3 Bulan Kemudian..
Clara
“Aku tunggu di sini ya !” teriaknya ke arah teman-temannya yang menuju ke toilet.
Ia duduk meminum ice chocolate dengan jari-jari kanannya yang memainkan tiket bioskop, sambil matanya mengamati orang-orang di sekelilingnya.
Ada yang bergandengan mesra dengan pasangannya, ada yang sendirian, ada yang segerombolan dengan teman-temannya.
Tiba-tiba mata coklatnya menangkap satu gank cewek yang sepertinya lagi membahas hal yang seru.
Ia memilih mendatangi cewek-cewek itu, pastinya bukan tanpa alasan.
“Haloooo...apa kabar kalian?” sapanya sambil merangkul salah satu dari mereka.
Mereka teman-teman SMP nya, walaupun ada yang tidak sekelas tapi mereka bisa dibilang cukup akrab bahkan sering jalan bareng.
“Heiii Clara ! Apa kabar kamu? Sendirian saja?”tanya salah satu dari mereka.
Tapi nampaknya Clara lebih memilih bukan cewek itu yang menjawab sapaannya, bagaimanapun ia masih ingat betul kejadian itu.
Kejadian dimana ia dan Sakha mulai menjauh, bahkan bisa dibilang bukan lagi sahabat.
Ya, cewek itu Riesta.
“Ohh nggak kok, sama teman- teman.” jawabnya singkat dengan senyum tipisnya.
“Kamu mau nonton apa Ra? “ tanya salah satu dari mereka seraya menarik tiket dari tangannya.
“Ra, ikut aku sebentar deh. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.” sela Riesta sambil menarik paksa tangannya menjauh dari teman-temannya, lalu mengajaknya duduk.
Riesta menatapnya lekat matanya dengan dihiasi senyum tulusnya.
“Sorry ya Ra, aku nggak tau. Sumpah aku nggak ngerti, aku baru tau setelah kejadian itu. I’m so sorry.” Riesta meminta maaf dengan menggenggam tangan kirinya.
Pertama ia bingung dengan apa yang diucapkan Riesta saat ini, tapi beberapa detik kemudian ingatannya langsung membawa ke kejadian saat itu.
“Tapi kenapa Riesta minta maaf sama aku?”batinnya.
“Haaahh?! Kamu kenapa sih? Sorry for what? Kamu nggak pernah melakukan salah apapun sama aku.”
Emang benar itu kan faktanya, bukan Riesta yang salah dan emang nggak ada yang salah juga. Perasaannya selama ini ,itulah yang salah.
“Sudahlah..aku udah tahu semua. Aku ngerti kamu sama Sakha itu seperti apa. Aku sudah putus sama Sakha 2 bulan yang lalu. Gila emang tu anak ! Sakha tu sukanya sama kamu bukan sama aku. Sebulan jalan sama aku aja, aku nggak pernah ngerasa kayak dijadiin pacar sama dia. Tapi aku tetep sahabatan kok sama Sakha sampai sekarang.” jelas Riesta terus memandang mata coklatnya itu.
Seketika ia terdiam dengan mulut menganga. Ia bingung dengan semua penjelasan Riesta.
“Maksud kamu gimana sih? Nggak paham aku” ucapnya sambil mengernyitkan dahinya. Sumpah dia bingung dengan semua ini.
“Hiihhh ! Aku itu sebenernya cuma buat tameng aja sama si geblek itu ! Sakha itu nggak suka sama aku, dia sukanya sama kamu itu nona cantik nan rupawan. Tapi kalau kamu mau tanya alasannya kenapa Sakha seperti itu ke kamu, mending kamu tanya sendiri aja deh ya. Takut salah ngomong.. Anyway, i’m so sorry. Kita tetap harus masih temenan lho ya ! Yaudah, aku balik ke sana dulu ya. Bye Clara !” ucap Riesta seraya mengecup pipinya, sambil berlalu.
