episode 2

sampai di rumah aku dan ibu langsung istirahat.

"nak kalau gitu ibu kekamar dulu mau istirahat"

"ya ibu aku juga mau istirahat"

ibu ku langsung ke kamarnya sementara aku ke kamar istirahat.

aku dan ibu ke masih berduka atas meninggalnya ayah beda halnya Tante Siska yang masih saja tidak terima di perlakukan dengan baik.

"aku heran dengan mbak dini dan anak nya seenaknya aja dia membentak aku di depan umum aku tidak terima pokok nya aku balas dendam sama mereka"jawab Tante Siska membanting pintu kamar.

"sudah lah sayang kamu tidak tidak usah mikirin mereka, kan mereka bukan siapa-siapa kita lagi jadi tidak usah kamu pikirkan"

jawab om Reno membujuk Tante Siska.

"tapi mas aku masih kesal sama mereka pokok nya gak akan aku biarkan" jawab Tante Siska dengan cutek.

"dari pada kamu ngoceh, mereka mending kita makan di luar biar pikiran mu tenang"

"oh ya benar kamu mas,kan audah lama kita tidak makan sama kalau gitu aku panggil Elsa "

"akhirnya, misi aku berhasil juga menghancurkan perusahaan mas Iqbaal dan membuat nya meninggal"Jawab om Reno tersenyum.

mereka pun pergi mencari makan siang di luar.

mereka asik makan di luar tanpa memikirkan saudara nya yang sedang berduka.

sementara aku ke kamar ibu yang tidak keluar kamar dari tadi.

"ayah, sekarang aku harus bagaimana aku bingung pa harus ngapain sekarang"

bersedih menatap foto.

"tok....tok...tok ibu" mengetuk pintu.

"ibu, nindi bawa makanan ini,soalnya ibu dari tadi belum makan dari siang" jawab aku memanggil ibu tidak keluar dari tadi.

aku terus mencoba memanggil ibu berkali-kali tapi sayang nya ibu tidak menjawab.

"jangan-jangan, ibu kenapa-kenapa lagi aku coba ambil kunci cadangan dulu"

aku mencari kunci serep kamar ibu.aku langsung membuka pintu kamar ibu.

aku melihat ibu sedang menatap foto ayah dengan sedih.

"ya ampun ibu,jangan sedih lagi kalau ibu sedih nindi ikut sedih"memeluk ibu.

"ibu sedih nak, ibu Bingung harus bagaimana sekarang rasa nya ibu gak sanggup kehilangan ayah mu"jawab ibu dengan sedih.

"ibu jangan ngomong kayak gitu,mana ibu yang nindi kenal yang selalu tegar tidak boleh sedih terus,ibu harus ikhlas ibu, kan ibu pernah bilang sama nindi kalau kita tidak boleh menyerah kita harus bangkit "menguatkan hati ibu.

"ya Allah, apa yang di katakan anak ku benar aku harus ikhlas tidak boleh sedih terus-terusan aku masih punya nindi pokok nya aku harus bisa lewati ini".

"nindi maafkan ibu ya nak, tidak seharusnya ibu seperti ini kita harus lewati bareng" mengusap air mata.

"ya ibu, apapun yang terjadi kita harus lewati sama"

"ya nak, ibu tidak sedih lagi kok"kembali tersenyum.

" ibu sekarang makan ya, nindi buatin ibu makan"

"ya nak, ibu mau makan"

"kalau gitu nindi keluar dulu ya, soalnya nindi mau beres dulu"

aku keluar dari kamar melanjutkan bersih rumah.

tidak lama kemudian seseorang mengetuk pintu dengan kencang.

"tok....tok...tok"

"aduh, siapa sih ngetuk pintu "jawab aku dengan penasaran aku pun segera beranjak dari kasur keluar.

di buka pintu ada dua orang pria tegap yang satunya badan kurus yang satunya badan gemuk.

"maaf pak ada apa ya, mau cari siapa"

jawab ku dengan heran.

"maaf kami dari rentenir, kami kesini mau kasih tau kalau ayah mu ada utang dengan bos kami sebanyak lima puluh juta"jawab pria badan gemuk.

"apa, ayah saya meminjam uang dengan bos kan sebanyak lima puluh juta tidak mungkin buat apa coba ayah sayang tidak mungkin meminjam uang sebanyak itu kalian salah alamat "jawab aku dengan emosi.

"kalau tidak percaya, ini ada bukti surat nya kalau ayah mu sendiri sudah menanda tangani surat tersebut"jawab pria badan kurus.

mendengar suara berisik ibu terbangun.

"ada apa suara ribut "jawab ibu langsung beranjak ke kasur langsung keluar.

"tidak mungkin ayah sayang meminjam sebanyak ini kalian bohong"jawab aku memegang kertas tersebut.

"ada apa ini ribut,kalian berdua siapa ada apa kemari"jawab ibu dengan heran.

