Dosen Tamu

Sekitar satu jam Elsya menghabiskan waktu di perjalanan. Ia sempat mengantarkan Reni terlebih dahulu ke rumahnya. Setelah Elsya sampai, ia segera memarkiran mobilnya di garasi dan langsung masuk ke dalam rumah

Elsya merasa beruntung karena ia berpikir kalau Mama dan Papanya sudah tertidur karena lampu rumah sudah dimatikan. Ia pun mengendap ngendap, berjalan tidak bersuara. Sepatu yang ia kenakan sudah ia copot dan sengaja ia tenteng agar tidak ketahuan

"Ehem ehem"

Elsya pun terkejut dan seketika ia menghentikan langkah kakinya. Dan pada saat yang sama, lampu rumahnya menyala lalu ia melihat sang Mama sedang menyilangkan kedua tangannya di dada

"Dari mana saja kamu?" tatapan Mama seperti ingin memakan anaknya

"Ma.. Mama.. Belum tidur?" tanya Elsya terbata bata

"Ga usah basa basi. Cepet bilang sama Mama dari mana saja kamu" Mama menghampiri Elsya dan menjewer sebelah telinganya sambil mengajak sang putri duduk di ruang keluarga

"Awww Ma.. Mama.. Sakit Ma.. Lepasin dong Ma" Elsya berteriak sepanjang jalan

Begitu tiba di ruang keluarga, Mama langsung mendudukkan Elsya di sofa. "Cepet jawab pertanyaan Mama. Dari mana saja kamu?"

"Ma kan aku udah izin sama Mama"

"Tapi kan kamu tau Mama cuma izinin kamu nonton dan makan saja. Kenapa sampai larut malam begini sih"

"Ma.. ini kan belum terlalu malam. Masih jam 10.30"

"Kamu itu ya, sudah salah masih aja ngebantah. Kamu itu kan anak perempuan, harusnya bisa ngejaga diri dong. Jangan cuma tau main sama kuliah aja"

"Ma aku kan ga ngapa ngapain. Tadi aku cuma nonton sama makan aja ko Ma. Beneran deh. Ga boong. Terus aku antar Reni sampai ke rumahnya baru pulang ke sini"

"Ga bisa. Kamu harus di hukum. Bisa bisa besok kamu pulang lebih malam. Kamu tinggal pilih mau kerja apa mau nikah"

"Apa? Ma.. Aku masih kuliah lho. Ko disuruh nikah. Kuliah aja belum lulus. Lagian aku belum ada calon"

"Kalau begitu kamu harus kerja"

"Ma.. Tapi.."

"Ga ada tapi tapian. Nikah apa kerja? Pilihan kamu cuma 2. Cepat pilih" jawab Mamanya tegas

"Kerja deh kerja" Elsya menjawab pasrah

"Yasudah besok Mama bilang Papa supaya kamu dimasukin kerja di tempat temennya Papa aja"

"Ma aku ga kerja di perusahaan kita aja?"

"Ga.. Kamu ga bisa mandiri kalau kerja di perusahaan kita"

"Ma.. Jangan dong"

"Mama ga terima alasan. Papa sudah setuju tinggal besok pagi Mama omongin lagi sama Papa kamu. Kamu naik gih ke atas. Besok kan kamu ada kelas pagi. Jangan sampai telat bangun. Inget itu ya"

"Iya Ma" Elsya melangkah ke kamarnya dengan langkah gontai

Sesampainya di kamar, ia langsung merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya. Ia memikirkan perkataan Mamanya barusan

"Ah seandainya saja aku ga ketemu sama orang itu. Pasti aku akan cepat pulang" Elsa mengacak rambutnya sendiri dan bangun dari tidurnya

"Tapi gimana mungkin Mama kepikiran untuk menikahkan aku secepat itu, lulus juga belum kenapa harus menikah sekarang. Jangan jangan benar kata Reni kalau aku sudah dijodohkan oleh temennya Papa. Ga mungkin ga mungkin ga mungkiiiiin. Aaaaaaaaa" kali ini Elsya menendang nendang udara sambil menutup wajah dengan kedua tangannya

Pagi harinya Elsya bangun tidur lalu bersiap untuk ke kampus. Dia tidak mau terlambat karena dosen di kelas ini adalah dosen tamu yang akan mengajar selama 1 semester ke depan

Elsya melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan. Disana, Mama dan Papanya sudah menunggunya untuk sarapan. Elsya menarik kursinya yang berada di depan Mama

"Pagi sayangku"

"Pagi Pa, Ma"

Elsya lalu mengambil nasi goreng yang ada di meja lalu segera memakannya. Setelah dia selesai sarapan, Mamanya langsung berkata padanya

"Sya, Mama sudah bicara pada Papa tentang pekerjaan kamu"

"Ma itu beneran?"

