Matahari mulai menampakkan dirinya di ufuk barat sana, warna jingga kemerahan yang sangat agung. Sebuah pemandangan yang sangat sia-sia jika di lewatkan. Semua orang keluar dari tenda masing-masing mencari posisi terindah untuk menunjukkan gaya terbaik mereka. seluruh komunitas pencinta alam kampus juga berkumpul untuk melakukan foto bersama, kami meminta bantuan salah seorang dari komunitas lain untuk jadi fotografer.
Semua hasil jepretannya lumayan memuaskan, karena wajahku selalu terlihat cantik di setiap hasil foto. Dengan mengenakan jilbab pashmina berwarna hitam yang ku padukan dengan hoddy berwarna putih bersih serta rok lipat banyak berwarna hitam. Tampilan seperti ini sangat manis saat aku mengenakannya, cuaca sebenarnya cerah, tapi karena kami berada di atas puncak gunung tinggi, makanya terasa sangat dingin seperti berendam di air yang penuh dengan es.
"Kenapa? kedinginan!" sapa Rama padaku
"Ya... dingin banget nih!!" kataku sambil memeluk diri sendiri
"Sekali-kali rasain cuaca kayak di luar negri kan kagak napa-napa!!" katanya menyeringai
"Hupphh... iya in aja dah!!" kataku sambil menyedot ingus yang menyumbat hidung
"Oke teman-teman semua! 2 jam lagi kita akan kembali menuruni gunung untuk mengejar waktu... semuanya siap-siap!!! semangat semua!!" teriak ketua komunitas lantang
"Semangat!!!" sahut semuanya penuh energi
Aku segera membereskan barang-barang bawaan ku yang syukurnya tidak sebanyak yang lain. Di dalam tas carrier, hanya ada selimut, mukena dan beberapa baju tebal yang tadi malam ku pakai. Kalo soal makanan anak-anak konsumsi yang bawain ke puncak, aku mah cuma bawa badan sama barang-barang pribadi. Kulihat Dewi sedang kesulitan memasukkan barang-barang nya yang lumayan banyak, ya emang permintaanku padanya agar bawa banyak barang. Jadi ceritanya, aku suka menyulitkan orang lain, tapi nggak mau disulitin.
"Sini biar aku bantu!!" kata Jali yang tiba-tiba muncul dan membantu Dewi menutup resleting tas yang mepet
"Hmmm... makasih!!" kata Dewi terhura
"Sama-sama juragan..." kata Jali yang membuatku membelalak melihat kemesraan mereka
"Kapan kalian jadian?" tanyaku masih dengan mata membelalak
"Apaan sih..." kata Dewi dengan senyum malu dan begitupun dengan Jali
"Oh no..." teriakku meratapi nasib yang masih sendiri setelah melihat sikap mereka yang saling malu-malu
"Lo kenapa?" tanya Roni yang ikut nyaplok duduk di sampingku dan ikut memakan Snack yang sempat kuabaikan
"Mereka... Jadian..." kataku sambil menunjuk pasangan yang tengah dilanda bumbu cinta
"Kapan jadiannya?" tanya Roni datar sambil terus mengunyah makanan
"Kagak tau!" kataku dan menatap Roni kesal karena tidak henti-hentinya memakan Snack milikku
"Ikut gabung dong!!" kata Rama dengan wajah patah hatinya dan ikut duduk sambil mencomot Snack milikku
"Woii... abis-abisin Snack gue aja Lo berdua!!" kesalku dan menyembunyikan Snack ke belakang
"Huh dasar pelit..." kata Roni dan segera bangkit berdiri karena di panggil temannya
"Biarin pelit! yang penting cantik" kataku memamerkan keindahan wajahku pada dunia
"Hmmm..." gumam Rama memandangi Dewi dan Jali dengan tatapan nanar
"Udah yang sabar aja cuy..." kataku memberikan dukungan padanya
"Ru! Lo mau nggak jadi pacar gue?" kata Rama sambil memandangi Snack di tanganku
"... kita nikah aja yuk?" ajakku padanya dengan wajah ikut-ikutan sedih
"Maharnya jangan mahal-mahal!" candanya berlanjut
"Kagak banyak kok! cukup 100 juta di tambah ladang sawah warisan orang tua Lo!" kataku dengan senyum menggoda
"Hahaha... ngimpi aja Sono!" katanya dan pergi ketendanya setelah menoyor kepalaku
Aku melemparkan sendal kepadanya dan mengenai punggung lebarnya yang terlihat kokoh. Mungkin karena kesal, Rama melemparkan sendal itu ke sembarang arah, hingga terlempar jauh ke jurang.
"Ram! itu sendal Dewi loh!" kataku dengan tatapan menyalahkannya
"Hahaha... kagak lucu!" ledek Rama
"Ru! sendal gue dimana ya... nah ini dia! satunya lagi kemana... Lo liat?" kata Dewi yang celingak-celinguk mencari sendalnya
"Ahahaha... udah terbang jauh..." kataku menunjuk Rama yang terlihat kaget
"Sendal mana punya sayap... candaan Lo nggak lucu!" kata Dewi sambil terus mencari-cari sendalnya
"Yah... mau gimana lagi! biar Lo nyari sampai lebaran Kunti juga kagak bakal dapet... sendal Lo udah terbang jauh!!" kataku dan kembali fokus makan Snack
Setelah selesai makan Snack aku membantu yang lainnya membereskan tenda dan semua peralatan yang ada. Setelah semuanya rapi, kami semua membentuk lingkaran besar untuk memanjatkan doa agar saat turun gunung semuanya baik-baik saja. Semuanya begitu khusyuk berdoa, menandakan jika mereka semua serius meminta perlindungan kepada Sang Maha Pelindung. Selesai berdoa kami semua segera turun dengan beberapa komunitas yang kebetulan juga turun gunung hari ini.
Kami para wanita diminta untuk jalan di tengah, sedangkan laki-lakinya dibagi menjadi dua bagian, satu bertugas membuka jalan dan satunya lagi bertugas menjaga kami dari belakang. Kalau-kalau ada yang tertinggal, pembagian yang sangat terperinci, karena di setiap kubu laki-laki memiliki cowok gagah dan juga cowok letoy. Ya sejenis cowok yang bertingkah kayak cewek, itu yang aku maksud letoy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Dzakiyah Nazmi Sakhi
baru Nemu👍
2021-06-04
1
Un.Kurniasih
Like mendarat kak.
Semangat terus kak
2021-04-02
1
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-12
1