Tiga tahun kemudian.
Tiga tahun telah berlalu, sekarang aku seorang mahasiwa semester 6. Pertama kali menginjakkan kaki di negeri orang membuatku sedikit was-was, dan aku berharap orang disini tidak sama dengan orang-orang yang berada di negaraku.
Dulu waktu aku duduk di bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah atas tidak ada satupun yang mau berteman denganku. Semua orang menjauhiku karena penampilanku yang culun atau cupu seperti yang mereka katakan. Mereka akan datang saat membutuhkanku untuk membuat tugas mereka, dan aku hanya menuruti semuanya itu.
"Rain" panggil Mila satu-satunya sahabatku disini, dia wanita yang cantik dan berada. Terkadang aku merasa minder saat bersamanya.
"hai Mil" jawabku tersenyum ke arahnya.
"kamu habis kemana aja sihh, aku nyari kamu dari tadi" ucapnya dengan cemberut.
"hehehe maaf yaa, tadi aku habis menbantu pak Samuel membawa buku ke office" jawabku terkekeh.
"ohhh, lain kali harus bilang dulu" ucap Mila.
"iyaa sahabatkuu" ucapku
"ahhh aku lapar, ayo kita ke kantin" ucapnya menarik tanganku.
......................
Terjadi keributan di koridor saat aku dan Mila akan menuju ke kantin. Terlihat mahasiswa sedang berkerumun melingkar, entah apa yang mereka lihat.
"ada apa disana?" tanya Mila kepada salah satu gadis yang akan menuju ke arah kerumunan itu.
"ohhh itu,, katanya ada pria yang berani menantang Sean dan temannya" ucap gadis itu.
*Sean* batinku
Pria yang selama ini aku tatap walau hanya dari jarak jauh, pria yang membuat jantungku berdetak cepat walau hanya sekedar melihatnya saja.
"Rain, aku mau lihat" ucap Mila membuyarkan pikiranku.
Mila menarik tanganku masuk ke dalam kerumunan itu. "permisi, permisi" ucap Mila menyelah masuk.
"kau hanya tikus kecil, beraninya melawan kami" ucap Leo.
Bugh
Bugh
pukulan itu melayang tepat di muka pria malang itu, dia hanya meringis kesakitan dan memohon ampun.
"tolong lepaskan aku, aku akan menuruti semua keinginan kalian" ucap pria malang itu.
"cuhh, apa yang bisa kau berikan pada kami, apapun yang kami inginkan pasti akan kami dapatkan" ucap pria itu sombong yang tak lain adalah Dion.
"tolong,," ucap pria malang itu mengiba.
"Sean kita apakan dia?" ucap Leo kepada Sean yang sedari tadi hanya menatap datar ke arah pria malang itu.
"terserah" jawab Sean datar
Semua wanita seketika meleleh melihat tiga pria berkuasa dan sangat tampan itu. Siapa yang tidak mengenal Sean, Leo, dan Dion, mereka adalah tokoh yang berpengaruh di kampus ini. Siapapun tidak berani menyinggung mereka kalau tidak ingin dalam bahaya.
aku yang melihat itu merasa kasihan pada lelaki malang itu, tetapi aku tidak bisa membantunya. hidupku sudah sangat susah dan jika aku berani menjadi pahlawan kesiangan dengan membantu pria itu akan membuat aku mendapat masalah baru.
Sean memang pria dengan watak dingin dan berwajah datar, entah apa yang membuatku jatuh hati padanya. Padahal aku sudah melihat kekejamannya dalam menyiksa orang lemah, tetapi itu tidak membuat rasa sukaku berkurang sedikitpun.
"kalian semua bubar, apa kalian ingin seperti dia" ucap Dion menggelegar membuat semua mahasiswa ketakutan dan cepat-cepat bubar.
Begitupun dengan aku dan Mila, kami juga beranjak dari tempat itu. Namun sebelum itu aku menatap ke arah Sean, wajah itu sama sekali tidak menampakkan ekspresi. Aku sangat penasaran seperti apa saat dia tersenyum.
Saat aku diam- diam menatapnya, dia berbalik menatapku tajam. Pandangan kami bertemu dalam beberapa detik, jantungku semakin memacu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
nyimak kk
2022-12-20
0
Fitri Adi
mampir
2022-12-15
0
💐Tuti Komalasari💐
masih nyimak
2022-03-24
2