Aku masih mengerucutkan bibirku, di tengah sarapan keluarga. Jika mengingat lagi bagaimana Key benar-benar mengkhawatirkan diriku. Aku sangat berterimakasih akan itu, tapi... Aku mulai tidak nyaman dengan perlakuan Key.
Hari ini bahkan aku ingin mengikutinya ke kantor, hanya untuk mencari udara segar.
Pagi ini seperti biasa aku ingin keluar, dari tapi Key tetap tidak mengizinkannya bahkan jika aku mengikutinya ke kantor.
"Ajaklah dia Key," ucap papa tiba-tiba membuatku menatapnya seketika.
"Ayolah pah... ti-"
"Setidaknya kami menurutimu agar tidak membuatnya kuliah," ucap papa tiba-tiba berubah dingin seketika.
Aku mulai membulatkan mata, aku sangat senang hingga tidak bisa lagi berkata. Aku senang kali ini papa juga mendukungku. Seketika aku langsung pergi ke arah papa, memeluknya dari belakang dan mencium pipinya.
"Aku mencintaimu...." ucapku dengan girangnya.
"Ayolah... Aku mulai berfikir ayah akan memberikan aku dan Dea seorang adik baru," ucap Key tiba-tiba di.
Jujur aku sedikit mengerutkan dahi, sedangkan papa dan mama hanya diam.
"Key, bukankah itu ter-"
"Cepatlah atau aku akan meninggalkan mu!" sergah Key tiba-tiba langsung membawaku pergi dari meja makan.
Dalam mobil kami hanya diam. Aku masih memikirkan perkataan Key, apakah papa dan mama akan mengadopsi anak lagi.
"Key... Apakah papa dan mama akan mengadopsi anak lagi?" tanya ku sambil menunduk.
Itu membuat Key menatapku canggung. Tak lama setelah itu Key mulai tersenyum simpul dan memelukku kuat.
"Yang asli maksud bukan itu, melainkan kegiatan olahraga yang akan menghasilkan adik baru," ucap Key dengan girangnya.
Aku langsung menatap Key tidak percaya. Aku mulai menatapnya dengan mata yang sedikit melotot karena kaget. Tak lama setelah itu, pipiku mulai memerah seketika dimana menandakan aku paham apa yang Key katakan.
"Hufy...." helaku saat di ruang Key.
Ternyata sangat membosankan aku harus menunggu Key yang sedang melakukan rapat. Bahkan hampir dua jam aku di sini, tapi tidak mendengar langkah kaki Key kembali.
Tapi sebelumnya aku mulai berfikir untuk pergi ke taman depan kantor papa. Disana terdapat taman yang sangatlah bagus, aku mulai turun ke dan pergi ke taman segera.
Aku duduk di sebuah kursi panjang khas kursi taman. Aku mulai menghela nafas pelan, dan aku mulai menikmati anginnya. Hingga aku melihat sebuah pesan masuk dari ponselku.
Dia bergerak aku merasakannya, ini sangatlah aneh apakah ini baik-baik saja?
Jelas Ellis dalam sebuah pesan singkat. Aku langsung tersenyum simpul, apalagi hubunganku dengan Ellis yang makin baik saja.
^^^Apakaah itu menyenangkan? Andaikan aku juga merasakannya^^^
Balasku terhadap Ellis. Kami mulai berbalas pesan, hingga Ellis menulis suatu hal yang membuatku tambah tersenyum lebar.
Kau boleh mengambilnya saat aku sudah melahirkannya
Sebuah pesan singkat yang membuatku menghela napas perlahan.
Setelah kejadian antara aku, Ellis, dan Darrel hidup kami berubah total. Untung saja orang-orang itu datang di waktu yang tepat, andai saja tidak mungkin aku tidak akan hidup sekarang.
Sesekali aku melihat ponsel, yang tengah aku gunakan untuk berbalas pesan dengan Ellis. Kadang aku tidak menyesal di culik dengan Darrel, setidaknya aku bisa mendapat cerita baru tentang masa laluku, keluargaku, dan alasan Darrel menculikku.
Memang Darrel itu gila, tapi aku juga sedih karena masa lalunya. Terlalu banyak masalah, tekanan, dan siksaan untuk masa kecil Darrel yang membuatnya seperti ini.
Setelah kejadian ini juga, aku balik ke bandung dan menghentikan kuliahku. Aku bahkan keluargaku tidak memperbolehkan aku kuliah di sini. Khusunya si key.
"Tidak pokoknya tidak boleh! Aku sudah menuruti keinginannya dulu, dan lihat! Dia bahkan terlihat seperti mayat!!" teriak key saat papa dan mama juga mencoba membujuk.
"Key...." ucapku lirih sambil mengelus jidat dan tersenyum.
Di tengah senyuman itu, aku juga diam-diam tengah membaca kabar tentang Darrel. Dimana setelah dia di rumah sakit, proses hukum langsung di laksanakan.
Tapi bukan Darrel namanya jika dia tidak memanfaatkan uangnya. Menyewa 10 kuasa hukum yang terkenal, dengan bayaran yang mahal tentunya.
Astaga aku sangat kagum, jika benar-benar Darrel sekaya itu lebih baik memanfaatkan saja uangnya.
Sudah cukup lama aku duduk di kursi taman, tepatnya taman depan perusahaan milik papa.
Setelah melihat sekitar aku juga melihat toko toserba. Menang aku cukup trauma dengan toko itu, tapi... Bukan Dea Mahesa namanya jika aku menyerah dengan traumaku.
Aku menyusuri jalan, dan mulai masuk ke tokonya. Syukurlah cukup banyak orang di sini.
Aku mulai memilah barang yang kiranya aku butuhkan.
...BRUK!...
Saat membayar, tiba-tiba saja ada orang yang membuatku terjauh saat akan membayar.
"Ma-Maafkan aku," ucapnya sambil bergetar ketakutan.
"Tidak apa-apa," ucapku dengan senyuman.
Ayolah dia seorang lelaki yang bahkan takut dengan perempuan. Aku mulai berdiri, menyibakkan pakaianku yang kotor kemudian berjalan ke kasir untuk membayar.
"Berapa?" tanyaku sambil bersiap membuka dompet.
"Percuma..." ucap lelaki dengan nada bass yang aku kenal.
Seketika aku mulai menghentikan kegiatanku mengambil uang, dan menoleh ke arah yang aku kenal.
"Kau tidak pernah berubah ya... De-A" ucapnya kembali dengan seringai lebar.
"DARREL!!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Flora
aku seneng Elis masih hidup 😭😭🤧
bagian akhirnya bikin spot jantung Thor 😥
2021-02-21
7
Kurisu:Alfa'
Yo, hisashiburi dana!
2021-02-19
3
RohmaLeandra
lanjuttt thorrrrrrrrrrr
2021-02-17
0