Aku terus terbatuk-batuk kuat, dan masih tidak percaya dengan pertanyaan yang Darrel katakan. Dia sengaja menjeburkan aku ke dalam dalam danau, dan menahan kepalaku disana. Kemudian dia juga mengatakan aku bisa mengandalkannya, sungguh orang gila.
"GI-LA!" teriakku sambil terbata karena batuk.
Sedangkan Darrel masih tersenyum puas, sambil memeluk dan menepuk-nepuk pundak ku.
Muntah ku banyak di hadapan Darrel, memuntahkan semua makanan yang aku makan serta air danau yang cukup banyak.
Aku mulai pusing, dan kesadaran ku mulai pudar. Aku hanya merasakan tangan hangat Darrel memegang pipiku, kemudian mengusap mataku. Usapan itu berlanjut dari mata, pipi, kemudian hidungku.
"Lihatlah... Kita baru saja berenang sebentar, tapi kamu sudah demam saja," ucap Darrel sambil membopongku ala bridal.
"Lihatlah wajahmu benar-benar memerah, mungkin harusnya kita berenang lain kali saja," lanjut Darrel sambil membopongku ke dalam rumah.
Aku hanya terus mengusap ingusku yang terus keluar. Sambil sesekali merengek karena bersin. Kepalaku benar-benar pusing. Andaikan mama di sini, pasti dia akan membuat sup ayam andalannya.
Sampainya di rumah, lebih tepatnya kamar Darrel aku langsung di masukan ke dalam bathtub di kamar mandi. Darrel langsung menyirami tubuhku dengan shower.
"Darrel... Hen-hentikan! Kau membuatku tambah kedinginan," ucapku tertabata sambil berusaha menyingkirkan shower yang Darrel pegang.
Darrel seolah tak memperdulikannya. Dia terus menyirami tubuhku dengan air shower, meskipun memang air yang keluar adalah air hangat tapi aku masih tetap merasa kedinginan.
Tak lama setelah Darrel membersihkan rambutku, Darrel kemudian dengan paksa membuka bajuku. Awalnya aku menolak, tapi Darrel tetap memaksa. Saat aku sudah keadaan naked total, Darrel ternyata membersihkan sisa muntahan yang ada di sekitar wajah dan tubuhku.
Dengan perlahan Darrel terus membersihkannya, hingga aku diam dan tidak membalas apa-apa. Berfikir sekarang Darrel seperti ayah yang sedang memandikan anaknya. Tapi aku dan Darrel tidak bisa di samakan seperti ayah dan anak bukan? Apalagi setelah apa yang pernah aku lakukan dengan Darrel, membuat pipiku merona seketika.
Setelah Darrel membersihkan tubuhku, Darrel mulai membuka baju nya. Tak lama setelah itu dia mulai mengambil handuk, dan melilitkannya ke badanku.
Di usapnya tubuh naked ku dengan handuk agar kering, setelah itu mulai melilitkannya ke bagian tubuhku.
Setelah itu Darrel kembali membopongku, dan menurunkan ku di kasur. Kemudian Darrel berjalan ke lemari, untuk mencari beberapa baju di sana.
Tak sangka baju putih polos besar Darrel langsung memakaikannya ke tubuhku, tanpa menggunakan pakaian dalam. Terlihat jelas setiap lekuk tubuhku, apalagi bagian dada. Baju Darrel ini Sangatlah besar, hampir bisa menutupi sebagian tubuhku hingga atas lutut.
"Tidurlah, kau butuh istirahat lain kali kita akan berenang lagi," jelas Darrel sambil memposisikan tubuhku agar terbaring di ranjang, kemudian menutup tubuhku dengan selimut hingga ke leher.
"Darrel... Bisakah ambilkan air?" rintih ku karena tak tahan saat tenggorokanku sudah kering.
"Baiklah...." ucap Darrel sambil tersenyum bahagia, kemudian pergi dari kamar.
Ini sangatlah lama dari yang di perkirakan. Aku kira Darrel hanya akan ke lantai bawah, dan mengambil segelas air disana. Tapi entah kenapa Darrel sangatlah lama. Aku mulai gusar, kepalaku sakit, tenggorokanku kering, dan rasa tidak nyaman pada mata dan hidung setelah menangis membuatku lelah. Bahkan Darrel juga sangat lama mengambil minuman, membuatku tertidur tanpa sadar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Nacita
mungkin s darel umroh dulu 😌
2022-06-24
0
ダンティ 妹
next
2021-09-25
0
Flora
lanjut Thor
scroll mentok disini 🙄
2021-02-21
1