Pasien Luar Biasa

Nina masih duduk di mejanya, setelah beberapa saat melamun, ia segera bergegas untuk pulang.

"Maaf dok, asa pasien satu lagi" ucap suster Ana.

"Sus, jam praktek saya sudah habis, jadi alihkan saja ke dokter lain sepertinya dokter Adrian masih belum pulang".

"Sudah dok, namun pasien memaksa dan minta dokter perempuan".

"Suruh saja kembali besok Sus, saya mau pulang untuk istirahat".

"Sudah dok, namun pasien memaksa, saya sudah menyarankan untuk kembali besok namun pasien bersikeras tidak mau pergi".

Nina menghela nafas, kali ini apa lagi, bathinnya.

"Ya sudah sus, suruh masuk saja, tapi pastikan setelah ini tidak ada pasien lagi" ujar Nina lalu di angguki suster Ana.

Tak lama masuklah pria dan wanita.

Oh, pasangan muda pikir Nina

"Silahkan duduk" ucap Nina Ramah." Ada yang bisa saya bantu?".

"Saya mau periksa apakah rahim saya tidak bermasalah karena kami akan segera menikah, atau mungkin saya sudah isi, karena kami pernah tidak sengaja melakukannya" ucap si wanita dengan pd nya.

Sementara si pria melotot.

"Hei jangan mengada ngada markonah, aku ini masih perjaka" belanya.

"Sayang kamu udah lupa pernah menjelajah di hutan belantara aku?" ucap si gadis tanpa malu.

"Huh, pasangan aneh" pikir Nina

"Baiklah mari saya periksa nona Selly"ucap Nina ketika membaca data pasien. Nina melakukan pemeriksaan seperti yang sudah biasa ia lakukan pada semua pasiennya.

"Disini belum terlihat ada janin, tapi kondisi rahim nona bagus kok" ujarnya menjelaskan pada pasangan tersebut.

"Kamu dengar kan sayang, rahim aku bagus, jadi aku siap buat mengandung 11 anak kamu" ujar Selly dengan PD nya. membuat Nina dan suster Ana menganga.

"Kamu kira kucing 11, lagian siapa juga yang mau nikah sama markonah" ujar pria itu. Nina tak mampu lagi menahan tawanya. Apa tadi katanya, markonah? julukan sayang macam apa itu, apa mungkin karena si wanita ini cerewet hingga dipanggil markonah. Tanpa Nina sadari, Danil terpesona dengan tawa Nina.

"Dokter menertawakan saya? ucap Selly. Nina langsung terdiam.

"Ah, maaf nona, saya tidak menertawakan Anda, tadi saya hanya mengingat kejadian lucu" sanggahnya.

Danil tersenyum mendengar alasan Nina.

"Ya sudah kalau begitu kami permisi, ayo sayang" ucap Selly lalu berdiri meninggalkan ruangan Nina diikuti Danil, namun sebelumnya Danil meletakkan kartu namanya di meja Nina.

Nina sedikit keheranan karena pasiennya meninggalkan kartu nama

"Dok sepertinya pria tadi menyukai Anda" tebak suster Ana.

"Huh, tidak mungkin sus, bukankah tadi mereka akan segera menikah dan lagi pula pria itu bukan tipe saya" jawab Nina sembari merapikan mejanya lalu beranjak dari sana. "Saya pulang dulu sus" ucapnya yang hanya di angguki oleh suster Ana.

******

Disinilah sekarang Danil berada, di Cafe langganannya. Dia duduk bersama dua sahabat somplaknya Fajar dan Robbi.

"Sepet amat tu muka?" ucap Fajar.

"Iya nih, kenapa lagi nih kudanil?" sahut Robbi.

"Hah, biasa lah, aku lagi males nih, masak iya tadi aku dipaksa nganterin si Markona check up kandungan" ucapnya sebal. Fajar dan Robbi malah menganga mendengar ucapan Danil.

"Siapa lagi itu Markona?" tanya Fajar

"Selly" jawabnya singkat.

"oh" Fajar dan Robbi ber oh ria

"Sudahlah ga penting" jawabnya.

"Apa tadi kamu bilang, check up kandungan?, kamu udah *** *** sama Markona, sampai dia tekdung?" tanya Fajar penasaran. Danil langsung menyembur minuman yang ia minum dan tepat mengenai dua wajah sahabatnya itu.

"Astaga, kira kira kali kudanil, main semprot aja, kamu kira wajah kita api yang butuh semprotan damkar?" ujar Robbi sembari mengelap wajahnya dengan tisu. Fajar juga tak kalah kaget mendapat semburan dari Danil.

"Lagian itu mulut main jeplak aja, aku ini masih perjaka, enak aja main nuduh sembarangan, aku laporin sama nyonya Dwi Arini baru tahu rasa kalian"

"ish, anak mami kamu, sekalian aja ngumpet di ketek nyonya Dwi Arini biar ga di temuin sama Markona".

Begitulah ketiganya ketika bertemu, tidak pernah akur, namun mereka saling menyayangi dan saling membantu.

"Ngapain periksa kandungan?"

"Cek rahim biar bisa ngandung 11 anak katanya" jawab Danil singkat dan gantian Fajar yang menyembur minumannya ke wajah Danil dan Robbi.

"Astaga, kalian berdua emang ga ada akhlak, tega bener nyembur wajah Lee Min Ho, entar wajahku jadi ga tampan lagi, sialan emang punya temen macam kalian, kenapa ga jadi petugas damkar sekalian" ucap Robbi sebal sembari kembali mengelap wajahnya.

"Sorry Rob, aku kaget barusan, kamu ga dengar kalo si Selly pengen 11 anak, dia kira kucing yang sekali ngelahirin anak keluar 3 atau 4" jawab Fajar. Sementara Danil terlihat santai mengelap wajahnya.

"Eh kudanil, serius kamu mau kasih 11 anak buat Selly?

"Ya enggak lah, Fajar tuh"

"Eh, astagfirullah kok aku Nil, jahat banget jadi sahabat"

"Kamu kan naksir Selly" jawab Danil santai.

"Astaga nih orang nyebelin tingkat dewa ya, aku sumpahin jodoh kamu sama Markona".

"Amin" sahut Robbi.

Sementara Danil melotot mendengar kata amin keluar dari mulut Robbi.

Terpopuler

Comments

Diana Marwah

Diana Marwah

Next aja

2021-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!