Jawaban Menyakitkan

Disinilah sekarang Dimas berada, di sebuah Cafe, dia sedang menunggu Hendra. Tak lama Hendra datang.

"Maaf, sudah membuatmu menunggu lama, tadi macet di jalan". ujar Hendra.

"Tidak apa apa Hen, mau pesan apa?". tanya Dimas

"Kopi saja," jawabnya.

Setelah pesanan datang mereka berdua mulai mengobrol

"Bagaimana Hen?"

Hendra menghela nafas, lalu menjawab

"Maafkan aku Dim, em.., ternyata Aldi sudah memiliki calon istri dan sebentar lagi dia akan melamarnya" jawab Hendra.

Dimas diam, ia memang sudah menduga, karena memang selama dua tahun ini, Aldi tak menganggap Nina lebih dari teman. Tapi setidaknya ia sebagai ayah sudah melakukan yang terbaik yang dia bisa.

"Tidak apa apa Hen, mungkin mereka memang tak berodoh" jawab Dimas.

Setelah selesai mengobrol mereka pulang, Dimas menuju ke rumah sakit, karena ia yakin jika putrinya pasti sedang menunggu. 30 menit kemudian ia sampai di rumah sakit lalu menuju ke ruangannya. Dan tanpa di duga ternyata Nina sudah berada di sana.

"Bagaimana yahh?" tanya Nina antusias

Dimas memejamkan mata sejenak, ia tak tega melihat wajah putrinya saat ini.

"Nin, kamu harus berbesar hati, Aldi sudah punya calon istri dan sebentar lagi mereka akan bertunangan" jawaban Dimas membuat Nina langsung diam, lidahnya kelu, tanpa di minta air matanya jatuh sendiri. Ya sekarang dia sedang menangis, Dimas memeluk putrinya, sebagai ayah dia memberikan semangat agar putrinya bisa ikhlas menerima semuanya.

*****

Hari ini adalah hari pernikahan Aldi, sebenarnya Nina akan pergi dengan ayahnya, namun tiba tiba ada pasien yang harus di operasi, maka mau tidak mau ia tidak bisa pergi ke pernikahan Aldi. Tapi setidaknya dengan begini lebih baik, pikir Nina.

Hari hari berlalu bulan juga berlalu, tanpa terasa sudah 6 bulan ia di tinggal menikah oleh Aldi. Namun perasaannya masih belum bisa menghilang sepenuhnya, Nina melamun di mejanya hingga dering ponsel mengagetkannya.

Dokter Friska, ada apa ya? tanya Nina dalam hati

"Halo, dok"

"Oh halo Nin, em apa kamu sibuk?"

"Tidak dok, kebetulan saya sudah selesai praktek sebenarnya juga mau pulang, ada apa ya?"

"Em begini Nin, sebenarnya saya ada janji dengan dokter Aldi dan istrinya untuk check up kandungan, tapi saya ada seminar mendadak, apa kamu bisa menggantikan saya?"

Nina tampak berfikir, perasaannya saja belum 100% hilang sekarang malah harus melihat mereka check up kandungan, namun ia tetap harus profesional kan? akhirnya Nina menyetujuinya

"Baiklah dok, saya bisa".

"Alhamdulillah, terima kasih Nin, nanti biar saya hubungi suster untuk memberi tahu mereka, kalau begitu saya tutup dulu" ucap Dr. Friska.

Nina memanggil suster Ana, untuk menunggu Aldi dan istrinya. 15 menit akhirnya mereka datang. Nina sebenarnya tahu alasan mereka lebih memilih Dr Friska. Mungkin Aldi menceritakan tentang rencana perjodohan mereka dulu, Aldi juga mungkin tak enak hati jika harus periksa kepada Nina.

"Silahkan Duduk bu Aira dan Dr Aldi" ujar Nina

"Terima kasih Dok".

"Mari kita periksa tekanan darah dan berat badan dulu ya, sus tolong dibantu" ujar Nina.

Akhirnya setelah mengukuran tensi dan berat badan, ia memeriksa Aira. Menatap monitor USG, disana terlihat dua bayi. Nina bisa melihat kebahagiaan di mata Aldi dan istrinya.

" Bayinya sehat, kondisinya juga kuat, detak jantungnya normal dan jenis kelaminnya...laki laki dan perempuan, selamat untuk kalian" ucap Nina.

"Terimakasih dok, terima kasih Nin" ucap Aldi dan Aira.

Setelah pemeriksaan selesai Nina masih terpaku di tempat duduknya, sebenarnya ia turut bahagia karena melihat Aldi juga bahagia, dan ia berharap semoga ia bisa segera melupakan Aldi dan menemukan pria lain yang tulus mencintainya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***