"Ya iyalah Sya. Itu kami lakukan supaya kamu ga manja lagi. Kamu harus menghargai waktu, jangan maunya main terus"

"Tenang sayang, Papa sudah menitipkan kamu ke perusahaan sahabat Papa. Nanti pulang kuliah kamu ke sana ya"

"Pa secepat itu? Bahkan yang lain saja belum mulai kerja lho"

"Kamu berbeda sayang. Siapa yang akan meneruskan usaha kita kalau kamu tidak handal dalam berbisnis? Ingat lho, Kakek kamu susah payah membangun usaha ini untuk kita semua"

"Iya Pa iya. Aku akan kesana nanti" Elsya akhirnya hanya bisa pasrah dengan keputusan kedua orang tuanya

"Nanti Papa akan kirimkan kamu alamat kantornya ya"

"Iya Pa. Aku pergi dulu ya" Elsya tidak mau berlama lama di rumah karena itu akan meneruskan obrolan mereka tentang pekerjaannya

"Ah kenapa sih harus begini" Elsya mengomel begitu sampai di mobil. Tapi ia sadar kalau tidak boleh emosi selama mengendara jadi ia memutuskan untuk menyetel radio yang ada di mobilnya. Ia lalu bernyanyi dengan suara kencang sambil meluapkan emosinya

Setelah sampai di kampus, ia segera menuju ke ruang kelasnya. Ia sudah hampir terlambat. Ia berlari kecil dengan membawa buku yang ia letakkan di depan dadanya

Bruuuuuk

"Aaaaawww" Elsya melihat buku buku yang ada di tangannya jatuh semua akibat tabrakan

"Ish kenapa sih nabrak nabrak segala. Kamu ga tau aku ini siapa, hah? Bantuin dong, masa cuma diliatin aja" Elsya mengambil bukunya lalu ia melihat orang yang berada di depannya sedang menatapnya tajam

"Aaaaaa... Ke.. Kenapa mas ada di sini? Mas sengaja buntutin aku ya? Sengaja cari tau tentang aku ya?" Elsya kaget karena ia bertemu dengan Arlan di kampusnya

"Hahahahaha. Aku? Membuntutimu? Mencari tau tentangmu? Apa kamu sepenting itu untukku?" Arlan berkata dengan sangat sinis

"Lalu kenapa mas ada disini? Aku tau, mas itu mahasiswa baru kan? Mas harus hormat pada senior. Biar gimana pun aku adalah seniormu disini"

"Oh ya? Sejak kapan ada aturan seperti itu. Kamu berhutang 2x permintaan maaf padaku. Cepat lakukan"

"Ga mau. Itu bukan cuma salahku saja lho"

"Kamu akan menyesal berkata seperti itu padaku"

"Syaaaa...." Reni berlari menghampirinya. Ia segera menarik Elsya agar tidak mencari masalah lagi dengan Arlan

"Maaf Pak, saya akan bawa Elsya pergi"

"Bawalah temenmu ini. Beritahu dia siapa aku agar dia tidak seenaknya padaku" jawab Arlan. Ia lalu berjalan ke arah kelas Elsya dan Reni

"Apaan sih Ren"

"Sya sudah Sya. Jangan cari masalah dengannya. Dia itu dosen tamu kita"

"Apa? Yang benar kamu Ren?"

"Iya tadi dia sudah masuk kelas dan keluar lagi untuk menerima telepon yang masuk. Dia sudah memperkenalkan diri juga"

"Waduh gawat. Mau ditaruh dimana wajahku"

