Eps. 5

Meeting akhirnya selesai dan menemui kata sepakat. Akhirnya PT. Roseland Brighter dan PT. Mentari Senja mendapati kesepakatan untuk bekerjasama. "Terima kasih untuk waktunya Bapak Arganatha Yudhistira, senang sekali akhirnya perusahaan kita bisa berkolaborasi," ujar perwakilan dari PT. Mentari Senja.

"Sama-sama, kami PT. Roseland Brighter juga sangat senang karena Perusahaan Bapak mau bekerja sama dengan perusahaan startup kami yang belum seberapa ini." Keduanya pun saling berjabat tangan tanda ikatan kerja telah terjalin diantara kedua perusahaan tersebut.

Dan setelah semuanya keluar dari ruangan meeting, akhirnya Arga dan Irsyad pun ikut keluar dari ruangan meeting. Mereka berjalan menuju ke ruangan Arga yang ada dilantai atas.

~~

Setibanya di ruangan miliknya, Arga langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang yang membujur didekatnya. Irsyad yang juga bersama Arga sejak tadi pun, ikut duduk dikursi sebelah sofa yang ditiduri oleh bosnya itu.

"Oh iya Ga, secarang langsung gue ucapin turut berduka cita ya atas meninggalnya Salma," tukas Irsyad memberikan ucapan bela sungkawa.

Mendengarnya, Arga yang tengah rebahan diatas sofa dengan kedua tangan, sebagai penopang kepala nya hanya melempar senyum kecut, sambil terus terdiam memadangi langit-langit ruangan. Hal itu tentu tidak aneh, pasalnya Arga sendiri seolah masih belum yakin jika telah ditinggal Salma secara tiba-tiba untuk selamanya. Dan bagi Irsyad sendiri, melihat Arga begitu membuatnya sedikit aneh, karena yang dirinya tahu selama ini ia belum melihat Arga sepatah hati ini. Dan sebagai teman yang baik, melihat temannya dirundung rasa duka yang mendalam tentunya membuat Irsyad sebagai sahabat ingin sekali mencoba menghiburnya. "Oh iya Ga, gimana kalau nanti malem kita nongkrong di tempat biasa?" Irsyad mengajak Arga untuk berkumpul bersama teman-temannya di bar tempat mereka biasa nongkrong, dengan harapan hal itu bisa membantu Arga mengurangi rasa sedihnya pasca kehilangan Salma.

Tiba-tiba Arga bangun dari rebahannya, ia duduk lalu membuang napas, kemudian menoleh ke arah Irsyad dan tersenyum miring. "Boleh juga, udah lama juga gue nggak seneng-seneng."

Irsyad mendekati Arga dan menepuk pundak bosnya itu. "Nah itu baru Arga yang gue kenal!"

~~

Di apartemen Arga, akhirnya mau tidak mau Salwa menceritakan kepada mbok Darmi jika dirinya dan Arga telah menikah kemarin.

"Jadi beneran, mas Arga sm Non ini udah menikah?"

Salwa mengangguk.

Mbok Darmi masih antara percaya tapi juga tidak menyangka akan kenyataan yang ia dengar tersebut, ia pun menepuk kedua pipinya. "Sakit...! Berarti ini nyata ya...?" Wanita paruh baya itu langsung menatap Salwa, dan lagi-lagi Salwa membalasnya dengan mengiyakannya sambil mengangguk. Mbok Darmi pun yang awalnya memasang tampang bingung seketika berubah senang dan langsung memeluk Salwa. "Alhamdulillah... mbok seneng banget mas Arga udah nikah, akhirnya ada yang bisa ngurusin mas Arga," ujar mbok Darmi terdengar seperti orang yang tengah terharu. Salwa yang dipeluk oleh mbok Darmi pun perlahan mulai sesak dengan pelukannya yang semakin erat itu. "I- iya bu, tap- tapi bisa lepasin dong saya nggak bisa... Sa- saya mulai sesak nih..."

Mbok Darmi pun cepat-cepat melepaskan pelukannya dari Salwa. "Hehehe... maaf ya Non, habisnya si mbok seneng aja gitu denger mas Arga udah nikah, mana istrinya cantik lagi kaya Nonー"

"Salwa," meneruskan ucapan Mbok Darmi.

"Oh iya non Salwa. Um... kalau gitu, sekarang Non mending istirahat aja.. biar tadi belajaan yang udah dibeli Mbok aja yang tata di dapur."

"Um tapi Buー"

"Panggil Mbok Darmi aja non,"

"Eh iya Mbok maksud aku, nggak apa-apa biar aku bantuin aja. Soalnya aku juga bosen nggak ngapa-ngapain."

