Kuliah Pertama

"Gimana ini Ren? Ah, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Elsya masih panik dan terkejut dengan keadaan saat ini

"Ya mau gimana lagi. Kamu harus masuk kelas dan meminta maaf padanya Sya" Reni memberikan saran pada Elsya

"Tapi aku ga sepenuhnya salah Ren"

"Sudahlah Sya. Mau kamu yang salah atau sekalipun kamu yang bener, tetep aja dia yang berkuasa disini. Apalagi dia bisa kasih kita nilai. Jangan sampai nilai kamu kenapa napa lho"

"Oh iya bener. Gimana ini ya" Elsya membenamkan wajahnya pada kedua tangannya

"Ayo kita masuk. Daripada dia kesal lagi sama kamu"

"Yasudah ayo" Elsya melangkah gontai. Ia tidak ingin memasuki kelasnya hari ini

Arlan sudah mulai mengajar ketika Elsya mengetuk pintu. Elsya dan Reni langsung masuk ke kelasnya. Arlan berdehem begitu melihat Elsya. Ketika Elsya berjalan menuju ke kursinya, Arlan menegur Elsya

"Hei kamu yang baru masuk, kenapa kamu terlambat? Apa kamu tidak punya jam di rumah sehingga kamu menjadi begitu terlambat seperti ini?" Arlan berkata dengan wajah sinisnya

Elsya memejamkan matanya kesal begitu Arlan berkata seperti itu. Dia segera berbalik badan dan berkata. "Saya kesiangan Pak"

"Saya akan memberikan kamu peringatan. Hal ini berlaku untuk semua orang yang ada di sini. Kalian hanya boleh terlambat 3x dalam mata kuliah saya. Toleransi keterlambatan saya hanya 20 menit dari jam masuk. Selepas itu, kalian tidak bisa mengikuti kata kuliah saya. Walaupun saya dosen tamu disini, tapi saya juga berhak memberikan kalian nilai"

"Baik Pak"

"Apa kamu mengerti sekarang? Kamu sekarang sudah terlambat 18 menit. Kamu masih bisa mengikuti kelas saya. Tetapi saya akan mencatat keterlambatan kamu. Siapa nama kamu?"

"Elsya Clemira Pak" jawab Elsya pelan

"Siapa? Saya tidak bisa mendengarmu. Suaramu sangatlah kecil"

"Elsya Clemira Pak" Elsya berteriak dengan suara keras

"Kenapa kamu berteriak seperti itu? Apa kamu pikir ini di hutan jadi kamu bisa berteriak seenaknya? Sekarang kembali ke tempat dudukmu"

Elsya berjalan ke kursinya dengan wajah yang sangat kesal. Ia tak habis pikir dengan seseorang yang sedang menjadi dosennya saat ini. Kenapa ada orang yang seperti itu di dunia ini. Yang kerjanya hanya menyusahkan dirinya dan dengan mudah mempermalukan dirinya di depan umum

Arlan sudah mulai menerangkan mata kuliahnya lagi. Sesekali dia menerangkan sambil terus memperhatikan para mahasiswa dan mahasiswinya. Arlan adalah orang yang sangat serius ketika dia sedang bekerja. Dia ingin menjalankan segala sesuatunya dengan sesempurna mungkin. Dia tak suka kalau ada mahasiswa/i tidak menyimak penjelasan dirinya

"Saya harap kalian tidak asyik sendiri dengan gadget yang kalian punya. Saya tidak akan melanjutkan mata kuliah kita sebelum kalian semua fokus pada penjelasan yang saya berikan"

Semua mahasiswa/i pun langsung menaruh gadget mereka dan berfokus pada penjelasan sang dosen tamu yang tampan itu. Mereka semua takut kalau nilai mereka akan turun. Begitu pula dengan Elsya. Dia tidak ingin lagi macam macam dengan dosen tamunya itu

Setelah semua mahasiswa/i fokus, Arlan pun melanjutkan mata kuliahnya. Dia sangat menguasai mata kuliah tersebut dan dengan sangat lancar menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa/i yang bertanya padanya

"Dengarkan semuanya, saat ini kita sudah memasuki jam istirahat. Kalian mau lanjut terlebih dahulu dan selesai lebih cepat atau istirahat terlebih dahulu dan pulang ontime sesuai dengan jadwal?"

