Setelah penelitian selesai, Vira kemudian menampakkan dirinya di salah satu ruangan kecil di samping Musholla. Sudah satu bulan dirinya minta izin untuk tidak mengurus perpustakaan Musholla karena penelitiannya yang dilakukan bersama Kosa ini.
Dilihat tumpukan buku-buku memenuhi sebagian besar lantai ruangan dan perlu penataan ulang. Rencananya Vira akan membuat arsip digital yang akan memudahkan pengunjung Musholla mengakses buku yang akan dibaca atau dipinjam.
Tidak banyak pengurus Musholla yang tertarik mengurus perpustakaan. Hanya dua orang saja, Vira dan Lia dari jurusan Kessos.
Mahasiswa membaca buku itu biasa tapi membereskan buku dan menyusunnya itu tidak biasa. Awalnya pihak Musholla ingin mempekerjakan staf profesional untuk mengurus buku-buku koleksi yang kebanyakan adalah hasil sumbangan mahasiswa dan alumni tapi sayang uang kas Musholla tidak banyak apalagi harus membayar marbot secara mandiri karena marbot dikategorikan bukan pegawai kampus.
Untung saja Vira dan Lia menyanggupi ketika diminta mengurus perpustakaan Musholla tanpa dibayar dengan keuntungan bisa memiliki akses masuk ke ruang perpustakaan Musholla kapan saja.
Ada bunyi ketukan yang kemudian disusul dengan terbukanya pintu kayu perpustakaan Musholla ini. Perempuan berkacamata yang mengenakan gamis warna hitam dan hijab abu-abu muda masuk ke dalam ruangan.
“Ukhti Vira, afwan apakah antum mau ikut rapat pengurus Musholla? Kalau mau nanti mulainya jam dua siang sampai ashar. Ruangannya akan pinjam di ruang rapat kemahasiswaan lantai dua,” tanya Ukhti Hanna, bagian keputrian Musholla.
“Oh, mohon maaf Mbak Hanna. Saya di sini saja, masih banyak kerjaan soalnya,” jawab Vira seraya menunjuk tumpukan buku di depannya.
Vira sama sekali tidak suka dengan segala macam rapat-rapat. Keterlibatannya di Musholla pun karena kecintaannya dengan buku-buku yang ada di perpustakaannya. Dirinya memang tidak ingin terlibat dengan banyak urusan di luar kuliahnya.
“Vir, afwan sekali lagi ya. Bukan bermaksud ingin mencampuri urusan pribadi tapi mungkin salah satu hal yang ingin disampaikan dalam rapat ini ada hubungannya sama anti” lanjut Hanna.
“Maksudnya Mbak? Saya sama sekali gak ngerti.” Vira tampak kebingungan dengan perkataan Hanna.
“Soal suapan di kantin kemarin siang. Ada banyak ikhwan yang melihat kamu main suap-suapan sama senior. Mungkin akan dibahas mengenai adab berperilaku di kampus,“ lanjut Hanna pelan berharap Vira tidak tersinggung dengan perkataannya.
Vira kaget luar biasa. Tidak menyangka sama sekali bahwa hanya sekali suapan itu sudah membuat dirinya menjadi bahan rapat penting.
“Oh gitu ya Mbak? Sebaiknya saya tidak usah ikut saja,” ujarnya singkat. Tidak ingin memperjelas atau melakukan klarifikasi macam artis karena memang sesungguhnya tidak ada hal memalukan yang terjadi.
Usaha membereskan buku-bukunya belum juga selesai karena terpotong adzan ashar. Ah, besok saja dilanjutkan, nanti tinggal laporan ke Lia apa saja sisanya yang harus dilakukan, batinnya.
Segera Vira menuju tempat wudhu perempuan. Sesampainya di sana, dibuka peniti yang tersemat di dagunya dan bersiap untuk membasuh wajahnya. Tak disangka Vira bertemu dengan Yuni dan Laila teman satu jurusannya.
“Vir, gila lo, heboh banget deh, koq bisa sih?” tanya Yuni sambil menepuk pundak Vira
“Beneran lo sama Kosa?” sahut Laila menegaskan kembali pertanyaan Yuni.
Vira mengernyit. “Maksudnya apaan sih?” ucapnya heran, tidak mengerti maksud pertanyaan kedua temannya.
Suasana di tempat wudhu tidak ramai karena baru jam setengah empat kurang. Kelas siang baru selesai jam empat atau setengah lima sore.
“Katanya elo pacaran sama Kosa ya? Kemarin pake acara suap-suapan segala di kantin. Gila aja lo bikin heboh satu kampus. Parah lo,“ tuding Yuni dengan berapi-berapi.
“Apaan sih? Enggak lagi, itu mah karena disuruh nyicipin doang. Ngaco deh. Udah ah, gak usah dibahas lagi, gosip gak benar itu,” Vira hanya menjelaskan singkat lalu segera meneruskan maksudnya untuk berwudhu.
Astagfirullah, kenapa bisa begini sih? Vira merutuki kejadian kemarin sore. Sepertinya besok harus jauh-jauh dari Kosa, bikin repot saja, batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ALIN SABRINA
semangat kakak
2021-04-26
0