"Oh yoweslah kalau begitu."

Salwa dan Mbok Darmi pun menata keperluan rumah tangga yang dibeli oleh Salwa tadi di minimarket. Salwa tampak menata isi kulkas, sedangkan Mbok Darmi mengeluarkan barang belanjaan lain yang salah satu isinya adalah deterjen. Spontan mbok Darmi pun bertanya, "Oh iya Non, itu yang nyuci sprei itu Non Salwa?"

"Astaga...! Aku hampir lupa, aku kan lagi cuci sprei yang ketumpahan teh tadi!" Salwa langsung meminta deterjen yang dipegang oleh mbok Darmi untuk mencuci sprei tadi.

"Eh Non mau apa?" Tanya Mbok Darmi yang belum melepaskan deterjen yang dipegangnya itu.

"Aku mau nyuci sprei Arga yang ada di mesin cuci, soalnya tadi aku mau cuci ternyata deterjennya habis, jadinya aku beli dulu."

"Oh... soal itu, udah Non Salwa nggak usah panik, Mbok udah puter kok mesinnya."

"Tapi kan deterjennyaー"

"Deterjennya masih ada sebenarnya, cuma mbok lupa. keluarin lagi."

Salwa menghela napas, "Huft..."

"Emang kenapa sih Non, kok kaya takut gitu. Kalau perkara sprei aja mas Arga mah nggak bakal marah kali. Apalagi marah ke istrinya yang cantik gini, kan lagian spreinya dibuat bobo berdua iya kan iya kan...," tutur Mbok Dar sambil senyum-senyum meledek Salwa.

Mendengar ucapan mbok Dar Salwa hanya bisa tersenyum kecut dan mebatin. *Mbok Dar nggak tau aja gimana kehidupan pernikahan gue sm Arga sebenernya. Boro-boro tidur bareng, kita kayaknya juga terpaksa kok tinggal barengnya. Huft nggak tau lagi deh sampai kapan kita bakal bertahan*.

~~

Setelah pulang kerja Arga dan Irsyad akhirnya mengunjungi Bar tempat biasanya mereka berkumpul. Memasuki bar tersebut Arga pun langsung menghampiri meja bar dan memesan minuman pada bartender. Saat Arga tengah menunggu pesanan minumannya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari sebelah kanan. "Hei Bro, apa kabar lu... sibuk banget kayaknya nih!" lelaki itu kemudian duduk disebelah Arga dan ikut memesan minuman seperti yang Arga pesan.

"Tumben lo nyapa gua Tom?" tukas Arga dengan nada datar pada lelaki yang bernama Tomi tersebut.

"Oh ayolah bro... jangan kaku gitu. *By the way* gue turut berduka ya... atas meninggalnya cewek lo! Padahal cewek lo masih muda ya... sayang udah mokat duluan padahal kan belom sempet lo..."

\**Bruk*! Arga memukul meja dengan telapak tangannya.

"Gua kesini buat seneng-seneng. Jadi *please* lu jangan coba rusak keinginan gua buat seneng-seneng."

"Weits kalem aja bro gue kan cumaー"

"Cuma apa? Cuma mau bahas mendiang cewek gue yang gagal lu dapetin?" Arga menatap sinis pada Tomi.

Tak lama kemudian, tibalah Irsyad datang menghampiri Arga dan Tomi yang kini terlihat sedang bersitegang. "Kenapa nih? Pasti lu lagi kan Tom yang mulai!"

Tomi hanya menyunggingkan senyum sinis pada Irsyad. "Dan si pengekor pun datang membela bosnya," ujar Tomi menyindir Irsyad. Lantas Irsyad pun membalasnya dengan tatapan yang tak kalah sinis dengan Tomi.

"Tom, mending lo pergi deh! Samperin tuh cewek-cewek bayaran lu daripada lu ganggu gua!" ujar Arga pada Tomi. Perkataan Arga pun nyatanya dibenarkan oleh Tomi yang langsung melambaikan tangan pada wanita-wanita bayarannya. "Okelah, tapi *sorry* banget ya gue nggak bisa minum bareng lo berdua, tapi lain kali gue rasa kita harus minum bareng. Oke bro...," ujar Tomi yang kemudian melengos pergi.

"Heh, laki-laki haus kasih sayang!" gumam Irsyad yang kemudian duduk disebelah Arga.

"Cih, lu bego ya Syad, kan emang laki-laki yang ketempat ini rata-rata lelaki yang haus kasih sayang," ujar Arga yang kemudian meneguk minuman yang pesanannya.

