Akhirnya Putri dan Thania sampai di tujuan setelah 1 jam menempuh perjalanan. Mereka berkunjung ke rumah sahabatnya Lira yang sedang sakit keras dan memang inilah alasan Putri mengambil cuti hari ini karena sudah berjanji akan menjenguk Lira di rumah nya sekalian melepas rindu mereka setelah beberapa bulan tidak bertemu. Mereka pun berjalan menuju rumah Lira dan mengetuk pintu rumahnya dan mengucapkan salam
"Assalamualaikum," ucap mereka berbarengan.
Tak lama pintu pun terbuka dan menampakkan seorang Wanita paruh baya sambil tersenyum dan menjawab salam mereka
"Waalaikumsalam.. masyaAllah Putri, Thania.." Wanita paruh baya itupun memeluk mereka secara bergantian. Ya wanita itu ibu nya Lira, mereka sangat dekat karena dulu saat masih sekolah Putri dan Thania sering berkunjung bahkan menginap di rumah Lira sehingga ibu Lira sudah anggap mereka seperti anak kandung nya sendiri, begitupun Putri dan Thania sudah menganggap ibu Lira seperti Ibu kandungnya. Namun setelah mereka lulus dan memiliki pekerjaan masing-masing mereka jadi jarang sekali berkunjung dan hanya lewat video call saja mereka berkomunikasi, empat hari lalu Lira mengabarkan mereka bahwa ia sedang sakit dan sudah dua hari ini hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur sehingga membuat Putri dan Thania khawatir dan memutuskan untuk menjenguk Lira.
"Ayo masuk sayang... ibu kangen sekali sama kalian," ucap Ibu Lira yang sudah berkaca-kaca.
"Iya bu, kami juga kangen sama ibu dan Lira, sudah lama sekali kami tidak berkunjung kesini," jawab Putri sambil mengusap punggung Ibu Lira karena tidak tega melihat ibunya sudah berkaca-kaca.
"Ayo duduk dulu sayang, ibu buatkan minum dulu untuk kalian ya," ucap ibu Lira sambil melangkah ke dapur namun di cegah oleh keduanya.
"Tidak perlu repot-repot bu, nanti saja kalu kami haus, kami ambil sendiri minum nya.. ya kan Than?," kata Putri sambil memegang tangan Thania.
"Eh iya bu gak usah, kita mau langsung liat kondisi Lira aja boleh kan bu?," tanya Thania pada ibu Lira.
"Tentu saja boleh sayang, Lira pasti senang kalian datang menjenguknya kesini mari ibu antar kalian ke kamar Lira."
Mereka pun berjalan menuju kamar Lira.
Ketika pintu terbuka Putri dan Thania kaget melihat kondisi Lira yang tak berdaya di tempat tidur dengan tubuh yang kurus dan rambut yang tinggal sedikit, mereka saling pandang dan malah diam di ambang pintu tanpa bisa berkata apa-apa. Ibu Lira yang sudah lebih dulu masuk melihat ke belakang dan melihat Putri dan Thania terdiam si depan pintu, ibu Lira pun memanggil mereka dan menyuruhnya masuk "Ayo sini sayang masuk, kenapa pada diam disitu?" kata ibu Lira yang mengagetkan mereka.
"Eh iya bu maaf."
Thania dan Putri pun masuk ke dalam kamar Lira dengan perasaan sedih, dan kebetulan Lira pun sedang terlelap.
Ibu Lira yang hendak membangunkan Lira pun di cegah oleh Putri, "Tidak usah bu kasian, biarkan Lira istirahat dulu saja kami tunggu di luar dulu saja kalau begitu. Ayo Than.."
Namun saat mereka hendak keluar tiba-tiba Lira bangun dan betapa kagetnya ia saat melihat kedua sahabat yang begitu dirindukannya ada di hadapannya. Dengan suara lemah Lira pun memanggil mereka,
"Putri, Thania." Sontak mereka pun berbalik dan menatap Lira yang sudah terbangun lalu berhambur memeluk Lira secara bergantian "Liraaa." Kata mereka setelah pelukan mereka terlepas, Putri yang sejak tadi menahan tangis akhirnya tumpah saat mereka berpelukan seraya berkata "Aku kangen banget sama kamu Lir... apa yang terjadi?," tanya Putri.
"Iya apa yang terjadi Lir, kamu sakit apa? kenapa kamu baru kabarin kami kalau kamu sakit seperti ini?," sambung Thania sambil sesenggukan.
