Puzzle Takdir

Hari sudah menjelang sore. Hari ini Genta dapat shift siang dan sebentar lagi, jatah waktu kerja Genta akan segera berakhir. Tinggal satu pesanan terakhir yang harus diselesaikan sebelum ia bisa pergi.

"Genta, mana pesanannya?! Hurry up!!" teriak seorang Head Chef.

"Ready!" Genta memberikan piring berisi makanan spesial pada Chef itu.

Sekarang, pekerjaannya selesai. Genta membersihkan area dapurnya supaya teman di shift berikutnya bisa leluasa. Belum selesai ia membereskan semua itu, ia mendengar seseorang dari dinning area berteriak, "Makanan apa ini?! Gue udah bilang, nggak pakai kentang, kenapa ada kentang di sini?! Hah?!"

"Maaf Pak. Sekali lagi, kami minta maaf. Akan kami ganti makanannya." Seorang pelayan terlihat sangat ketakutan menghadapi pria itu.

Genta yang merasa penasaran juga terganggu dengan keributan yang itu segera keluar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa Le? Ada apa ini Pak?" tanya Genta pada Ale, pelayan itu dan pria yang berdiri sambil melotot di depannya. Saat itu, Genta masih mencoba untuk bisa bersikap ramah.

"Siapa lo? Ngapain ikut campur urusan orang?" bentak orang itu.

"Maaf Pak. Saya yang memasak makanannya. Apa ada masalah dengan makanannya? Kalau ada, biar saya ganti dengan yang baru sesuai permintaan Bapak. Kami juga akan memberikan desert gratis sebagai ungkapan permintaan maaf kami." Genta mengangkat piring itu dari meja dan hendak melangkah kembali ke dapur untuk menyelesaikan masalah ini.

"Heh, lo nggak usah sok pahlawan. Sini lo!" teriak pria itu lagi. Tapi kali ini, teriakannya disertai dengan pukulan kencang yang mendarat di wajah Genta.

Genta terhuyung karena pukulan keras itu. Kesabarannya habis, ia mulai emosi. Meski terkenal orang yang ramah, tapi Genta adalah orang yang keras juga. Ia paling tidak menyukai orang yang suka mencari masalah. Genta tak pernah segan untuk berkelahi dengan orang yang berani mengganggunya. Ia tak akan pernah memulai perkelahian, Tapi jika ada orang yang memulai perkelahian dengannya, ia akan meladeninya. Tangannya mengepal kencang. Detaknya jatungnya semakin cepat.

Bakk Gubrakk

Sepersekian detik kemudian, kepalan tangan Genta mendarat di wajah pria itu. Tubuhnya jatuh ke lantai seketika. Pria itu semakin marah, pun juga beberapa orang yang datang bersamanya. Mereka tidak terima dengan perlakuan Genta. Hanya dengan satu seruan saja, empat orang termasuk pria itu sudah memasang kuda-kuda untuk menyerang Genta.

Bakk Plakk Bukk

Hanya dalam hitungan detik saja, Genta berhasil membuat tumbang keempat pria itu. Bukannya menyerah dan menghentikan perkelahian, mereka berempat malah menantang Genta. Lagi-lagi, mereka berdiri mengepung Genta. Sebenarnya mereka bukan lawan untuk Genta. Lihat saja, tidak ada satupun pukulan mereka yang berhasil menyentuh Genta, justru mereka yang malahan babak belur karena serangan dan hajaran dari Genta. Tepi entahlah apa yang mereka pikirkan sampai-sampai mereka ingin meneruskan pertarungan, yang itu artinya mereka mengantarkan diri mereka untuk mendapat hajaran Genta.

Pria yang tadi marah-marah berteriak lagi. Ia seperti memberi komando pada ketiga temannya. Tapi kali ini, mereka menyerang bersamaan, tidak seperti tadi yang maju satu per satu. Mereka maju bersama, mengepung Genta, dan mendorongnya dari segala arah. Genta terhimpit, ia sudah terdesak, tapi mereka bukan tandingan genta. Dengan begitu mudahnya, Genta mendorong mereka semua dan melepaskan diri. Keempat pria itu terlempar beberapa meter karena dorongan dari Genta.

Meski sudah dua kali kalah telak oleh Genta, keempat pria itu masih belum jera. Mereka masih belum puas. Tapi saat mereka baru saja ingin memulai kembali serangan mereka, pemilik restoran yang juga adalah sahabat baik Genta datang ke sana, dan menghentikan perkelahian itu.

"Pak Pak, tolong sabar dulu. Kita bisa selesaikan ini dengan baik-baik." Pemuda mepilik restoran itu mempersilahkan para perusuh itu kembali duduk di kursi mereka. Tapi mereka tetap kukuh tidak mau duduk.

"Genta, Pulang! Gue bilang pulang! Cepet!" serunya pada Genta.

Tanpa banyak kata dan perilaku lain, Genata melangkah tegas kembali ke dapur dan mengambil tasnya. Bukannya keluar lewat pintu belakang, ia malah sengaja keluar lagi ke dinning area. Tatapan tajam matanya memperingatkan orang-orang itu untuk tak lagi bernai macam-macam.

