Karena tidak jadi berangkat interview Salwa yang kini sudah mandi dan berpakaian santai pun menuju ke ruang tengah. Ia melihat-lihat seluruh sudut ruangan di apartemen suaminya itu. "Apartemen dikawasan ini kan terkenal harganya selangit, dan si Arga beli apartemen yang paling bagus, pasti dia duitnya nggak berseri," celetuk Salwa sambil menyentuh dagunya dengan jari.
Setelah dirasa puas berjalan-jalan dan mengamati
tiap sudut ruangan di apartemen Arga, Salwa pun menuju ke dapur untuk menyeduh teh herbal yang biasa ia minum. Sambil menyeduh tehnya Salwa terdengar bersenandung menyuarakan nada-nada lagu favoritnya.
~~
Sesudah selesai menyeduh tehnya, Salwa berniat untuk menikmati teh tersebut diruang tengah. Dirinya bermaksud untuk minum teh sambil menonton acara televisi. Namun, niat Salwa itu pada akhirnya urung ia lakukan, lantaran dirinya justru malah dibuat penasaran dengan kamar Arga yang dilihatnya tidak tertutup rapat. Salwa awalnya hanya ingin mengintip saja kamar tersebut dibalik pintu yang tidak tertutup rapat tersebut. Tapi melihat dari jauh kondisi ranjang Arga yang begitu berantakan karna handuk dan pakaiannya yang beserakan, Salwa pun spontan langsung mendorong pintu tersebut dan masuk ke kamar Arga.
~~
Melihat keadaan kamar Arga yang berantakan, Salwa pun dibuat geleng-geleng kepala. "Parah banget sih ini orang, kamar nggak dikunci, baju sama handuk nggak dijemur... Heh! Dasar cowok jorok!"
Salwa akhirnya meletakan teh yang dipegangnya itu diatas nakas. Salwa berpikir, meski dirinya dan Arga menikah bukan karena cinta, tapi bagaimanapun sekarang ini dirinya sudah menjadi istri Arga, maka dari itu Salwa merasa jika merapikan barang-barang milik suaminya itu sudah menjadi tugasnya.
"Bener-bener deh, dia tuh ngambil baju gimana sih? Masa sampe jatoh-jatoh dilantai gini!" Omel Salwa sambil memunguti baju-baju Arga yang berserakan. "Ini juga handuk, kalau nggak di jemur gini kan bisa jamuran!" Salwa langsung memungut handuk bekas mandi Arga yang tergeletak diatas ranjangnya, lalu menjemurnya di jemuran handuk. Setelah itu Salwa pun merapikan pakaian Arga yang berantakan tadi dan menggantungnya kembali. Tidak lupa ia juga melipat selimut yang nyatanya berantakan dan tidak dilipat oleh suaminya itu.
"Nah... kaya gini kan jadi enak dilihatnya," tutur Salwa melihat keadaan kamar Arga yang kini sudah rapi dan bersih. Merasa sudah selesai melakukan tugasnya, Salwa berniat segera meninggalkan kamar Arga, akan tetapi dirinya malah dibuat tidak jadi keluar kamar, setelah melihat ada selambar foto yang tergeletak jatuh dibawah ranjang Arga.
"Eh ini foto apa?" Salwa pun mendunduk dan mengambil foto tersebut dari atas lantai. Ternyata itu adalah selembar foto Arga bersama Salma saat liburan. Mata Salwa yang sayu pun hanya terus memandangi foto tersebut dengan tatapan sendu. "Seharusnya kakak yang ada dirumah ini sekarang, dan bukan aku." Lirihan tersebut seolah menyuarakan perasaan Salwa saat ini, perasaan bersalahnya yang bercampur bingung dengan apa yang kini harus ia jalani.
Tidak mau terlarut lagi dalam kesedihan, Salwa pun segera menaruh foto itu lagi di laci nakas kemudian bergegas pergi dari kamar Arga. Sialnya, saat Salwa tengah menutup laci nakas, tangannya tak sengaja mendorong terlalu keras, sehingga tangan Salwa terpental hingga membuatnya tidak sengaja menyenggol teh yang tadi ia letakan diatas nakas.
