
"Iiihhh..ibu apaan sih?! Ibu kan tahu, Rendra itu apa, kita ini apa? Clara nggak akan memaksa sesuatu yang tidak bisa dipaksakan, karena Clara juga nggak mau dipaksa. Masih banyak yang nggak usah pake paksa memaksa buat berubah di luaran sana. Ya nggak?" senyumnya jahil, sambil melirik ibunya.
"Baguuuussss an......"jawaban ibunya terpotong, ketika mendengar ada suara menyapa di depan pintu.
"Permisi..."sapa tamu itu.
"Waaahhh mas Rendra, sini masuk! Udah sarapan?"suruh ibunya.
"Belum sih bu, tapi tadi katanya Clara mau bawain sarapan. Jadi nanti saya bawa praktek aja." cengir Rendra.
"Oh yawes kalau gitu. Wes cepetan berangkat, telat nanti."
"Iya bu, kita berangkat dulu ya. Nanti Clara pulangnya malem mungkin. Soalnya biasa, kalau udah ngumpul pada lupa waktu."pamit Clara sambil mencium pipi ibunya.
"Berangkat dulu bu.." pamit Rendra sambil mencium tangan ibunya Clara.
"Ya hati-hati, nggak usah ngebut-ngebut." balas ibunya sambil menepuk pundak Rendra.
Yang disambut dengan anggukan dan cengiran Rendra.
Memang begitulah keluarga Clara, bapak dan ibunya selalu bersikap welcome dan hangat dengan semua orang, dengan semua teman-temannya Clara, mau cewek ataupun cowok, semuanya sama di mata orangtuanya.
Dan karena kehangatan keluarga Clara itu, semua teman-temannya merasa sangat nyaman bahkan ada yang tidak segan-segan curhat masalah cinta mereka ke orangtua Clara, Ardhana salah satunya.
Ardhana adalah seorang dokter bedah, dia salah satu anggota sahabat kuliah Clara. Dia kehilangan adek perempuan satu-satunya karena penyakit kanker yang diderita adeknya selama ini.
Kehadiran Clara sebagai sahabat Ardhana, mampu mengisi kebahagiaan setelah kepergian adiknya.
Ardhana bahkan keluarganya Ardhana pun sudah menganggap Clara adalah bagian dari keluarga itu. Makanya bagi mereka berdua, hubungan itu benar-benar murni keluarga baru bukan lagi hanya sekedar sahabat, apalagi sahabat dengan embel-embel cinta.
......................
Rendra
"Nanti aku jemput jam 12 ya, kerjaanmu fleksibel kan?" tanyanya sambil melajukan mobilnya, menembus padatnya jalanan pagi ini.
"Iya, mau jemput kapan aja mah bisa. Nggak usah dijemput pun bisa, ada ojek online" tawa Clara.
"Dasar cewek mandiri, sekali-sekali manja gitu kek kayak cewek-cewek lain ! Oiya, nanti Arya dateng juga lho katanya !"
"Haahh?? Bukannya dia di London?"tanya Clara dengan muka melongo.
"Kan udah selesai, gimana sih kamu?! Dia mau kerja di Indonesia aja katanya. Tadi malem kan aku habis keluar sama dia." jelasnya.
"Tadi malem banget? Kok nggak ngajak-ajak sih?Padahal tu anak di group nggak bilang kalau udah balik ke Indonesia ,dihhh.."ucap Clara sambil memanyunkan bibirnya.
"Hahaha..surprise may be?! Udah sampai nihh ! Bapak belum dateng?"jelasnya sambil menepikan mobilnya di kantor Clara.
"Bapak nggak ngantor, ada acara ke Semarang. Ini sarapanmu aku taruh sini ya. Makasih ya Ndra, ntar kabarin aja!" ucap Clara sambil turun dari mobil, lalu menutup pintu mobil hitam itu.
Clara masih bertanya-tanya dalam hati tentang kepulangan Arya, pasalnya anak itu tidak sama sekali menceritakan itu, padahal mereka terhitung sering video call.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
eMakPetiR
berusaha mngingat teman2nya Clara
sakha putra
reno-teman sakha
ardhana- kkak angkat Clara
narendra
arya
akeh e 😅
2023-03-07
0
ada Rendra jadi inget sama Anggi 🤭
2022-06-18
2
Nacita
jd yg mana nih cowonya, jodohnya clara gtuh, soalnya calonnya banyak 😁😁
2022-03-20
0