"ja, jangan ikut campur urusan orang, lepaskan saya" Mimin berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan pria itu sampai mencoba mengigit tangannya.
"jangan mengotori tanganku dengan air liurmu yang basi itu" ucapnya dengan dingin dan semakin mencengkram lengan gadis itu.
"ukh ka, kalo gak mau dikotori cepat lepaskan saya" Mimin menahan sakit dengan memicingkan sebelah matanya.
Pemalak itu sudah dekat dan mengambil uang yang dibawa Mimin dengan kasar.
"dasar pencuri kecil, kau harus diberi pelajaran" teriak pemalak itu marah dia mengangkat tangan hendak menampar Mimin. Meliha itu Mimin langsung memejamkan matanya siap menerima tamparan sekaligus rasa sakitnya.
"siapa yang menyuruhmu memukulnya" tatapan dingin pria Jepang itu membuat yali pemalak itu menciut.
"pergi!!" nadanya mengancam.
Tanpa banyak bicara pemalak itu langsung pergi begitu saja meninggalkan pria Jepang itu bersama Mimin.
"uangku, kau menghilangkan uangku itu untuk berobat ibu hiks hiks, aku memang mencurinya tapi aku mencurinya dari orang jahat pria tadi itu suka malak pedagang kecil" teriak Mimin itu dengan air mata yang mengalir deras.
Pria Jepang itu melepaskan tangannya dari lengan gadis itu, raut wajahnya berubah iba kasian melihatnya menangis, lalu dia melihat kearah sekretarisnya yang berdiri tak jauh darinya.
"baiklah aku ganti uang yang tadi tapi berbentuk cek aku tidak bawa uang kes" katanya datar.
"aku tidak mau cek aku mau kes ibu sedang sakit aku mau sekarang hiks hiks"
Pria Jepang itu mengambil dompetnya lalu mengeluarkan semua isinya dan diberikan kepada Mimin, uang lembaran merah kurang lebih lima belas itu berada ditangan Mimin sekarang dengan cuma-cuma.
"ini untukmu semua ambillah dan jangan mencuri lagi"
"benarkah!!" ucap Mimin dengan kagum melihat uang ditangannya.
"siapa namamu?" tanya pria Jepang itu.
"panggil saja Mimin, terima kasih" dia langsung berlari dengan gesit menjauh dari pria Jepang itu juga sekretarisnya.
"cari tahu data pribadinya secara rinci" perintah pria Jepang itu sama sekretarisnya.
"baik tuan, sepertinya anda tertarik padanya tuan" jawabnya dengan menunduk juga tersenyum.
"sepertinya begitu" jawabnya dengan pandangan lurus kedepan.
"gadis kecil yang lincah" batin Pria Jepang itu melihat Mimin yang menghilang dibalik kerumunan.
Pria itu adalah Aoi Kiran Nishikawa pria keturunan Jepang, datang keIndo karena menjenguk adiknya yang tiba-tiba mengalami henti jantung padahal sebelumnya tidak pernah terjadi, disaat dia ingin kembali ke Jepang dirinya malah dibawa Erick untuk menemaninya menemui orang tuanya.
Pemilik sekaligus pewaris satu-satunya yang sah dari keluarga Nishikawa berikut serta perusahaan KNK GROUP yang melebarkan sayapnya bersama MIG. (baca the twins siapa dia?)
Kiran tak bicara sedikitpun sepanjang perjalanan wajahnya begitu serius menatap lurus kedepan. Sota sang sekretaris juga diam tak bersuara hanya sesekali melirik kebelakang melalui kaca spion yang berada diatasnya.
"didunia ini apa memang ada orang yang sama ya, atau reinkarnasi memang benar-bener ada" gumamnya dalam hati.
Mimin yang mendapat uang ganti rugi dari Kiran pulang dengan gembira, tak lupa di menyembunyikan sebagian uang itu supaya tak diambil sang ayah untuk berjudi.
Sebelum pulang dia sempatkan kepasar dulu membeli sayuran, ikan dan daging juga yang lainnya. Tak lupa juga dia pergi kedokter untuk memeriksakan ibunya berharap ada harapan untuk penyembuhan ibunya.
"hari ini kakak dapat rezeki kita makan besar dik" teriak Mimin sama adiknya dengan gembira.
"yeaaah kita makan ikan kak" sahut sang adik dengan gembira.
"kakak juga beli daging, kakak masak dulu ya" kata Mimin berjalan kedapur untuk memasak sang adik langsung bangkit berlari kedapur hendak membantu.
"ayo kak aku bantu masak biar cepet hehehe"
Brak!!! tiba-tiba pintu didobrak dengan kasar membuat keduanya berlari menuju kearah pintu tersebut.
Terlihat ayah mereka pulang dalam keadaan teler dengan botol minuman keras ditangan, seakan tahu apa yang diperoleh anaknya pria itu tanpa banyak bicara berjalan mendekat kearah Mimin.
Bau alkohol dari mulut sang ayah menyeruak keluar membuat Mimin ingin muntah.
"uang!!" ucapnya mengulurkan telapak tangannya kearah Mimin.
"jika kamu mau uang cari saja sendiri" sahut adiknya yang berdiri dibelakang Mimin.
Panggilan ayah juga rasa hormatnya dia buang jauh-jauh, menjadi kebencian yang dalam terhadap seorang ayah.
"apa katamu dasar bocah tidak tahu diri" bagai api yang disiram minyak sang ayah langsung marah mendengar kata "kamu" dari mulut anak laki-lakinya.
Dia hendak menyeret anak laki-lakinya ingin memberinya pukulan tapi sebelum itu terjadi Mimin berusaha mencegahnya.
Mimin menjadi tameng buat adiknya dan menggenggam tangan ayahnya. "kami tidak punya uang, hasil kerja hari ini aku buat belanja semua" Mimin berkata dengan marah karena merasa sangat capek dengan perlakuan ayahnya yang setiap hari semakin menjadi.
Plak...
Tamparan pun langsung menempa pipi Mimin yang mulus hingga berubah merah.
"kakak"
"jangan mencoba berbohong sama ayah karena ayah tahu semuanya, sekarang cepat berikan uangnya kalo tidak kuhajar kalian berdua" ancam sang ayah.
Mimin hanya bisa geram, marah, juga kesal, tapi dia berusaha tidak memberikan uang itu sama ayahnya, dia berusaha tetap bertahan dan terus bertahan demi ibu juga adiknya.
Karena tak kunjung diberi uang sang ayah melayangkan pukulan kembali kearah Mimin, kali ini bukan dengan tangan kosong melainkan menggunakan cambuk dan Mimin harus merasakan bagaimana sakitnya itu.
*****
(AOI KIRAN NISHIKAWA)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
black white_❄
ganteng bngt kirannyaa astagaa
2021-06-12
2