"Aduh! Gimana nih, tumpah diatas sprei lagi!" Salwa terlihat panik sambil memegangi kepalanya. Karena sudah terlanjur bingung, satu-satunya yang terbesit dikelapa gadis itu hanyalah segera menarik sprei tersebut agar noda tumpahan teh tadi tidak semakin membekas diatas kasur. "Duh... kenapa sih pake tumpah segala!"
Setelah melepas sprei yang terkena noda tadi, Salwa pun bergegas mengambil hairdryer yang ada dikamar Arga guna untuk mengeringkan kasurnya yang basah. Setelah ia mencoba mengeringkan dengan hairdryer, Salwa menepuk bagian yang ketumpahan tadi. "Ya... lumayanlah udah gak basah kaya tadi, nanti sejam lagi pasti kering. Sekarang gue harus cuci spreinya supaya nanti sore kering dan udah bisa dipakai lagi, jadi nggak ketauan sama Arga kalau gue numpahin teh di kasurnya."
~~
Salwa membawa sprei tersebut ke tempat cuci, sebelum ia memasukan ke dalam mesin cuci, Salwa mengucek bagian yang terkena noda teh itu agar lebih bersih saat diputar dimesin cuci. Sayangnya... saat Salwa ingin memasukan deterjen ke dalam mesin cuci, dirinya mendapati kalau deterjennya habis. Tak ayal Salwa jadi berdecak jengkel, "Sial banget deh gue, mau nyuci aja nggak ada sabun. Bener-bener deh si Arga ini, kulkas nggak ada isinya, ditambah lagi mau nyuci juga nggak ada sabunnya. Apartemen doang bagus tapi isinya semua nggak ada, payah!"
Karena sudah keburu kesal dan takut cuciannya tidak kering sebelum sore, Salwa pun memutuskan untuk pergi ke minimarket terdekat untuk membeli sabun cuci dan yang lainnya, sekalian dirinya juga ingin mencari makan karena kebetulan belum sarapan.
~~
Sementara itu, Arga yang baru saja tiba dikantor langsung berjalan menuju ke ruang meeting. Dengan ditemani Irsyad Aditya selaku asisten kepercayaan Arga yang juga teman masa kecilnya, mereka berjalan menuju ke ruang meeting.
~~
Arga dan Irsyad akhirnya memasuki ruangan, "Pagi semua," ucap Arganata setibanya di dalam ruangan meeting. Tampak semuanya yang sudah hadir berdiri melihat kedatangan Arga termasuk wakil dari perusahaan calon koleganya. Arga pun menarik kursi dan mempersilakan semuanya duduk kembali. "Pertama-tama saya ingin minta maaf kepada pihak PT. Mentari Senja karena kedatangangan saya yang sedikit terlambat, dan terima kasih juga karena sudah bersedia menunggu."
"Tidak apa-apa Pak Arga," balas salah seorang perwakilan dari PT. Mentari Senja.
"Baiklah kalau begitu, mari kita mulai saja meetingnya sekarang," Ujar Arganata Yudhistira selaku CEO dan pemilik PT. Roseland Brighter. Meeting pun dimulai dengan pihak PT. Mentari Senja yang dipersilahkan untuk mempersentasikan proposal mereka.
~~
Di apartemen Arga, tiba-tiba tampak sesosok wanita yang usianya mungkin sekitar lima puluh tahunan. Wanita itu bertubuh agak gemuk dan tidak terlalu tinggi. Sosok itu nampak seperti tidak asing dengan apartemen Arga melihat dirinya yang mengetahui password pintu apartemen Arga. Wanita itu masuk ke dalam apartemen, dirinya membuka jaket yang dipakainya dari luar dan langsung menuju ke kamar Arga yang oleh Salwa memang dibiarkan tidak ditutup lagi karena dirinya takut tidak bisa masuk lagi karena tidak tahu password pintu kamar Arga. Saat membuka dan memasuki kamar Arga wanita itu pun langsung spontan berkata, "Loh kok tumben kamarnya mas Arga udah rapi, biasanya kalau mas Arga lagi pulang kesini, dan besoknya saya masuk ke sini kamarnya udah kaya habis perang."
