Maurin menata makanan yang telah di pasaknya di meja makan. Selesai semuanya Dia pergi ke kamar untuk mandi.
Beberapa saat kemudian Maurin telah selesai mandi dan berganti pakaian. Dia turun untuk makan malam. Berhenti di tengah tengah tangga saat melihat pemandangan di depannya.
Daniel sedang menyuapi Jesika dengan begitu lembut dan penuh ketelitian. Sesak rasanya melihat suaminya yang bermesraan dengan wanita lain di depan nya.
Tidak melanjutkan langkahnya, Maurin malah kembali ke atas menuju kamarnya. Tidak menghiraukan perutnya yang sudah sangat lapar. Maurin tidak mau hatinya semakin sakit saat mendapati adegan suaminya dan wanita lain yang sedang bermesraan.
Brak
Tanpa sadar Maurin menutup pintu kamar dengan sangat keras membuat dua insan yang sedang menikmati makan malam itu tersentak kaget.
Daniel dan Jesika melihat ke lantai atas. Pintu kamar yang baru sana tertutup dengan keras.
Apa Dia sudah keluar kamar namun kembali masuk lagi?
Daniel menatap pintu kamar Maurin cukup lama. Ada gejolak aneh dalam dirinya saat tahu kalau Maurin melihat adegan mesra Dia dan Jesika.
"Sayang siapa yang membanting pintu itu?" tanya Jesika, lagi lagi Dia bersikap polos seolah tidak tahu apa apa.
Daniel tersadar, menoleh dan tersenyum pada kekasihnya "Bukan siapa siapa? Paling hanya pembantu yang mau membersihkan kamar"
Jesika hanya mengangguk "Suapi lagi" pintanya dengan manja
Dainel tersenyum dan langsung menyuapi kembali Jesika.
...🌻🌻🌻🌻...
Daniel telah sampai di depan rumah Jesika. Selesai makan malam Dia langsung mengantar Jesika untuk pulang.
"Terimakasih Sayang. Cup" Jesika mencium pipi Daniel lalu keluar dari mobil kekasihnya itu.
Daniel tersenyum dan melambaikan tangan. Menunggu sampai Jesika masuk ke dalam rumah, barulah Dia melajukan kembali mobilnya.
Selama ini Daniel tinggal di apartemen. Tapi entah kenapa sekarang Dia malah putar balik dan melajukan mobilnya menuju rumah.
Sesampainya di rumah Daniel langsung turun dan berjalan masuk ke dalam rumah. Sepi... Tidak ada siapapun. Maurin masih di dalam kamar dan belum keluar sampai sekarang.
Apa Dia tidak lapar.
Daniem berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Maurin. tangan nya terangakat ingin mengetuk pintu tapi terlihat ragu.
"Apa Dia sudah tidur?" gumam Daniel
Tok tok tok
Akhirnya Dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar itu. Menunggu bebarapa saat, tidak ada jawaban.
Tok tok tok
Mengetuk lagi, masih belum ada jawaban. Kesal sendiri akhirnya Daniel membuka pintu kamar itu.
Dasar ceroboh. Kenapa tidak mengunci pintu.
Daniel masuk ke dalam kamar yang dulu tempat Dia tidur bersama wanita yang di nikahinya tapi tidak di cintainya.
Maurin tidak ada di dalam kamar. Tapi Daniel mendengar suara gemercik air di dalam kamar mandi.
"Dia sedang di kamar mandi rupanya"
Daniel pun duduk di pinggir tempat tidur. Menunggu Maurin selesai dari kamar mandi.
Ceklek
Maurin keluar dari kamar mandi. Tersentak kaget saat melihat Daniel sedang duduk di pinggir tempat tidur.
"Mas" Maurin berjalan mendekat ke arah suaminya
"Kau belum makan malam, makanlah" kata Daniel tegas
Maurin mendongakan wajahnya yang sedari tadi hanya menunduk "I..iya"
Daniel berdiri dan berjalan ke arah pintu kamar, berhenti sebelum pintu benar benar terbuka.
"Jangan berfikir kalau aku seperti ini karna aku memperhatikan mu. Aku hanya tidak mau kalau kau sampai mati di rumahku karna kelaparan" kata Daniel tanpa manoleh ke arah Maurin
Daniel melanjutkan langkahnya keluar dari kamar Maurin. Sementara di dalam kamar, Maurin hanya bisa tersenyum getir mendengar ucapan suaminya itu.
