Tatapan Tajam

Vira

Sudah beberapa hari ini Vira menghindari Kosa di Kampus. Gosip yang beredar membuat dirinya tidak nyaman. Seringkali dengan sadar, banyak mata yang memandang ke arahnya tajam yang membuat dirinya jadi seperti pesakitan. Entah kesalahan apa yang dibuatnya sehingga seisi kampus seperti memusuhi dirinya.

Ketika bertemu Kosa di selasar pagi tadi, Vira pura-pura tidak melihatnya. Dirinya berjalan cepat menuju Gedung H. Begitu pun di jam kedua saat menuju kelas berikutnya. Tidak sengaja Vira bertemu dengan Kosa yang baru keluar dari kelas seminar. Dengan langkah cepat setengah berlari dirinya menuju kelas paling ujung yang terletak dua ruangan dari kelas Seminarnya Kosa.

Issh, rutuknya dalam hati. Koq jadi aneh gini sih? Kenapa juga jadi merasa bersalah dan penuh ketakutan, seperti bukan dirinya saja, batin Vira meradang.

Besoknya, saat mata kuliah Politik di Timur Tengah pun Vira merasa gugup duluan. Takut jika ada kejadian yang membuatnya jadi bahan gosip kembali karena ini satu-satunya tempat dimana Vira tidak bisa menghindar dari Kosa.

Meskipun berulang kali meyakinkan diri tidak akan terjadi apa-apa, namun tetap saja perasaannya tidak bisa dibohongi. Ada semacam ketakutan dalam dirinya yang belum pernah muncul sebelumnya. Dirinya yang tidak suka menjadi pusat perhatian. Dirinya yang ingin menjalani kehidupan kampus yang biasa-biasa saja.

Sengaja Vira duduk di kursi paling depan kiri, persis di depan meja dosen, Mas Syahran. Itu akan membuatnya tetap fokus dan tidak perlu melihat kanan kiri apalagi belakang. Cukup memandang arah depan saja. Itu akan membuatnya aman sementara waktu.

Ketika kuliah dimulai, Vira mulai sibuk mencatat. Tak peduli untuk melihat mahasiswa lainnya yang masuk kelas, sampai ketika presentasi kelompok dimulai. Mas Syahran mulai berpindah tempat. Mejanya kini dipakai oleh kelompok pemakalah yang sibuk menyambungkan kabel dari laptop ke steker LCD proyektor dan memastikan gambar power point mereka keluar di screen yang terpampang di depan kelas.

Ya Tuhan, ternyata Kosa yang maju presentasi hari ini. Vira sedikit terkejut.

Kosa dan kelompoknya mengambil kasus state sponsored terrorism di Suriah. Ini kasus yang menarik sekali. Baik teori dan data yang disajikan sangat mendukung presentasi pemakalah.

Decakan kagum dengan kemampuan presentasi Kosa dan teman sekelompoknya membuat dirinya lupa dengan tujuannya menghindari Kosa. Ah, konyol sekali kelakuannya menghindari Kosa, padahal tampak Kosa biasa saja dengan dirinya.

Vira merasa menjadi orang aneh dan bodoh karena apa yang dilakukannya sama sekali tidak berdasar. Vira tersenyum ringan. Bebannya seolah terangkat dan dirinya bisa bersikap normal kembali seperti biasanya.

Selesai kuliah, seperti biasanya Vira yang terakhir ada di kelas karena sibuk membereskan catatan perkuliahan dan bahan-bahan yang digunakan. Menata kembali peralatan sesuai dengan tempatnya di tas, agar tidak berantakan.

Ketika dirinya keluar, ada tangan berkulit putih yang memegang tangannya dengan kuat dan menahannya agar diam.

“Kenapa lo menghindar dari gue, Vir?” tanya Kosa menuntut sebuah jawaban dengan tatapan tajam

_______________________

Kosa

Selama penelitian di Bekasi kemarin, Kosa tampak senang dengan hasil kerjaan yuniornya. Cepat dan rapi.

Dari lima mahasiswa yang bertugas mengumpulkan data, hanya satu orang saja yang terlihat lamban, Rizki. Sepertinya karena rumahnya ada di daerah Kabupaten Bekasi, sehingga jaraknya cukup jauh dengan lapangan penelitiannya.

Gak masalah, nanti mungkin kinerjanya akan membaik jika dia diikutkan kembali di penelitian batch kedua di Kabupaten Bekasi. Anaknya juga sepertinya membutuhkan uang untuk biaya kuliah.

Dari semua tim pengumpul data, terus terang Kosa paling senang dengan hasil kerja Vira. Data yang dikumpulkan Vira dan kesesuaian dengan kategori data membuat dirinya dipuji oleh Dosen Peneliti. Apalagi Vira membuatkan matriks data untuk mempermudah membaca data.

Dirinya tidak terlalu banyak merevisi dan mengkoreksi data yang diambil oleh Vira. Sebagai ucapan terima kasih, dirinya sengaja mengajak tim pengumpul data makan di kantin kampus setelah honor diterima.

