Di sebuah ruangan yang gelap, hanya ada sinar matahari yang menyelusup lewat kaca jendela yang sengaja dibuka tirainya. Duduk seorang pria paruh baya dikursi meja kerjanya, dengan pandangan sayu dia menatap bingkai kecil yang terdapat foto seorang wanita yang cantik, sambil sesekali ia mengusap wajah difoto itu. Senyumnya terlihat mengembang kala ia seperti mengingat sesuatu, mungkin kenangan yang indah.
"Aku rindu sekali padamu sayang, tak pernah seharipun terlewat tanpa aku mengingatmu. Andai kau masih ada disini, mungkin semuanya akan baik-baik saja, mungkin beban dipundakku tidak akan seberat ini."
Begitu ucapnya sembari mengusap air matanya yang lolos sekuat apapun ia menahannya.
Matanya kemudian melirik setumpuk dokumen diatas meja nya dan mengambil map yang paling atas, dibukanya lembar demi lembar, lalu tanpa terasa tangannya seolah bergetar membaca kembali isinya. Tertera dalam surat keterangan tersebut bahwa Tn. Ilham Yudistira usia 59 tahun menderita kanker getah bening stadium akhir.
Suara helaan nafas yang panjang seolah menandakan begitu berat beban yg dipikulnya, yang dipikirkan pria itu hanyalah satu yaitu putri kesayangan nya. Dalam diam tak terasa tangis nya pecah, membasahi pipi dan juga kertas didepannya hingga tak berbentuk dia remas sekuat tenaga. Pria paruh baya itu menangis pilu dengan ditemani kesendirian.
Drrt.. Drrt.. Drrt.. Suara ponsel Alesha berbunyi membangunkan sang empunya dari tidur lelapnya, dalam kamar sewa nya yang hanya berjarak beberapa blok dari kampusnya. Dilihatnya jam masih pukul 4 pagi waktu Cambridge. Dengan menyernyitkan mata ia melihat Pak Anwar sekretaris pribadi ayahnya yang menelepon.
"Halo pak, iya ini saya sendiri" jawabnya.
"Apa?ayah masuk rumah sakit? Tanpa sadar ia menjatuhkan hp nya dan menangis sejadinya.
Beberapa menit berlalu Alesha sudah bisa mengontrol tangisnya ia segera mengemas baju dan barang yang akan dibawa nya kedalam koper, setelahnya ia bersiap untuk pergi ke bandara.
Dalam perjalanan ia menelpon Ellina tante ya. " Halo tante, aku sedang dalam perjalanan ke bandara, ayah masuk rumah sakit aku pulang pagi ini...iya aku baik baik saja.. Love you too"
Selama perjalanan menuju bandara ia tidak henti hentinya berdoa agar ayahnya baik-baik saja. Seingat Alesha ayahnya adalah orang yang selalu menjaga kesehatan, diusia yg tidak muda ia masih rajin berolahraga dan makan yang teratur, ia juga selalu memeriksakan kesehatan nya secara berkala, namun beberapa bulan ini dr. Firman dokter keluarga Alesha tidak pernah lagi mengirimi hasil medical check up ayahnya.
Perasaan gelisah, khawatir Alesha rasakan selama perjalanan belasan jam dalam pesawat. Saat menginjakkan kakinya dinegara kelahiran nya dia segera disambut oleh Cipto asisten juga supir ayahnya.
" Mas Cipto kita langsung ke rumah sakit !"
Cipto menjawab dengan mengangguk. Sampailah Alesha ditempat ayahnya dirawat, ia melihat ada Pak Anwar yang menjaganya.
Langkah demi langkah Alesha menghampiri ranjang tempat ayahnya dirawat. Ia duduk perlahan dikursi sambil memegang tangan ayahnya.
Begitu hancur hatinya melihat orang yg ia sayang terbaring lemah dihadapan nya. Terlihat diwajah nya dia khawatir tapi tidak menangis, ya Alesha memang orang yg seperti itu, ia tidak pernah ingin memperlihatkan air matanya didepan ayahnya dan orang lain.
Dilihatnya pria itu sangat lah kurus, berbeda saat terakhir ia bertemu, rambut yang sudah setengah putih, garis kerutan diwajah yang semakin jelas,wajah pucat dan tatapan yang sangat lemah.
" Alesha.. Ayah rindu sekali padamu"
" Alesha juga rindu ayah". Hanya kalimat itu yang terucap dan selanjutnya mereka hanya saling menatap dengan penuh rindu dan kasih sayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Erni Fitriana
rindu seorang ayah😥
2021-04-17
0