"Oh iya juga sih..." Ucap Irsyad dengan tampang polosnya sambil menggaruk kepalanya.

~~

Malam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akhirnya mbok Darmi pun pamit untuk pulang.

"Non yakin mbok tinggal sendirian nih?" tanya Mbok Dar yang tengah memakai jaketnya dan siap untuk pulang.

"Iya mbok, nggak apa-apa, dulu aku jaman ngekost juga kan selalu sendirian, jadi udah biasa kalau cuma sendirian dirumah."

"Tapi bener ya Non... Mbok tinggal ndak apa-apa?"

"Iya Mbok... nggak apa-apa beneran."

"Yaudah kalau begitu Mbok pamit pulang dulu ya... Kebetulan Mang Dirman juga udah nunggu diparkiran *basement* katanya."

"Iya mbok, hati-hati ya..."

"Iya Non juga ya... tungguin suaminya pulang biar bisa langsung cie cie dikamar ya," Goda Mbok Dar.

"Ah... Mbok bisa aja."

"Haha, habis gemes sama penganten baru, yasudah Non Salwa hati-hati ya, mbok pulang dulu." Dan ambok Darmi pun pulang juga akhirnya.

Dan Salwa akhirnya sendirian lagi, setelah hampir seharian tadi bersama Mbok Darmi memasak dan beres-beres sambil membicarakan tentang Arga yang ternyata banyak yang Salwa belum tahu. Karena masi pukul sembilan lewat lima belas malam, Salwa pun menggunakan waktunya itu untuk merapikan segala berkas yang akan dibawanya besok ketempat interviewnya besok.

~~

Setelah semua perlengkapan *interview*-nya selesai ditata, Salwa pun merasa tubuhnya mulai lelah, akhirnya ia pun menyempatkan diri untuk maskeran sebelum tidur.

Setelah mengaplikasikan masker ke wajahnya, Salwa berjalan ke ruang tengah, dan siapa sangka ternyata jam sudah menunjukkan hampir jam 12 malam. Salwa yang mengenakan masker *greentea* pun bersandar diatas sofa sambil menunggu maskernya benar-benar kering. Dan tidak sampai lima menit berjalan, tiba-tiba Salwa mendengar langkah suara orang masuk ke dalam. *Pasti Arga*! tebak Salwa dalam hati. Salwa yang masih mengenakan masker itu pun bangun dari atas sofa guna meyakinkan jika benar yang masuk itu adalah Arga. Ternyata benar tebakan Salwa. Arga yang baru pulang itu terlihat berantakan, pakaiannya terlihat sudah tidak rapi, dan yang lebih membuat Salwa kaget sampai maskernya retak adalah... cara Arga berjalan yang terlihat sempoyongan.

"Eh kok, kok jalannya si Arga makin gak karuan sih! Aduh jangan-jangan itu orang abis mabuk lagi..., eh awas!" Salwa dengan spontan menghampiri Arga yang hampir saja jatuh tersungkur karena kehilangan keseimbangan. Salwa pun membantu memapah Arga berdiri. "Huft... untung gue pegangin, kalau nggak udah nyusruk deh ini orang. Duh mana berat pula!" Salwa susah payah memapah Arga yang bisa dibilang sudah tak sadarkan diri itu. Salwa bermaksud menidurkan Arga diatas sofa, namun saat dirinya mau meletakkan tubuh suaminya itu ke atas sofa, tiba-tiba Salwa meraskan ada sesuatu yang tengah meraba-raba buah dadanya. "Kok empuk dan bau badan lu kok jadi enak sih Syad!" ujar Arga yang tengah ngelantur sambil hidungnya menghidu bagian tengkuk Salwa. Melihat apa yang dilakukan Arga, Reflek Salwa pun langsung mendorong Arga ke sofa. "Ih apaan sih!" Salwa tampak kesal sampai membuat maskernya benar-benar retak. "Udah gue bantuin malah nggak sopan, dasar kang mesum! Bodo amat tidur disofa situ!" Salwa yang kesal kemudian langsung pergi meninggalkan suaminya itu tertidur di sofa.

🌹🌹🌹

Jangan lupa **LIKE, COMMENT, VOTE** ya...

oh iya follow my IG @**chrysalisha98**

Baca Novelku yang lain juga ya judulnya :

\>\>**LOVE PETAL FALLS (udah tamat**)

Terpopuler

Comments

RN

RN

5 like 5 rate favorite hadir feedback totok pembangkit saling dukung

2021-07-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!