***

Genta membanting pintu keluar restoran. Ia berjalan dengan amarah yang masih membuat rahangnya mengeras. Tatapannya yang masih tertuju pada kaca transparan yang membuatnya masih bisa melihat orang-orang itu di dalam restoran. Dengan kasar, dia menyalakan sepeda motornya. Genta sengaja menggeber motornya di depan restoran sebagai bentuk kekesalannya, lalu kembali ke apartemen sambil mengemudia dengan kecepatan tinggi.

Kemarahannya masih memuncak. Genta masih sangat kesal dengan keonaran orang-orang itu. Ia tak ingin membawa amarahnya itu pulang ke rumah. Jadi ia putuskan untuk pergi ke taman dan menenangkan diri dulu. Genta duduk di salah satu bangku kosong yang ada di taman itu.

'Anj*ng! Apa sih maunya tuh orang?! Udah gue baik-baikin malah ngajak berantem. Bikin kesel aja,' batinnya.

"Genta." Tiba-tiba seseorang dengan suara yang asing memanggilnya. Genta terkejut kala mendengar suara itu. Ia menoleh. Ketika itu, ia melihat seorang pria dengan pakaian yang aneh, penampilannya mirip dengan penampilan orang-orang yang dia lihat di mimpinya. Celana kain panjang dengan kain batik melingkar di pinggang. Lalu atasannya adalah pakaian yang disilangkan seperti kimono tapi tidak panjang. Dan ditutup dengan semacam blaser berwarna biru gelap. Dengan ikat kepala dan kerudung yang tersambung dengan blaser itu.

Melihat penampakan orang dengan pakaian aneh itu, Genta sangat kaget dan heran. Siapa yang akan memakai pakaian serumit dan setebal itu di dunia modern seperti ini.

"Siapa lo?!" tanya Genta sinis.

"Perkenalkan, aku Bimantara." Saat orang itu mulai bicara, tiba-tiba saja suasana taman berubah menjadi seperti hutan. Genta sudah tak lagi bisa mengenali tempat ia berada sekarang.

"Heh! Dimana ini?! Lo bawa kemana gue? Mau ngapain lo?!" seru Genta semakin bingung.

"Ini adalah Tanah Jawa, ratusan tahun yang lalu. Di zaman ini, banyak pendekar sakti yang hidup di tanah ini." Pria bernama Bimantara itu mengucapkan sesuatu yang semakin membingungkan untuk Genta.

"Terus ngapain gue di sini? Kenapa lo bawa gue ke sini?! Balikin gue!" Genta mendesak pri itu untuk mengembalikannya ke taman tadi.

"Kau hidup di zamanmu, membawa sebuah misi. Kau harus menuntaskan misi itu. Demi dirimu, dan demi kebenaran. Kau harus memperbaiki apa yang tidak bisa kaulakukan di kehidupanmu yang sebelumnya."

"Misi? Misi apa??" Saat Genta masih bertanya-tanya soal kalimat dari Bimantara, pria misterius dan susana hutan itu sudah lenyap. Genta sudah kembali ke taman seperti semula.

"Hei, dimana lo?! Hei!" Genta terus berteriak mencari keberadaan pria itu, tapi sia-sia. Ia tak menemukan apapun.

***

Suara riuh sorak sorai banyak orang terdengar.

"Hidup Tuan Hariwangsa!" "Hidup!" "Hidup!"

"Tenanglah saudara-saudaraku! Hari ini kita akan berpesta. Kita telah berhasil merebut tanah di Jatiwalu. Sebentar lagi, kita akan sampai di tujuan kita!!" seru seorang pria berpakaian seperti bangsawan dengan perhiasan emas mengitari sekujur tubuhnya.

"Kurang ajar. Ia telah berhasil mengasai Jatiwalu. Kita harus bergegas, jangan sampai Hariwangsa tiba di Kota Raja." Seorang pria tampak cemas melihat pemandangan itu.

"Gentala! Ayo!!" seru pria itu.

"Gentala!" seru Genta lirih.

Lagi-lagi mimpi-mimpi aneh itu mengganggu tidur Genta. Tapi kali ini, adegan yang ditunjukkan tak lagi sama dengan adegan menyedihkan yang kemarin.

"Mimpi ini lagi. Tapi kali ini beda. Mimpi ini kayak puzzle. Gue masih nggak ngerti. Lembayung, Bimantara, Hariwangsa, siapa mereka??" Genta makin penasaran dengan semua ini.

Semakin hari, semakin banyak hal aneh yang mendatangi Genta. Hidupnya yang bebas, sekarang tertekan. Ia tertekan dengan semua mimpi dan teka-teki takdirnya ini. Ia berharap kembali bertemu dengan pria aneh bernama Bimantara itu lagi. Ia ingin menyudahi semuanya ini. Tapi yang dia inginkan tak pernah terjadi. Sepertinya ia harus menemukan satu per satu bagian dari puzzle-puzzle ini, dan menemukan apa sebenarnya tujuan hidupnya.

Terpopuler

Comments

Nonny

Nonny

bagus thor
mmpir karyaku ya
"Tambatan Hati Ceo Tampan. "
"Akibat Nikah Muda "

2021-10-09

0

panglima kumbang

panglima kumbang

lanjutkan thoorrr

2021-08-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!