Ia masih mematung, mencoba mencerna setiap kata, bahkan setiap suku kata dari penjelasan Riesta tadi.
“Haahh??? Ya Tuhan ini apa lagi? Sakha kenapa kamu gitu? Dan sampai detik ini pun kamu sama sekali nggak ngasih penjelasan ke aku apapun. Bahkan kamu kayak lebih milih kita nggak sahabatan lagi.”batinnya sambil menyisir dan menjambak rambut bagian depannya. Satu kata yang dirasanya saat ini, pening.
Otaknya pun sudah nggak sanggup mencerna alur cerita film yang ia tonton. Cerita cintanya saat ini mungkin dirasa lebih rumit dari film itu.
......................
Rumah Clara
🎶She's my sunshine in the rain
My Tylenol when I'm in pain yeah
Let me tell you what she means to me🎶
~Lemonade - Jeremy Passion~
Setelah berendam air hangat,sambil mendengarkan lagu favoritnya dengan Sakha, itu cukup membuat pikirannya sedikit lebih jernih dan mengobati rindunya.
Walaupun dia masih mencoba menggali apa maksud dari kejadian ini. Semakin dia berusaha mencari jawaban atas semuanya ini, kembali ruwet lagi otaknya yang penuh dengan kata kenapa, mengapa, dan apa.
Sebenarnya masalah cinta bertepuk tangan, bukan hal baru bagi dirinya. Walaupun kata orang dia memiliki paras yang bisa dibilang enak dipandang, dengan rambut ikal berkilau, badan yang ideal, dan kulit putih bersih. Namun, dia juga pernah merasakan sakitnya cinta bertepuk sebelah tangan.
Masalahnya ini berbeda. Ia jatuh cinta dengan sahabat dekatnya dan ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi kalau Sakha juga cinta sama aku, kenapa dia malah menghindar? Bahkan sekedar menelepon dirinya untuk memberi penjelasan pun tidak.
Dengan langkah gontai, handuk putih melingkar sempurna di kepalanya, serta wangi lavender dari essential oil-nya, ia mengambil handphone yang sedari tadi berdiam di nakas samping tempat tidurnya.
Dia berjalan dan menghampiri singgasana belajarnya. Dia merebahkan badannya di kursi dengan kaki lurus di atas meja. Pandangannya menerawang jauh dan memikirkan siapakah orang yang akan ia hubungi, Reno (sahabat Sakha sekaligus sahabatnya juga saat SMP) ataukah Sakha sendiri?
................
“Malam,aku ganggu nggak?” sapanya ke seberang orang di sana.
“Halo Ra, nggak kok..kenapa?”
Clara
“Reno..mau tanya sesuatu dong dan harus jawab dengan jujur, aku nggak mau kamu nyuruh aku cari jawaban sendiri !” galak dan bawelnya langsung keluar dalam hitungan detik.
Reno
“Weitttsss..ada apa nih neng? Kok galak amat..iya pasti dijawab kalau bisa jawab, kalau nggak bisa jawab , aku melambaikan tangan ya..” jawabnya sambil tertawa.
Clara
“Harus bisa jawab dan pasti bisa jawab! Apa alasan Sakha ngelakuin hal itu ke aku?”
Reno
“Haaa???!! Bentar-bentar, emang kamu sama Sakha ngapain?” tentunya Reno kaget dan bingung ke arah mana percakapan ini dibawa.
Clara
“Kejadian 3 bulan lalu pas turnamen. Aku tadi ketemu Riesta. Kalau kamu masih nggak mau jawab, nggak jadi nih acara ngecomblanginnya!”ancamnya.
Reno
“Weeitts..jangan gitu dong nona cantik.. Oke oke aku ceritain. Ehmm, intinya aja ya, soalnya kalau nggak berasa bikin novel nanti. Oke?
Clara
"Ya Tuhanku,bawel amat sih nih laki, cepetan dong, muter-muter aja!"