Terpopuler

Comments

Renny Agryani

Renny Agryani

tiada atau kebetul ya

2021-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Pertemuan Kedua
3 Dosen Tamu
4 Kuliah Pertama
5 Minta Maaf
6 Bertemu Pak Handoko
7 Persiapan Bekerja
8 Hari Pertama Bekerja
9 Perkenalan
10 Berkenalan Dengan Rekan Kerja
11 Makan Siang
12 Curhatan Elsya
13 Perubahan Mood Arlan
14 Mulai Tumbuh Rasa
15 Makan Malam dengan Keluarga Elsya
16 Harapan Kedua Orangtua
17 Badmood
18 Kehebohan di Kampus
19 Kemarahan Arlan
20 Mama Voni
21 Cah Kangkung
22 Menginap
23 First Kiss
24 Pantry
25 Nasehat Niko
26 Dokumentasi
27 Pekerjaan Urgent
28 Menantang Nia
29 Kesederhanaan Elsya
30 Pengakuan Cinta
31 Kecurigaan Niko
32 Nostalgia
33 Chat Dari Arlan
34 Sikap Fendi
35 Ikuti Saja Kata Hatimu
36 Permintaan Dosen Killer
37 Cerita Arlan
38 Persetujuan Papa Elsya
39 Sikap Arlan
40 Melamar Elsya
41 Ingatan Masa Kecil Elsya
42 Elsya Cemburu
43 Berbaikan
44 Ketahuan Mama Voni
45 Syuting
46 Bertemu Dekan
47 Kejujuran Papa Budiman
48 Cerita Papa Handoko
49 Jawaban Elsya
50 Perkembangan Kasus
51 Bertengkar Dengan Nia
52 Bukti Bukti
53 Ancaman Arlan
54 Baju Couple
55 Latihan
56 Dibawa Paksa
57 Hampir Saja
58 Curahan Hati
59 Kembali Bekerja
60 Makan Siang Yang Berkesan
61 Memimpin Rapat
62 Cake Untuk Safa
63 Launching Produk Terbaru
64 Because I Love You Boy
65 Berbaikan Dengan Reni
66 Rutinitas Harian
67 Hasil Rapat
68 Persiapan ke Yogyakarta
69 Malioboro
70 Di Pagi Hari..
71 Berita
72 Rapat Kedua
73 Kejutan
74 Makan Malam Bersama Teman
75 Presentasi
76 Sharing Sesion
77 H-1 Lamaran
78 Lamaran
79 H+1 Lamaran
80 Berkumpul
81 Masakan Spesial
82 Pertemuan Tak Disengaja
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Pertemuan Kedua
3
Dosen Tamu
4
Kuliah Pertama
5
Minta Maaf
6
Bertemu Pak Handoko
7
Persiapan Bekerja
8
Hari Pertama Bekerja
9
Perkenalan
10
Berkenalan Dengan Rekan Kerja
11
Makan Siang
12
Curhatan Elsya
13
Perubahan Mood Arlan
14
Mulai Tumbuh Rasa
15
Makan Malam dengan Keluarga Elsya
16
Harapan Kedua Orangtua
17
Badmood
18
Kehebohan di Kampus
19
Kemarahan Arlan
20
Mama Voni
21
Cah Kangkung
22
Menginap
23
First Kiss
24
Pantry
25
Nasehat Niko
26
Dokumentasi
27
Pekerjaan Urgent
28
Menantang Nia
29
Kesederhanaan Elsya
30
Pengakuan Cinta
31
Kecurigaan Niko
32
Nostalgia
33
Chat Dari Arlan
34
Sikap Fendi
35
Ikuti Saja Kata Hatimu
36
Permintaan Dosen Killer
37
Cerita Arlan
38
Persetujuan Papa Elsya
39
Sikap Arlan
40
Melamar Elsya
41
Ingatan Masa Kecil Elsya
42
Elsya Cemburu
43
Berbaikan
44
Ketahuan Mama Voni
45
Syuting
46
Bertemu Dekan
47
Kejujuran Papa Budiman
48
Cerita Papa Handoko
49
Jawaban Elsya
50
Perkembangan Kasus
51
Bertengkar Dengan Nia
52
Bukti Bukti
53
Ancaman Arlan
54
Baju Couple
55
Latihan
56
Dibawa Paksa
57
Hampir Saja
58
Curahan Hati
59
Kembali Bekerja
60
Makan Siang Yang Berkesan
61
Memimpin Rapat
62
Cake Untuk Safa
63
Launching Produk Terbaru
64
Because I Love You Boy
65
Berbaikan Dengan Reni
66
Rutinitas Harian
67
Hasil Rapat
68
Persiapan ke Yogyakarta
69
Malioboro
70
Di Pagi Hari..
71
Berita
72
Rapat Kedua
73
Kejutan
74
Makan Malam Bersama Teman
75
Presentasi
76
Sharing Sesion
77
H-1 Lamaran
78
Lamaran
79
H+1 Lamaran
80
Berkumpul
81
Masakan Spesial
82
Pertemuan Tak Disengaja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!