Kenyataan

Siang harinya Maurin sudah berada di rumah sakit. Dia segera menjalani pemeriksaan oleh dokter setelah menceritakan keluhan nya. Daniel yang sedang berada di kantor pun langsung menuju rumah sakit karna sangat penasaran dengan keadaan istrinya itu.

Saat Daniel sampai di ruangan dokter yang memeriksa Maurin. Ternyata Maurin sudah selesai di periksa. Di duduk di kursi samping istrinya untuk mendengarkan penjelasana dokter.

Maurin sudah berkeringat dingin untuk mendengarkan penjelasan dari dokter. Dadanya tiba tiba berdegup kencang.

"Bagaimana keadaan istri saya Dok? Apa Dia benar benar sedang hamil?"tanya Daniel sudah tidak sabar

"Nona Maurin tidak hamil, Dia hanya masuk angin biasa" kata Dokter

Daniel tidak berkata apapun lagi, Dia langsung menarik tangan Maurin keluar dari ruangan dokter tersebut.

...🌻🌻🌻🌻...

Sampai di rumah Maurin di hempaskan di sofa yang ada di ruang tengah.

"Percuma aku menikahimu selama dua tahun ini. Jika kau tidak bisa memberikan apa yang aku inginkan" kata Daniel dengan suara dinginnya

"A...apa maksudmu?"tanya Maurin

"Selama ini aku menikahimu hanya karna orang tuaku menginginkan keturunan dan juga karna keinginan terakhir dari Papaku. Sementara aku rela meninggalkan kekasihku yang sedang koma" kata Daniel

Deg

Seperti terhantam batu besar, dada Maurin terasa sesak. Kenyataan yang baru saja suaminya ucapkan membuat hatinya hancur.

Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk Maurin bisa menjalani hidup berumah tangga bersama suaminya. Rasa cinta pada suaminya semakin hari semakin besar. Namun sayang ternyata apa yang selama ini suaminya lakukan adalah kepura puraan semata.

Perhatian nya, kasih sayangnya. Semuanya hanya kebohongan, dan bodohnya Maurin tidak menyadari itu. Padahal selama ini suaminya sangat jarang menyentuhnya.

Dia sering beralasan capek bekerja sehingga dalam seminggu Daniel hanya sekali menyentuhnya. Mungkin Daniel hanya ingin mewujudkan keinginan ibunya untuk segera mempunyai cucu dari menantu dan anak kesayangan nya.

"Apa selama ini kau tidak mencintaiku Mas?"tanya Maurin dengan suara bergetar

"Tentu saja tidak, aku hanya kasihan padamu. Cintaku hanya untuk kekasihku, kau mungkin memang menjadi teman baikku sampai aku bisa kembali bangkit dari keterpurukan itu. Tapi bukan berarti aku mencintaimu" jelas Daniel

Deg

Kembali Maurin merasakan hatnya begitu sakit. Semua perkataan Daniel cukup untuk Dia mengerti kalau selama ini suaminya hanya terpaksa menikahinya.

Mungkin karna Jesika sudah sadar maka Daniel merasa sudah tidak perlu berpura pura lagi. Apalagi setelah tahu kalau istrinya belum hamil juga membuat Daniel seolah mempunyai alasan untuk menjalin kembali hubungan dengan wanita yang di cintainya.

"Hiks Hiks Hiks "

Entah kenapa Daniel merasa dadanya begitu sakit saat mendengar isakan kecil dari istrinya. Daniel memilih pergi meninggalkan Maurin yang sedang hancur di buatnya.

Daniel masuk ke dalam mobil, memegangi dadanya yang terasa nyeri dan sesak.

"Ada apa denganku? Kenapa aku merasa sakit saat melihatnya menangis. Tidak aku tidak boleh lemah seperti ini" Daniel menggelengkan kepalanya

"Aku yakin kalau ini hanya karna rasa kasihan saja pada Dia. Aku sangat mencintai Jesi, jadi aku tidak mungkin mengkhianati nya. Dia sudah sadar dan saatnya aku kembali padanya dan mengakhiri semua ini"

Daniel melajukan mobilnya menuju rumah sakit dimana Jesika di rawat. Cinta pertamanya yang membuat Daniel yakin kalau Jesika adalah jodohnya.

Sementara itu di rumah Maurin terududk lemas di sofa dengan air mata yang tak mau berhenti. Semuanya terasa mimpi buruk di siang hari.

Memukul dadanya yang terasa sesak "Kenapa? Kenapa aku tidak tahu soal ini. Kenapa tidak ada yang memberi tahuku? Mama? Bahkan Mama pun tidak berkata apapun padaku"

Maurin merasa di bohongi oleh semua orang. Dengan perlahan Dia mengambil ponsel dari dalam tasnya. Menekan nomor telpon ibunya.