Ibu Lira yang ada disana pun ikut terharu melihat kedekatan ketiga sahabat itu dan ikut menitikan air mata lalu mengusap punggung sahabat-sahabat itu secara bergantian seraya menenangkan mereka. Lalu Lira pun membuka suara "Maafin aku karena baru ngabarin kalian, aku ga mau kalian khawatir dan mengganggu pekerjaan kalian," kata Lira sambil menangis.
"Justru kami akan sangat khawatir dengan keadaan kamu yang sekarang Lir," sanggah Putri.
"Kamu sakit apa?," tanya Thania pada Lira lagi.
Akhirnya Lira pun menceritakan penyakitnya bahwa dia sakit tumor stadium 4 dan sudah 2 minggu ini penyakitnya semakin menggerogoti tubuhnya, bahkan ia sudah melakukan pengobatan medis maupun non medis namun belum membuahkan hasil dan tanda-tanda kesembuhan, akhirnya ia dan ibunya memutuskan untuk menyerahkan semuanya pada yang Maha Kuasa karena selain sudah berusaha kesana kemari demi kesembuhannya Lira dan ibunya pun sudah kehabisan biaya untuk pengobatan. Lira pun sudah ikhlas jika kapanpun ia akan di panggil oleh yang Maha Kuasa namun ia juga ingin bertemu terlebih dahulu dengan kedua sahabatnya sebelum ia pergi, itulah alasannya ia memberitahukan kondisinya saat ini. Setelah bercerita panjang lebar Putri dan Thania pun semakin menangis dan menyesali karena mereka tidak ada di saat sahabatnya membutuhkan dukungan, terlebih setiap kali video call pun Lira selalu menunjukkan kalau ia dalam kondisi baik-baik saja dan selalu ceria.
"Kalau begitu kamu ikut kami ke Bandung biar kamu bisa di rawat di Rumah Sakit di sana," usul Putri di tengah tangisnya.
"Iya Lir, masalah biaya biar kami yang membayarnya," sambung Thania.
Ibu Lira yang mendengar ucapan kedua sahabat anaknya sontak kaget dan menatap putrinya namun Lira menolak usulan sahabatnya itu karena ia tidak mau merepotkan kedua sahabatnya, sudah bertemu dengan mereka pun Lira sudah sangat bahagia.
"Makasih karena kalian sudah begitu peduli sama aku, tapi maaf aku tidak bisa ikut kalian ke Bandung, aku akan tetap disini dan mengahabiskan waktuku disini," ucap Lira sambil tersenyum.
"Tapi Lir aku yakin kamu masih bisa sembuh, please ikut kami ke Bandung ya," ucap Putri lagi.
"Tidak Put, aku sudah ikhlas mungkin ini yang terbaik untuk aku, aku juga tidak ingin merepotkan kalian dan menghabiskan uang kalian hanya untuk mengobati penyakitku," ucap Lira sambil menunduk.
"Tapi Lir," ucapan Putri terpotong karena ibu nya Lira memegang tangan Putri.
"Sudah nak Putri, terimakasih karena telah menyayangi Lira namun kami juga tidak ingin membuat repot kalian, lebih baik kalian bantu doa untuk kesembuhan Lira dan lebih baik uang nya kalian gunakan untuk keperluan kalian, ibu harap kalian tetap menjadi sahabat terbaik untuk Lira dan ibu harap kalian tidak tersinggung karena kami menolak niat baik kalian," ucap ibu Lira sambil menahan tangis dan memegang tangan Putri.
Putri dan Thania pun hanya saling pandang,
"Baiklah jika itu keinginan Ibu dan Lira, kami menghormati keputusan kalian tapi kamu harus janji untuk tetap semangat ya jangan putus asa, jodoh maut rejeki sudah Allah atur semoga ini menjadi pelebur dosa-dosamu dan semoga kamu bisa sembuh lagi seperti dulu semoga Allah angkat penyakitmu dan kamu bisa beraktifitas normal lagi seperti semula, Aamiin," ucap Thania.
Putri, Lira dan Ibunya pun mengaamiinkan doa Thania.
"Terimakasih karena kalian selalu menjadi sahabat paling terbaik untuk aku," ucap Lira.
Mereka pun saling berpelukan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Jans🍒
yaAllah Liraa🥺🥺
2022-09-25
0
Whiteyellow
like🤗😍
2021-06-27
0
Elisa Eils
putri akhirnya ketemu mantan lagi yah
2021-04-19
0