Aku mulai tersadar dalam keadaan yang terikat, dengan ruangan gelap. Ups, aku salah maksudnya mungkin mataku yang tertutup saja.
"MAMA!" teriakku karena sadar ini sangat gelap.
Tapi semakin aku berontak, semakin aku ketakutan. Kaki dan tanganku di ikat, yang sepertinya adalah kursi. Tidak ada jawaban atau suara apapun, membuatku hanyut dalam rasa takut.
"Mama! Mama!" teriakku berulang-ulang saat rasa sesak mulai menjalar ke paru-paruku.
"Akh!" teriakku mencoba untuk bernafas sebisaku.
Entak kenapa, aku selalu merasakan sakit yang sepertinya ini jika di keadaan gelap apalagi sunyi.
"Mama! Tolong Dea ma!" teriakku kembali sambil terus memberontak, meski aku tau tidak ada hasilnya.
Aku menangis kuat, saat keadaan masih sunyi seperti sedia kala.
...TAP... TAP... TAP.......
Langkah kaki seseorang yang membuatku mulai mengangkat kepala.
"Siapa!" teriakku dengan nada gemetar.
Tidak ada jawaban, tapi terus terdengar suara langkah kaki yang terus mendekati ku.
"Kumohon! Siapapun! Tolong aku... Terlalu gelap disini aku mohon," ucapku memohon, tapi tetap tidak ada jawaban.
Aku mulai panik, saat suara langkah kaki sudah tidak terdengar lagi. Aku mulai terus berusaha berontak, tapi aku tidak bisa. Tangan dan kakiku benar-benar terikat kuat.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya seseorang dengan nada bass yang sangat aku kenal.
"Dar-rel?" ucapku lirih saat mengetahui siapa pemilik langkah kaki tadi.
Tak lama kemudian, dia mulai membuka penutup mataku. Dia tepat berada di depanku dengan seringai lebarnya. Tak lama kemudian dia mulai mengusap pipiku, terus mengusap hingga sampai ke bibiku. Tidak menyia-nyiakannya, Darrel langsung mengecup pelan bibirku.
"Berapa lama aku tidak menyentuhnya, rasanya sama saja," ucap Darrel perlahan, sedangkan aku masih terkejut.
"Bu-Bukankah harusnya kau di penjara!" kataku dengan nada tinggi karena tidak percaya.
Darrel kemudian berdiri, dan pergi dengan tenangnya tanpa menjawab pertanyaan ku. Dilihat lagi dia pergi ke arah dapur, sambil membuat sesuatu minuman.
"Bukankah sungguh ironis, aku hanya mengeluarkan sejumlah uang kemudian aku di bebaskan tanpa adanya hukuman," jelas Darrel sambil meminum minuman yang tadi dia buat.
Aku masih tidak percaya apa yang di katakan Darrel. Dia bebas hanya karena uang? Sungguh keadilan macam apa ini. Tak lama Darrel mulai berjalan kembali di ke arahku, sambil membawa segelas air yang dia minum tadi.
"Kau ingin minum?" tanya Darrel sambil menyodorkan gelas kedepanku.
"Tidak," kataku pelan dengan nada serak karena berteriak.
Tak lama setelah itu, Darrel hanya menghela napas pelan kemudian menaruh gelas di depan mejaku. Aku tidak tau apa yang akan Darrel lakukan, dia hanya membuka kancing baju atasnya perlahan, kemudian menyibakkan rambutnya ke kanan.
"Kau lapar?" tanyanya kembali.
"Aku tidak ingin apapun, lepaskan aku," ucapku tanpa ragu.
Darrel terus seperti itu, dia duduk tanpa menjawab pertanyaan ku. Setelah itu Darrel duduk di sofa, dan memainkan bibir gelas dengan jarinya. Dia terus menatapku kuat, sedangkan aku berusaha agar tidak panik saat melihatnya.
"Kau tau aku tidak akan melakukan itu," ucap Darrel kembali setalah beberapa saat diam.
"Lepaskan aku Darrel, kau tampan, mempunyai tubuh bidang, kaya, kau bisa memiliki banyak wanita tanpa perlu memaksa," jelasku berharap Darrel dapat mengerti.
Darrel hanya tersenyum smrik, dan mulai berjalan ke arahku. Dia berjongkok dan menyejajarkan tubuhnya dengan tubuhku, sambil tangannya mengelus pipiku.
"Lalu bagaimana denganmu? Apakah kau tidak tertarik dengan semua itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Nacita
knp s darel ga mati aja sih wktu d tusuk kmren 😌
2022-06-24
0
Reny Susilawati
cckkkkk lagi2 darreeeeel.....kenapa darel lgi siiiiihhhhh
2021-07-03
0
❄️ sin rui ❄️
sukurin suruh siapa so soan, udah darel matiin aja sekalian aku mah kesel sama cewe bandel
2021-05-29
1