"Ha...Hallo Ibu" suara Maurin terdengar sangat lemah dan bergetar

"Ada apa kau menelponku? Jangan menyusahkan ku lagi Maurin"

Maurin memejamkan matanya, sudah terbiasa dengan ucapan ketus dari sang Ibu. Hatinya menjadi ragu untuk mengatakan semuanya.

"Ibu apa Rin boleh pulang ke rumah?"

"Untuk apa? Sudah ku bilang jangan menyusahkan ku Rin. Cukup saat kecil kau merepotkanku. Sekarang kau sudah punya suami, apapun yang terjadi hadapilah sendiri. Kau sudah dewasa jangan terus menerus merepotkan ku"

Setetes air mata kembali meluncur di pipinya. Apa yang harus Maurin lakukan sekarang? Dia tidak punya siapa siapa untuk tempat berlindung. Ibu mertuanya juga tidak mungkin untuk Maurin mintai tolong.

...🌻🌻🌻🌻...

Daniel tersenyum bahagia saat kekasihnya sudah kembali pulih. Meski masih harus di rawat beberapa hari lagi untuk masa pemulihan. Tapi Jesika kini terlihat lebih baik dari sebelum nya.

"Satu suap lagi ya" bujuk Daniel sambil menyodorkan sesendok bubur di depan mulut Jesika.

Mau tidak mau Jesika pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari kekasih hatinya.

"Aku gak nyangka kalo kamu akan menungguku sadar Daniel" kata Jesika menatap bahagia pada kekasihnya

Daniel tersenyum dan mengelus kepala Jesika "Mana mungkin aku tidak menunggumu. Aku sangat mencintaimu"

Entah kenapa ada rasa nyeri di dadanya saat Daniel mengatakan itu. Seolah hatinya menolak apa yang telah Daniel ucapkan barusan.

Semoga kau akan selalu seperti ini Daniel. Aku tidak mau kehilanganmu. Untung nya kau tidak mengetahui kebenaran nya karna aku keburu kecelakaan dan koma.

Entah apa yang di sembunyikan Jesika sebelum kecelakaan itu terjadi. Yang jelas ada rahasia besar yang Jesika sembunyikan dari Daniel.

"Apa Om dan Tante sudah datang?"tanya Daniel

Jesika mengangguk "Tadi Mami sama Papi udah kesini. Terus pulang dulu nanti kesini lagi malam"

Daniel mengangguk "Baiklah kalau begitu aku akan menemani mu sampai orang tuamu datang"

Jesika hanya mengangguk.

...🌻🌻🌻🌻...

Setelah berecengkrama sebentar dengan kedua orang tua Jesika. Daniel akhirnya berpamitan untuk pulang. Kini di kamar itu tinggal Jesika dan kedua orang tuanya.

"Jesi kau harus merelakan Daniel. Dia sudah menikah Nak" kata Bram, ayahnya Jesika

"Tidak bisa Pi, Papi kan tau kalau Jesika sangat menyukai Daniel. Lagian Jesi tahu kalau Daniel tidak mencintai istrinya, Dua hanya terpaksa" kata Jesika

"Kenapa kau bisa berfikiran seperti itu?" tanya Bram heran

"Karna Mami sendiri yang bilang kalau selama ini Daniel selalu menjenguk ku di saat aku koma. Tidak pernah seharipun Dia tidak datang untuk melihat keadaanku" jelas Jesika

Bram melirik tajam pada istrinya. Kembali menatap pada putri satu satunya itu.

"Tapi kau telah membohongi Daniel Nak. Jika saja Mami mu tidak terlanjur membohongi Daniel. Mungkin Papi sudah memberi tahu kebenaran nya" kata Bram

Jesika menggeleng cepat "Jangan Pi, Jesi mohon. Daniel adalah segalanya untuk Jesi"

"Sudahlah Pi, jangan terus memaksa Jesi. Biarkan Dia bahagia, lagian kebohongan Jesi tidak akan di ketahui siapa pun kecuali kita yang memberi tahu" kata Santi, ibu Jesika yang selalu menuruti semua keinginan putrinya

Bram menghela nafas berat "Baiklah. Tapi jangan sampai suatu saat nanti kau menyesal Jesi"

"Tidak Pi, Jesi tidak akan menyesal. Jesi sangat mencintai Daniel" kata Jesika mantap

Itu bukan cinta namanya Jesi, tapi Obsesi semata.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Safni Mardesi

Safni Mardesi

apakah mourin gadis kecil yang menyelamatkan daniel dulu.?

2022-08-10

0

Yen Margaret Purba

Yen Margaret Purba

disakiti,
menyesal
berubah dan bucin
end

2022-03-25

0

ᴍᴇɪ²

ᴍᴇɪ²

Daniel sudah d butakan sama yg nama nya cinta,,,mamam Tah cinta🤭

2021-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!