Entah kenapa, rasa nasi imbi yang dipesannya begitu enak. Paduan rasa yang dimasak Mang Kosim terasa begitu sempurna. Apakah ini karena tugasnya yang dipuji Dosen Peneliti atau karena honor yang baru saja diterima atau karena masakannya yang memang enak.

Ingin meyakinkan dirinya, Kosa mengambil satu sendok nasi imbi yang menawarkan Vira yang kebetulan duduk di depannya untuk mencicipi. Kosa memaksa kembali Vira yang menolak demi meyakinkan dirinya bahwa memang nasi imbi ini benar-benar enak.

Ketika Vira menerima suapannya, mengunyah dan tersenyum manis kepadanya, Kosa semakin yakin bahwa nasi imbi ini memang luar biasa nikmat.

Namun beberapa hari berikutnya, Kosa merasa ada yang aneh. Vira melihat dirinya dan entah kenapa berbalik tiba-tiba mengambil jalan lain.

Bukan sekali saja, tapi lebih. Kemarin pagi, bahkan Vira dengan setengah berlari melewati dirinya tanpa sekalipun menoleh. Ada perasaan aneh melingkupi dirinya. Seperti diabaikan. Sesuatu yang pernah ia rasakan sebelumnya.

Ketika Kosa keluar ruang Seminar, Vira juga setengah berlari menuju ruang kelasnya tanpa sedetik pun melihat dirinya. Rasa gundah menyelimuti hati Kosa.

Hari ini kelas Politik di Timur Tengah. Kosa sudah menyiapkan makalah mengenai isu terorisme di Suriah bersama Melati dan Reno teman kelompoknya. Ketika dirinya masuk ruang kelas, tampak Vira sudah duduk di barisan paling depan.

Melati mengajak Kosa duduk bersama sembari membicarakan makalahnya sebelum tampil. Kosa memperhatikan tampaknya Vira tidak menyadari kehadiran dirinya. Sampai akhirnya Mas Syahran selesai memberikan kuliah dan mempersilahkan kelompok presentasi untuk maju ke depan.

Kosa memang yakin dengan dirinya dalam presentasi ini. Kemampuan dirinya menganalisis data dengan teori yang tepat menjadi keunggulannya sebagai mahasiswa.

Kosa memang bukan mahasiswa berprestasi di ajang kompetisi kampus tapi kemampuannya ini menjadikan dirinya seringkali diminta menjadi asisten untuk beberapa mata kuliah. Bahkan penelitian dosen pun seringkali melibatkan dirinya.

Dilihatnya Vira sekilas dan hatinya merasa senang karena Vira tampak memperhatikan dirinya. Ada pancaran rasa kagum yang dirasakan Kosa dari Vira. Membuatnya merasa aneh dengan perilaku Vira yang sebelumnya seolah menghindarinya. Kosa meyakinkan dirinya untuk mencari tahu jawabannya nanti.

Kuliah sudah selesai. Mas Syahran memujinya dan mengatakan makalah kelompoknya tidak ada perbaikan.

Sengaja Kosa menunggu di depan pintu kelas. Menunggu Vira yang sibuk membereskan perlengkapan kuliahnya. Berbeda dengan mahasiswa lain yang tidak membawa buku apalagi mencatat, Vira ini seperti mahasiswa jaman dahulu yang masih sibuk mencatat kuliah dengan pulpen di kertas putih yang tersusun dalam binder. Kosa sendiri acapkali mencatat di notes smartphonenya agar lebih praktis.

Ketika Vira keluar, Kosa langsung menangkap tangan Vira dengan tangan kanannya agar Vira tidak kabur darinya lagi. “Kenapa lo menghindar dari gue, Vir?”.

Vira menatap Kosa tajam dada kilatan amarah di matanya. “Lepaskan tanganku, Kak!”