"maaf ibu, kami berdua dari rentenir kami mau beri tahu kalau suami ibu sudah meminjam uang bos kami sebanyak lima puluh juta bos kami suruh rumah ini disita karena suami ibu tidak sanggup membayar nya"jawab pria gemuk tersebut.

"tidak mungkin, suami saya pinjam uang sebanyak itu buat apa coba kalian pasti salah alamat" jawab ibu ku tidak terima dengan omongan pria tersebut.

"kalau gitu, silakan kalian berdua angkat kaki dari rumah ini soalnya rumah ini di sita"

Jawab pria kurus tersebut.

"enak aja, kalian mau sita ini rumah kami"jawab aku berontak.

dua orang pria tersebut masuk ke rumah langsung melemparkan tas .

"pergi kalian dari sini"jawab pria gemuk tersebut.

"kalian berdua jahat ,ayo Bu kita pergi dari sini"

aku dan ibu ku pergi dari rumah.kami pun berjalan sambil membawa tas."habis sudah perusahaan papa mu kebakaran,rumah di sita maafkan ibu nak, tidak bisa membayar utang ayah mu Sekarang ibu bingung harus tinggal di mana kita sekarang"jawab ibu

"ya ibu, gak apa-apa kita jalan aja dulu sambil mikir kita tinggal di mana"jawab aku.

di sepanjang jalan aku dan ibu bingung ke mana akhirnya aku memberi tau ibu pergi ke tempat tante siska.

"ibu, bagaimana kalau kita coba minta bantuan dengan Tante Siska siapa tau Tante Siska mau bantu kita"jawab aku

"ayo, kita coba siapa tau mereka mau bantu kita"

kami pun langsung ke tempat tante Siska.

sementara Tante Siska dan keluarga nya masih di luar rumah.

"ibu,ayah akhirnya kita bisa makan bareng lagi sudah lama ya kita tidak pernah makan barang seperti ini"jawab Elsa

"ya nak ,ibu dan ayah sibuk terus jarang banget kita makan bareng seperti ini, kalau gitu ayo kita pulang sudah malam"

"ayo, kita pulang besok kan elsa mau sekolah"

mereka pun bergegas pulang.sampai nindi dan ibunya di rumah Tante nya.

"assalamu'alaikum Tante Siska"

aku mengetuk pintu tidak ada satupun menjawab.

"seperti nya tidak ada orang nak di rumah kayaknya mereka lagi keluar"

"kalau gitu kita pergi aja ibu"

"ayo nak"

aku dan ibu pergi dari rumah Tante tiba-tiba Tante Siska,om Reno dan Elsa pulang.

"mas coba lihat itu kan mbak dini dan nindi mas ngapain mereka di rumah kita" jawab Tante Siska menujukan tangan nya dari arah dalam mobil.

"oh iya, ngapain mereka di rumah kita ayo kita turun"

mereka pun turun menyamperin ibu dan aku.

"eh Siska, akhirnya kalian sudah pulang"Tante Siska melihat ibu dan aku membawa tas.

"ngapain kalian ada di rumah aku bawa tas, segala ada apa"jawab Tante Siska dengan nada sombong.

"maaf siska, kami kesini boleh numpang sementara di rumah kamu tidak soalnya rumah mbak di sita"ibu meminta izin Tante Siska minta izin tinggal di rumah Tante Siska.

"apa, enak aja numpang segala emang kalian pikir panti sosial apa"dengan gaya sombong.

"tapi Siska, kita kan masih saudara kok kamu kayak gitu"jawab ibu dengan nada lembut.

"apa, kamu ngggap aku saudara kamu, sorry ya mbak aku itu gak pernah nganggap mbak itu saudara jadi maaf ya ,mbak itu biang masalah di keluarga kami" jawab Tante Siska mendorong ibu.

"eh Tante, kalau Tante gak mau terima kami ya sudah gak usah dorong-dorong gitu,ayo ibu kita pergi dari"

"kalian berdua, bukan siapa-siapa kami lagi jadi kalian pergi dari sini sekarang"jawab Tante Siska dengan nada emosional.

"baik lah, kami akan pergi dari sini ayo ibu kita pergi"jawab aku dengan marah

"kalau gitu kami berdua pamit assalamu'alaikum"jawab ibu.

"waalaikumsalam,ayo kita masuk" jawab Tante Siska mereka pun langsung masuk ke rumah.

kami pun langsung pergi dari rumah Tante ku sekarang aku dan ibu tidak tau harus tinggal di mana.tante Siska tidak menganggap keluarga lagi.

"ibu, sekarang kita tinggal di mana Tante Siska tidak menggap kita keluarga lagi"jawab aku memegang tas.

"kamu yang sabar ya nak yang terpenting kita jalan aja dulu siapa tau ada rumah nanti nya"

jawab ibu menyemangati aku.

"ya ibu,ayo kita jalan lagi"jawab ibu sambil melanjutkan perjalanan melelahkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!