"Baiklah Maurin, mulai saat ini lupakan perasaan mu dan jangan pernah berharap apapun lagi pada Dia"
Maurin menyemangati dirinya sendiri. Mencoba melupakan dan menghilangkan perasaan cinta dan sayangnya pada suaminya itu.
Maurin makan malam sendiri di meja makan. Dia sudah terbiasa dengan keadaan sunyi seperti ini. Sejak Daniel mengatakan kenyataan yang ada membuat Maurin mencoba untuk menyesuaikan diri dengan keadaan nya sekarang.
Saat Maurin selesai makan, Dia langsung membereskan piring kitor juga sisa sisa makanan. Menyimpan nya di lemari makanan.
Maurin menghentikan kegiatannya saat melihat Daniel yang berjalan sambil menyeret koper miliknya.
"Mas mau kemana?" tanya Maurin
Daniel menoleh "Aku mau tinggal di apartemen. Aku membawa beberapa barang yang aku perlukan. Jangan mencariku, jangan menungguku. Kau pasti mengerti apa alasan nya"
Maurin menunduk, menyembunyikan matanya yang sudah berkaca kaca. Tidak ada lagi cara selain mengiyakan perkataan suaminya.
Maurin sadar bagi Daniel Dia bukanlah siapa siapa. Dia hanya wanita yang membuatnya susah dan memisahkannya dengan Jesika.
"Hati hati Mas" lirih Maurin
"Hemm." Daniel langsung pergi tanpa menghiraukan Maurin lagi.
...🌻🌻🌻🌻...
Maurin yang sedang sibuk membuat makanan yang akan di jualnya hari ini di kejutkan oleh suara bel.
Ting tong
"Siapa yang datang ya?" gumam Maurin sambil mencuci tangan di wastafel
Maurin berjalan ke arah pintu untama. Membuka pintu dan langsung terbelalak kaget saat melihat siapa yang datang.
"Ma..Mama" kata Maurin
"Hai Sayang, Mama kangen banget. Kenapa kau tidak mengunjungi Mama" kata Windi yang langsung menerobos masuk ke dalam rumah
Maurin yang tersadar dari keterkejutannya langsung menyusul Ibu mertuanya.
"Mama kenapa tidak bilang dulu kalau mau datang ke sini?" tanya Maurin
"Apa Mama harus izin dulu kalau mau bertemu anak dan menantu Mama?" tanya Windi
Maurin menjadi gelagapan sendiri dengan pertanyaan Ibu mertuanya "Enggak juga si Mah. Maksud Rin, kan kalau Mama bilang dulu pasti Rin bakal siapin makanan kesukaan Mama"
"Tidak usah sayang. Mama kesini bukan mau numpang makan. Mama kesini cuma mau bertemu dengan menantu Mama" kata Windi tersenyum
"Kalau gitu silahkan duduk dulu Ma. Rin buatkan minum ya" kata Maurin
Windi mengangguk lalu duduk du sofa. Sementara Maurin pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.
Maurin dan Windi duduk di sofa ruang tamu. Mereka bercerita banyak hal, sampai Windi mengatakan maksud kedatangan nya ke rumah anak nya itu.
"Jadi Mama mau pindah ke kota kelahiran Mama ?" tanya Maurin terkejut
Windi mengangguk "Iya Nak, lagian disini Mama juga kesepian. Mama ingin menghabiskan masa tua Mama di kota kelahiran Mama. Makanya kamu cepat cepat kasih Mama cucu"
Aku juga sangat ingin memberikan Mama cucu. Tapi rasanya itu tidak mungkin lagi.
"Doakan saja yang terbaik untuk rumah tangga Rin Ma" kata Maurin
"Oh ya, apa Daniel selalu pulang telat? Tolong kamu kasih tau Daniel soal rencana Mama ini. Soalnya Mama udah beberapa kali hubungin Dia tapi gak bisa" kata Windi
Mama saja yang ibu kandungnya tidak bisa menghubungi nya. Apalagi aku.
"Ba..baik Ma"
"Ya udah kalau gitu Mama pulang dulu ya Rin. Jangan lupa kasih tau Daniel" kata Windi
Maurin mengangguk "Hati hati di jalan Ma"
Bagaimana caranya aku kasih tau Mas Daniel?
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Asri Perwati
knp maurin bertahan yah...knp ga pergi az...aneh disakiti msh bertahan...
2021-06-22
6
yuli novelis🕊🕊
mampir nih semangat 💪
2021-04-01
2
Nartadi Yana
Daniel songong
2021-03-03
0