Suara mahasiswa/i terpecah menjadi dua. Beberapa mahasiswa/i ada yang ingin istirahat terlebih dahulu sedangkan sisanya ada yang ingin langsung melanjutkan agar bisa selesai lebih awal. Elsya sudah tidak peduli lagi dengan tawaran dosennya itu, dia lebih memikirkan cara agar terbebas dari sang dosen secepatnya

"Sebentar" Arlan tiba tiba saja menerima telepon dari asistennya. Dia melihat jam yang ada di tangannya

"Baiklah, setelah saya selesai mengajar, kita akan meeting dengan Bapak Toni. Tolong siapkan bahan materinya. Saya akan menyelesaikan mata kuliahnya tepat waktu. Oiya tolong jemput saya juga karena saya akan baca materi meetingnya di dalam mobil" lanjutnya

"Mohon maaf semua. Karena setelah ini saya harus meeting dengan klien, jadi saya akan melanjutkan terlebih dahulu mata kuliah kita. Dan kita akan menyelesaikannya setengah jam lebih cepat"

"Ckckckck sok sibuk banget bapak dosen kita itu" Reni menyenggol lengan Elsya. Ia tak mau sahabatnya itu bermasalah lagi dengan Arlan

"Apa ada masalah dengan saya? Kenapa kamu menggerutu sendiri dari tadi?"

Elsya melihat ke seklilingnya dan ke belakang. Tetapi dia tidak menemukan seseorang yang ditunjuk oleh dosennya itu

"Ya kamu, yang tadi telat. Apa ada masalah?"

"Saya? Ga ada apa apa ko Pak" jawab Elsya

"Saya harap kamu bisa fokus mendengarkan penjelasan dari saya. Karena saya perhatikan kamu dari tadi sibuk memikirkan sesuatu"

"Baik Pak"

"Oke. Mari kita lanjutkan lagi" Arlan pun meneruskan penjelasannya dan dia tetap fokus pada mahasiswa/i

"Sekarang kalian buka bab 1 halaman 19. Kerjakan tugas itu dan dikumpulkan minggu depan"

"Baik Pak"

"Sekarang kita akhiri kelas kita minggu ini. Saya berharap minggu depan tidak ada yang lupa atau pun meninggalkan tugasnya"

Arlan segera menelpon Nico, asistennya. "Ko, kamu sudah dimana?"

"Baiklah, saya akan ke ruangan saya sebentar. Nanti kamu kabari saya kalau sudah sampai ya. Oya, apa materinya sudah ada? Kirimkan ke hp saya. Biar saya baca terlebih dahulu"

Begitu Arlan sudah menutup telponnya, ia langsung melihat Elsya sedang berdiri di hadapannya

"Ada apa? Cepat katakan, waktu saya tidak banyak"

Elsya hanya terdiam. Ia merasa gengsi untuk minta maaf pada Arlan. Arlan menunggu Elsya untuk berbicara tapi nyatanya Elsya tak mengeluarkan sepatah kata pun

"Kamu membuang waktu saya yang berharga" Arlan ingin beranjak meninggalkan Elsya

"Saya mau minta maaf"

"Apa?" Arlan berbalik menghadap Elsya

"Saya mau minta maaf kalau menurut Bapak sikap saya salah"

Arlan langsung melangkah mendekati Elsya. "Apa? Apa saya tidak salah dengar perkataanmu?"

"Tidak Pak"

"Kamu melakukan ini karena saya adalah dosenmu kan? Kalau saya bukan dosenmu, saya sangat yakin kalau kamu akan tetap mempertahankan sikapmu itu" ucap Arlan sinis

"Bu.. Bukan begitu Pak. Saya telah merenungkan tadi. Ternyata sikap saya salah selama ini pada Bapak"

"Merenung? Jadi memang benar kamu tidak memperhatikan penjelasan saya?" Arlan menggelengkan kepalanya perlahan

Elsya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kenapa susah sekali bicara dengan laki laki dihadapanku ini" gumam Elsya

Arlan lantas beranjak pergi dari kelas itu. Dan Elsya pun dibuat salah tingkah dengan sikap Arlan yang sangat dingin padanya

Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Pertemuan Kedua
3 Dosen Tamu
4 Kuliah Pertama
5 Minta Maaf
6 Bertemu Pak Handoko
7 Persiapan Bekerja
8 Hari Pertama Bekerja
9 Perkenalan
10 Berkenalan Dengan Rekan Kerja
11 Makan Siang
12 Curhatan Elsya
13 Perubahan Mood Arlan
14 Mulai Tumbuh Rasa
15 Makan Malam dengan Keluarga Elsya
16 Harapan Kedua Orangtua
17 Badmood
18 Kehebohan di Kampus
19 Kemarahan Arlan
20 Mama Voni
21 Cah Kangkung
22 Menginap
23 First Kiss
24 Pantry
25 Nasehat Niko
26 Dokumentasi
27 Pekerjaan Urgent
28 Menantang Nia
29 Kesederhanaan Elsya
30 Pengakuan Cinta
31 Kecurigaan Niko
32 Nostalgia
33 Chat Dari Arlan
34 Sikap Fendi
35 Ikuti Saja Kata Hatimu
36 Permintaan Dosen Killer
37 Cerita Arlan
38 Persetujuan Papa Elsya
39 Sikap Arlan
40 Melamar Elsya
41 Ingatan Masa Kecil Elsya
42 Elsya Cemburu
43 Berbaikan
44 Ketahuan Mama Voni
45 Syuting
46 Bertemu Dekan
47 Kejujuran Papa Budiman
48 Cerita Papa Handoko
49 Jawaban Elsya
50 Perkembangan Kasus
51 Bertengkar Dengan Nia
52 Bukti Bukti
53 Ancaman Arlan
54 Baju Couple
55 Latihan
56 Dibawa Paksa
57 Hampir Saja
58 Curahan Hati
59 Kembali Bekerja
60 Makan Siang Yang Berkesan
61 Memimpin Rapat
62 Cake Untuk Safa
63 Launching Produk Terbaru
64 Because I Love You Boy
65 Berbaikan Dengan Reni
66 Rutinitas Harian
67 Hasil Rapat
68 Persiapan ke Yogyakarta
69 Malioboro
70 Di Pagi Hari..
71 Berita
72 Rapat Kedua
73 Kejutan
74 Makan Malam Bersama Teman
75 Presentasi
76 Sharing Sesion
77 H-1 Lamaran
78 Lamaran
79 H+1 Lamaran
80 Berkumpul
81 Masakan Spesial
82 Pertemuan Tak Disengaja
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Pertemuan Kedua
3
Dosen Tamu
4
Kuliah Pertama
5
Minta Maaf
6
Bertemu Pak Handoko
7
Persiapan Bekerja
8
Hari Pertama Bekerja
9
Perkenalan
10
Berkenalan Dengan Rekan Kerja
11
Makan Siang
12
Curhatan Elsya
13
Perubahan Mood Arlan
14
Mulai Tumbuh Rasa
15
Makan Malam dengan Keluarga Elsya
16
Harapan Kedua Orangtua
17
Badmood
18
Kehebohan di Kampus
19
Kemarahan Arlan
20
Mama Voni
21
Cah Kangkung
22
Menginap
23
First Kiss
24
Pantry
25
Nasehat Niko
26
Dokumentasi
27
Pekerjaan Urgent
28
Menantang Nia
29
Kesederhanaan Elsya
30
Pengakuan Cinta
31
Kecurigaan Niko
32
Nostalgia
33
Chat Dari Arlan
34
Sikap Fendi
35
Ikuti Saja Kata Hatimu
36
Permintaan Dosen Killer
37
Cerita Arlan
38
Persetujuan Papa Elsya
39
Sikap Arlan
40
Melamar Elsya
41
Ingatan Masa Kecil Elsya
42
Elsya Cemburu
43
Berbaikan
44
Ketahuan Mama Voni
45
Syuting
46
Bertemu Dekan
47
Kejujuran Papa Budiman
48
Cerita Papa Handoko
49
Jawaban Elsya
50
Perkembangan Kasus
51
Bertengkar Dengan Nia
52
Bukti Bukti
53
Ancaman Arlan
54
Baju Couple
55
Latihan
56
Dibawa Paksa
57
Hampir Saja
58
Curahan Hati
59
Kembali Bekerja
60
Makan Siang Yang Berkesan
61
Memimpin Rapat
62
Cake Untuk Safa
63
Launching Produk Terbaru
64
Because I Love You Boy
65
Berbaikan Dengan Reni
66
Rutinitas Harian
67
Hasil Rapat
68
Persiapan ke Yogyakarta
69
Malioboro
70
Di Pagi Hari..
71
Berita
72
Rapat Kedua
73
Kejutan
74
Makan Malam Bersama Teman
75
Presentasi
76
Sharing Sesion
77
H-1 Lamaran
78
Lamaran
79
H+1 Lamaran
80
Berkumpul
81
Masakan Spesial
82
Pertemuan Tak Disengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!