Reno
Dengan tertawa lepas, Reno lalu menceritakan. "Jadi gini, sebenernya Sakha nggak pernah ada rasa sama Riesta, dia pake Riesta buat bikin kamu ngejauh dari dia. Dia bingung bagaimana caranya biar kamu jauh dari dia.”
Clara
“Kenapa dia pengen aku jauh? Emang aku sahabat yang toxic buat dia? Perasaan selama ini dia deh yang selalu nyusahin aku dari awal kenal.” tanyanya sambil mengernyitkan dahinya.
Sakha memang selalu memberikan dia hadiah dengan setumpuk tugas yang dirasa Sakha susah. Bahkan sebelum mereka merasakan adanya cinta, Sakha selalu aja menjadikan dirinya tameng, supaya bisa pergi dengan pacarnya.
Reno
“Mohon maaf nih ya sebelumnya, kamu memang toxic. Toxic buat persahabatan kalian, karena kamu bisa berhasil bikin dia suka sama kamu dan galau sampai jungkir balik."ucap Reno sambil tertawa lepas.
"Pengen tabu alasannya kenapa dia galau? Karena kalian itu beda. Itu nggak mungkin buat dia dan nggak akan pernah mungkin.”
Clara
“Beda apanya ya? Dia lebih tajir daripada aku gitu? Atau dia beda sekolah sama aku sekarang? Apa sih maksudnya beda?Aku cewek dia cowok?” tanyanya heran sambil tertawa. Siapa sih yang tidak kenal dengan Sakha Putra, bapaknya pengusaha properti yang cukup terkenal dan ibunya punya toko perhiasan yang cukup besar di kota kecilnya itu.
Reno
“Ya Tuhanku, kamu masih nggak paham juga? Kamu kalau tiap Jumat, ada pelajaran yang di luar ruang kelas kan dan dia tetap di dalam kelas. Masih nggak paham juga? Udah lah Ra, mau diapain pun ,mau dipaksa jalan sampai kapanpun. Kalian pasti ujungnya harus putus. Mending sakit sekarang daripada nanti, sama aja..bahkan mungkin lebih parah. Sakha udah benar cari jalan itu, walaupun mungkin caranya yang salah. Tapi kalau nggak gitu, kalian pasti juga masih tetap lengket kayak perangko. Pacaran nggak, lengket iya. Gimana Sakha nggak galau dan nangis juga waktu tau kamu lari pergi pas kejadian itu. Udah ahh aku ngantuk, mau tidur. Dan awas aja sampai gagalin misi percomblangan!”
Clara masih terdiam sambil mengingat pelajaran apa dulu yang membuatnya harus berpisah ruangan dan bingung mau ngomong apa lagi setelah panggilan itu berakhir. Di otak dia cuma ada satu yang terlintas, kepercayaan.
“Ini tu masih kelas 1 SMA dan Sakha udah mikirin perbedaan kepercayaan antara mereka kalau sampai mereka nekat pacaran. Fix ini gila sih ! Tapi itu emang ada benernya juga kalau dipikir, daripada lebih sakit nantinya lebih baik sakit sekarang. Tapi kan kita ini masih sekolah Sakha..Ya Tuhaaaannn..!! Tapi oke, baiklah..makasih Sakha, kamu hebat, kamu ngajarin aku punya prinsip hidup di usia kita yang masih sangat belia.” batinnya sambil tersenyum dengan pikiran yang menerawang jauh.
🎶Oh betapa ku saat ini
Ku benci untuk mencinta
Mencintaimu
Oh betapa ku saat ini
Ku cinta untuk membenci
Membencimu
Aku tak tahu apa yg terjadi
Antara aku dan kau
Yg ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu🎶
~Naif - Benci Untuk Mencinta~
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nacita
owwhh okee...cinta berbeda keyakinan yaaa 😁
2022-03-20
0
uyiz & ruby
lo d novel itu ad komentx mom shera pasti bgus no nnovel😎
2021-10-07
0
Riska Wulandari
dewasa banget pikiran Sakha..tapi caramya salah..
2021-10-06
0