Setelah 4 jam berjalan menuruni bukit, kami semua beristirahat di pos 4 untuk melepas penat. Mereka yang punya pasangan enak, ada yang mijitin kalo pegal-pegal. Lalu apalah daya yang masih sendiri ini, kudu mijit sendiri.
"Mau minum?" Ari menawari minum ke semua orang kecuali aku
"Aku mau!!" teriakku yang sebenarnya kagak haus cuma kesal aja gitu nggak di tawarin
"Maaf Ru! udah abis!" katanya datar
"Yaudahlah..." kesalku
"Nih mau minum kan!" kata seorang cowok yang tinggi dengan tubuh ideal memberikan botol minumnya padaku
"Kagak di kasih pelet kan?" candaku dan segera meminum air pemberiannya
"Nggak! cuma di kasih guna-guna dikit!!" candanya
"Bisa request guna-guna nya kagak?" tanyaku dan menyerahkan kembali botol minumnya
"Boleh..." dia menyambut botol dengan tawa
"Guna-guna biar gue cepat kaya dan berhasil... makasih!" kataku dengan senyum
"Hahaha... kalo mau kaya, ya kerja! mau berhasil ya usaha!" kata bapak-bapak yang satu komunitas dengan cowok ini
"Hehehe.. kali aja ada cara cepatnya yang halal!!" kataku sambil terkekeh
"Banyak-banyak doa ke Allah SWT biar dikasih cepat!" kata bapak itu lagi
"Ya Allah... pengen kaya dan berhasil... Aminn!" gumamku pelan
"Aminn..." sahut tu cowok yang mendengar doaku
"Oh iya... kita belum kenalan... kenalin Ruka! panggil aja Ru!" kataku memperkenalkan diri
"Panggil aja Fandy, dan ini bapak gue! panggil aja paman Dar!" kata Fandy memperkenalkan bapak-bapak disebelahnya
Kami melanjutkan percakapan sambil menunggu waktu keberangkatan lagi. Setelah semuanya kembali merasa vit, kami melanjutkan perjalanan dengan penuh canda dan tawa, tapi masih pada takarannya, bisa di bilang kagak lewat aturan. Tiba-tiba Sierra mendekat kepadaku dengan wajah yang terlihat ketakutan. Wah firasat ku udah kagak enak nih.
"Kenapa Ra?" tanyaku saat ia semakin mendekat
"Kagak napa-napa kok! cuma sedikit capek aja!" katanya dengan senyum kecut
"Eh... Lo jujur dong! jangan bikin gue deg-degan gini!" bujukku padanya
"Lagi bahas apaan?" tanya Dewi ikut nimbrung
"Tau nih Sierra! katanya capek lagi!" kataku mengatakan apa yang di katakan Sierra
"Beneran capek! kita minta istirahat aja lagi!" kata Dewi sambil mengusap peluh di dahinya
"Nggak usah! masih kuat kok!" kata Sierra tersenyum
Kami terus melanjutkan perjalanan sambil masih berbincang-bincang tentang beberapa topik. Entah nyambung atau kagak sama pembahasan yang penting ngomong buat ngilangin kebosanan yang melanda. Kami sampai di pos 3, istirahat sebentar sebelum lanjut. Nah dari sini ada yang aneh sama perasaanku, rasanya ada seseorang yang sedang mengawasi ku dari balik rimbunnya pohon karet warga.
"Lo kenapa Ru?" tanya Dewi dan Sierra bersamaan saat aku hanya diam bengong
"Eh... kagak kenapa-napa! cuma laper lagi aja!" cengirku berusaha menutupi kekhawatiran
"Ye... dasar rakus!" kata mereka bersamaan
"Hehehe... rakus tapi cantik!" kataku memasang wajah di imut-imutin
"Serah Lo aja!" kata mereka lagi bersamaan
"Say... gue aus nih! ada air kagak?" tanyaku saat tiba-tiba tenggorokan terasa kering
"Nih ada lagi sedikit!" Sierra menyerahkan air terakhir nya padaku
"Makasih..." kataku dengan tulus di Sergai senyum
Akhirnya setelah 9 jam menuruni gunung kami semua sampai di pos satu, tempat semua kendaraan terparkir. Tiba-tiba tanganku ada yang megang dari belang, awalnya aku ingin ngebnting tu orang yang menggang tangaku. Tapi kagak jadi karena wajah tua itu menatap wajahku lekat dan sedikit ada aura mistis.
"Cu! kamu orang yang hebat..." kata beliau dengan senyum dan segera berlalu pergi
"Ru! Lo kenapa lagi?" kata Dewi mengagetkanku
"Nggak itu tadi! kakek itu ngomong sesuatu!" kataku menatap punggung beliau yang bungkuk dan berjalan tertatih-tatih ke dalam pos
"Apa kata beliau?" tanya Fandy yang menghampiri kami
"Emang kakek itu siapa?" tanyaku penasaran
"Ohhh... beliau itu sesepuh di kampung ini! bisa di katakan kakek itu bisa melihat masa depan seseorang! Yah... percaya kagak percaya apapun yang di katakan kakek itu selalu jadi kenyataan!" kata Fandy menjelaskan secara singkat biodata kakek itu
Setelah selesai berbincang-bincang dengan Fandy dan yang lainnya, aku menghampiri kakek itu yang masih menatapku. Aku berjalan ke arah beliau Dangan senyum termanis.
"Assalamualaikum kek... apa kabar?" sapaku setelah didekat beliau
"Wa'alikumsalam... Alhamdulillah baik!" sahut beliau ramah
Aku mengajak kakek Ina, panggilan beliau, berbincang sebentar sambil menunggu pembagian tempat duduk di dalam bus. Sedikit banyak aku membuat beliau dan yang ikut nimbrung dalam pembicaraan tertawa karena candaanku. Sumpah saat ini aku benar-benar merasa bahagia, buka. karena kakek Ina mengatakan aku orang yang hebat, tapi karena melihat tawa di wajah tua beliau. Setelah cukup lama berbincang aku segera pamit pulang kepada kakek Ina, beliau menepuk-nepuk pundak ku penuh kebanggaan atau apalah itu.
Aku di minta Roni dan Jali ikut naik mobil saja bersama Dewi dan Sierra, yang kebetulan kami bertiga ada di urutan paling akhir barisan anak-anak yang naik bus. Sebelum masuk mobil aku menganggukkan kepala sambil senyum kepada semua penjaga pos termasuk kakek Ina. Mobil jalan mengikuti bus di depan dengan pelan, mungkin karena terlalu lelah, hingga membuatku segera terlelap dalam tidur. Sierra dan Dewi juga ikut ngorok di sampingku, kami bertiga tidak tau apa-apa lagi sepanjang perjalanan, karena tidur lelap ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Rosananda
lima like dulu ya thor.
2021-11-02
0
rahmiati hasan
Yuhu...
2021-10-20
0
vina
boom like untuk author, ditunggu feedback-nya di ELANG untuk ALAN 🙏
2021-06-06
0