Ternyata wanita paruh baya itu adalah mbok Darmi, ART yang memang sudah biasa setiap beberapa kali datang untuk bersih-bersih di apartemen Arga. Tak lama, Mbok Darmi pun menyadari jika sprei di ranjang Arga tidak ada, lantas dirinya yang bingung langsung pergi melihat ke mesin cuci. "Udah tak duga di mesin cuci spreinya, tapi kok ya aneh lihat mas Arga nyuci sendiri? Kamar rapi, nyuci sendiri, wes ini sih bukan mas Arga banget. Tapi kalau bukan mas Arga, siapa lagi yang lakuin ini semua, kan yang tinggal disini cuma mas Arga sendirian." Mbok Darmi pun dibuat bingung akan hal-hal tersebut. Dan saat Mbok Darmi tengah bingung, tiba-tiba dirinya mendengar ada suara langkah orang dari arah pintu masuk. "Siapa ya? Kalau mas Arga sih nggak mungkin hari gini jam segini udah pulang. Tapi siapa?" Dan tanpa pikir panjang, Mbok Darmi yang sambil membawa kemoceng pun berjalan ke depan untuk memastikan siapa yang datang.
~~
Mbok Darmi yang tidak tahu siapa Salwa spontan langsung bersuara, "Eh mbak siapa, kok bisa-bisanya masuk kesini? Hayo kamu siapa ngaku!"
Salwa yang baru pulang dari minimarket pun sontak dibuat kaget oleh mbok Darmi yang langsung mencecarnya. "Um.. itu... anu... saya... saya Salwa Bu," jawab Salwa dengan tampang polosnya.
"Salwa siapa? Setau saya pacarnya mas Arga itu namanya Salma bukan Salwa, kamu mau nipu saya ya? Kamu itu, cantik-cantik malah jadi penipu."
Aduh ini ibu-ibu siapa sih? Masa gue dibilang mau nipu, emang tampang gue tampang penipu apa? Gerutu Salwa didalam hati.
"Ayo cepet ngaku kamu siapa, kalau nggak mau ngaku nanti saya panggilin keamanan lo biar kamu dibawa ke kantor polisi!"
"Aduh... Ibu jangan marah-marah dulu dong..., saya itu bukan penipu apalagi pencuri. Saya itu sebenernya..." Duh, masa gue harus bilang kalau gue istrinya Arga sih...
"Sebenernya siapa?"
"Sebenernya... saya... saya itu... saya itu istrinya Arga."
"Huh?" Mbok Darmi dibuat melongo seketika mendengar perkataan Salwa barusan.
Mbok Darmi tertawa kecil. "Aduh mbak cantik, jangan coba-coba ngibulin saya ya, saya ini udah kerja dikeluarga Yudhistira hampir dua puluh lima tahun, jadi mana mungkin mas Arga punya istri sayanya nggak tau. Hayo kamu berani bohong sama orang tua ya?"
"Enggak kok, aku nggak bohong sumpah. Kalau nggak percaya sini biar aku kasih bukti ke Ibu."
"Mana?"
"Tunggu aku ambil dulu dikamar."
"Saya ikut, kali kamu mau bohongin saya."
~~
Salwa pun ke kamarnya untuk mengambil buku nikahnya untuk memperlihatkannya kepada mbok Darmi.
"Nih buku nikah saya sama Arga."
Mbok Darmi pun melihat buku nikah itu dan membacanya dengan seksama. Mata wanita paruh baya itu pun sontak langsung melongo menatap Salwa. "Ja- jadi... mbaknya bener istrinya mas Arga?"
Salwa mengangguk.
🌹🌹🌹
Hai jangan lupa ya... di COMMENT, LIKE, dan VOTE
Love -C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Rosy Apriyadi
aku nyimak dku ya thor sebelum komen lebih lanjut
2021-04-01
1