Terpopuler

Comments

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍

2021-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Lamaran
2 Oase Kampus (Awal Mula)
3 Gosip Baru
4 Tatapan Tajam
5 Cafe Gerimis
6 Proposal Ta'aruf
7 Curhat Ratu Sejagad
8 Kamis Bahagia Part 1
9 Kamis Bahagia Part 2
10 Kamis Bahagia Part 3
11 Love is in the Air
12 Out of the Blue
13 It Takes Two to Tango Part 1
14 It Takes Two to Tango Part 2
15 Bukan Tipenya
16 Cemburu Pada Masa Lalu
17 Well Begun is Half Done
18 Curiosity Killed the Cat
19 A Penny for Your Thoughts
20 A Little Bird Told Me
21 Face the Music
22 Rindu Mendera di Karawang
23 Over the Moon
24 Yang Terlupa di Kathmandu
25 Yang Teringat di Pokhara
26 Dua Jam Dua Dollar di Ulleri
27 Menuju Ghorepani Bersama Sandeep
28 Hujan Es di Tadapani dan Alice dari Portland
29 Old Chhomrong versus New Chhomrong
30 Berubah Pikiran
31 Dovan and the Girl Who Lost in the Mountain
32 Deurali - 1000 Rupee
33 Nostalgia di Yogyakarta
34 In the Still of the Night
35 Dalam Diamnya Macchapuccre
36 Di Bawah Kaki Annapurna
37 Avalanche - Salju Longsor
38 Bamboo - Perempuan Nakal
39 Kembang Desa
40 Jhinu Nada dan Kolam Air Panas
41 Di Ujung Perjalanan Part 1
42 Rendezvous
43 Di Ujung Perjalanan Part 2
44 The Starry Night Fills You with Joy
45 Let the Rain Kiss You
46 Once Bitten Twice Shy Part 1
47 Once Bitten Twice Shy Part 2
48 Live and Learn
49 A Stitch in Time Saves Nine
50 It's Always Darkest Before the Dawn Part 1
51 It's Always Darkest Before the Dawn Part 2
52 Look Before You Leap
53 The Ball is in Your Court
54 Day in the Sun
55 Turn Over a New Leaf
56 I Won't Give Up
57 Pertemuan Pertama Dari Masa Lalu
58 There's No Such Thing as a Free Lunch
59 Hand in Glove
60 Blood is Thicker than Water
61 Friend or Foe
62 Sebuah Penjelasan
63 Off the Hook
64 Perpisahan Bobby
65 Worn a Place in Heart
66 Go to Pieces
67 Love Brings Pain and Pain Brings Beauty
68 Saturday Night Fever
69 Gloomy Saturday Night
70 Back to Drawing Board
71 The Ship has Sailed Part 1
72 The Ship has Sailed Part 2
73 The Ship has Sailed Part 3
74 Ain't Gold Digger
75 At Oods with Someone
76 Twist Someone's Arm
77 Get Wind of Something
78 Cool as a Cucumber
79 Good Things Come to Those Who Wait
80 It hurts to let go but sometimes it hurts more to hold on
81 Get Down to Business
82 Mom Knows Best
83 Barking up to the Wrong tree
84 Take Something in Stride
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Lamaran
2
Oase Kampus (Awal Mula)
3
Gosip Baru
4
Tatapan Tajam
5
Cafe Gerimis
6
Proposal Ta'aruf
7
Curhat Ratu Sejagad
8
Kamis Bahagia Part 1
9
Kamis Bahagia Part 2
10
Kamis Bahagia Part 3
11
Love is in the Air
12
Out of the Blue
13
It Takes Two to Tango Part 1
14
It Takes Two to Tango Part 2
15
Bukan Tipenya
16
Cemburu Pada Masa Lalu
17
Well Begun is Half Done
18
Curiosity Killed the Cat
19
A Penny for Your Thoughts
20
A Little Bird Told Me
21
Face the Music
22
Rindu Mendera di Karawang
23
Over the Moon
24
Yang Terlupa di Kathmandu
25
Yang Teringat di Pokhara
26
Dua Jam Dua Dollar di Ulleri
27
Menuju Ghorepani Bersama Sandeep
28
Hujan Es di Tadapani dan Alice dari Portland
29
Old Chhomrong versus New Chhomrong
30
Berubah Pikiran
31
Dovan and the Girl Who Lost in the Mountain
32
Deurali - 1000 Rupee
33
Nostalgia di Yogyakarta
34
In the Still of the Night
35
Dalam Diamnya Macchapuccre
36
Di Bawah Kaki Annapurna
37
Avalanche - Salju Longsor
38
Bamboo - Perempuan Nakal
39
Kembang Desa
40
Jhinu Nada dan Kolam Air Panas
41
Di Ujung Perjalanan Part 1
42
Rendezvous
43
Di Ujung Perjalanan Part 2
44
The Starry Night Fills You with Joy
45
Let the Rain Kiss You
46
Once Bitten Twice Shy Part 1
47
Once Bitten Twice Shy Part 2
48
Live and Learn
49
A Stitch in Time Saves Nine
50
It's Always Darkest Before the Dawn Part 1
51
It's Always Darkest Before the Dawn Part 2
52
Look Before You Leap
53
The Ball is in Your Court
54
Day in the Sun
55
Turn Over a New Leaf
56
I Won't Give Up
57
Pertemuan Pertama Dari Masa Lalu
58
There's No Such Thing as a Free Lunch
59
Hand in Glove
60
Blood is Thicker than Water
61
Friend or Foe
62
Sebuah Penjelasan
63
Off the Hook
64
Perpisahan Bobby
65
Worn a Place in Heart
66
Go to Pieces
67
Love Brings Pain and Pain Brings Beauty
68
Saturday Night Fever
69
Gloomy Saturday Night
70
Back to Drawing Board
71
The Ship has Sailed Part 1
72
The Ship has Sailed Part 2
73
The Ship has Sailed Part 3
74
Ain't Gold Digger
75
At Oods with Someone
76
Twist Someone's Arm
77
Get Wind of Something
78
Cool as a Cucumber
79
Good Things Come to Those Who Wait
80
It hurts to let go but sometimes it hurts more to hold on
81
Get Down to Business
82
Mom Knows Best
83
Barking up to the Wrong tree
84
Take Something in Stride

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!