Arion pergi meninggalkan Pinky dengan kecepatan motor yang melebihi dengannya tadi. Bak pembalap moto GP, bahkan suara yang di keluarkan dari knalpotnya pun terasa sangat merdu di telinga Pinky. Wanita itu terus menatap punggung yang semakin menjauh sampai benar-benar tak terlihat lagi olehnya. Dia terus menarik garis bibirnya. Sepertinya dia benar-benar lupa dengan kelakuan Gino pacarnya.
"Kak Pinky dari mana aja?" teriakan itu membangunkan dari lamunan indahnya. "Lah kok basah semua?"
Aero Reyhan Winata, adik satu-satunya Pinky. Tampan, perhatian, penyayang dan selalu menghibur dalam setiap kesempatan. Tak khayal banyak wanita yang menginginkan menjadi pendampingnya.
"Iya, tadi aku kehujanan," jawab Pinky dengan mata yang masih melihat ke jalanan arah perginya Arion walaupun sebenarnya sudah tak nampak lagi. Dia memegang tangan adiknya. "Kamu tau Aero, tadi Kakak ketemu siapa?" Pinky menatap wajah yang kebingungan itu.
"Siapa?"
"Arion ...." teriaknya kegirangan.
"Apa? Arion teman kecil kita dulu Kak?" tanyanya dengan sangat antusias. Pinky mengangguk dan menceritakan semuanya pada adik laki-lakinya itu.
"Dia besok akan kesini."
"Tadi kenapa gak minta nomor teleponnya?" tanyanya dengan wajah lesu.
"Ponselku basah."
Tin
Terlihat seorang perempuan memarkir mobilnya di depan restoran Pinky. "Aero ...." teriaknya. Dia berlari dengan tangan terbuka siap memeluk laki-laki itu. Aero merasa sangat risih dan terus berusaha melepaskan diri. Wanita itu tak lama kemudian melepaskannya dan melihat ke arah Pinky. "Kakak ipar kenapa basah semua?"
Aero menggaruk-garuk kepalanya, "Eh Jen, sejak kapan gue nikah sama lo? Jangan sebut Kakak gue dengan Kakak ipar ya! Lo pikir dia gak risih gitu dengan pangggilan itu."
"Sayang, aku yakin kok kita kelak akan menikah. Dan Kak Pinky jadi kakak iparku. Ya 'kan Kak?"
Laki-laki itu mengerutkan dahinya, "Idih, ngayal lo ketinggian," teriaknya di telinga wanita bernama Jenny itu.
Tin
Mereka bertiga melihat ke arah suara klakson mobil itu. Datang lagi seorang wanita cantik. Dia berlari ke arah Aero.
"Ya elah itu si mawar kok ya ikut kesini," ucap Aero dengan muka masam.
"Aero ... hai aku yakin banget kamu lagi di restoran Kak Pinky. Eh ternyata benar kan." Wanita bernama bahasa inggris dari bunga mawar itu melihat ke arah Pinky. "Halo Kak Pinky, aku bolehkan kesini ketemu Aero."
"Bolehlah," Pinky memberikan senyumnya. "Ya sudah aku mau ganti baju dulu. Urusin nih teman wanitamu!" Pinky berjalan ke dalam sembari menggelengkan kepalanya.
"Eh Rose, gue duluan ya yang mau kencan sama Aero! Jadi gak nyusah main nyosor aja," ucap Jenny menyibakkan rambut panjangnya ke belakang dan membuang wajahnya.
Rose pun langsung menggandeng tangan Aero, "Lo bukan siapa-siapanya Aero, jadi gak berhak ngelarang gue bertemu dengannya."
"Kalian itu gak ada bosennya ngejar-ngejar gue?"
"Gak." Mereka berteriak kompak. Aero memundurkan kepalanya. "Gue yang bosen sama kalian?" Aero melepaskan tangan rose kemudian berjalan ke dalam restoran.
Dua wanita itu mengejarnya dan berjalan di samping kiri kanannya. "Aero, aku harus gimana biar kamu gak bosen? Jangan bilang kayak gitu dong!"
Aero berhenti dan menatapnya, "Lo pergi sana!"
"Iya tuh lo pergi sana Jen!" sahut Rose dengan memajukan bibir bawahnya.
Aero mengusap gusar wajahnya, "Eh, mawar lo juga ikut pergi! Pusing kepala gue sama kalian."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
⛤Mursini Zahwa🆘
thor...adakah visualnyaaaa
2021-03-10
0
ciacia
wkwkwkkw pasti playboyyy
2021-02-22
0
oh_nananana
ka okta aku mampir
2021-02-22
0