stiven dan kevin berada di pantai berusahan mendapatkan ikan dengan kayu yang mereka ambil dari pinggir hutan pulau itu.
sudah hampir satu jam mereka hanya mendapat lima ikan dengan ukuran sedang.
"stiv ini sudah cukup, kulit ku sudah hampir gosong karna terik matahari" kata kevin.
"apa itu sudah cukup ?" tanya stiven
"sudah, aku akan membagi ikan yang ku dapat untuk mu" kata kevin sambil berjalan ke tempat zhelin dan rachel duduk.
"benarkah, ikan apa yang akan kau bagi. kau bahkan hanya mendapat satu ikan" jawab stiven ikut berjalan di samping kevin.
......................
kevin dan stiven teduduk di lemas dekat zhelin dan rachel karna sudah tidak tau harus menghidupkan api dengan cara apa. mereka sudah melaga lagakan batu sekitar setengah jam tapi tidak ada hasil.
"aku sangat lapar" kata kevin dengan nada lemas, dia melihat ke arah rachel yang bersandar di batu dengan lemas. kevin menundukkan kepalanya, melihat rachel seperti ini membuat hatinya sakit.
kevin memang sudah menyukai rachel sejak mereka masih SMA. bahkan sekarang dia menjadi artis pun karna rachel bercita cita sebagai artis. menjadi playboy hanyalah untuk menutupi perasaannya, karna dia tau rachel hanya menyukai stiven. rachel selalu curhat tentang perasaannya ke stiven kepada kevin. karna itulah kevin tau kalau rachel hanya menyukai stiven. walaupun hatinya sakit setiap kali mendengar rachel menceritakan tentang stiven tapi kevin selalu mencoba tersenyum dan berpura pura mendukung karna dia takut kalau dia mengatakan yang sebenarnya persahabatan mereka akan rusak. rachel pun sama dengan kevin dia tidak berani mengatakan perasaannya yang sebenarnya kepada stiven karna takut stiven menjauh atau hubungan mereka menjadi canggung.
"aku akan masuk ke dalam hutan untuk mencari sesuatu yang bisa di makan, aku tidak sanggup lagi menahan lapar" kata kevin berbong, karna yang sebenarnya dia tidak sanggup melihat rachel tersiksa menahan lapar.
"apa kamu gila? kamu tidak tau apa yang akan kamu temui di dalam sana dasar bodoh" teriak rachel.
"kita tidak akan tau kalau tidak mencoba" kata stiven sambil berdiri "aku dan kevin akan masuk ke dalam kalian tunggulah di sini!" kata stiven lagi.
"kalau kalian pergi aku juga ikut, aku tidak mau jika harus kehilangan lagi" kata rachel ikut berdiri.
zhelin yang dari tadi diam pun ikut berdiri. sebenarnya zhelin bukan lah orang yang pendiam karna memikirkan andre lah yang bikin zhelin lebih banyak diam.
saat zhelin berdiri spontan semuanya melihat kearahnya
"apa kau juga mau ikut?" tanya stiven
"tentu saja tidak" jawab zhelin.
"lalu" tanya stiven lagi
zhelin tidak menjawab, dia berjalan kearah tumpukan daun kering yang di kumpulkan oleh kevin dan stiven untuk menghidupkan api. zhelin berjongko di depan tumpukan rumput itu.
"apa yang dia lakukan?" kata kevin.
"itu sia sia kami sudah mencobanya" kata stiven yang mengira zhelin akan melakukan hal yang sama.
zhelin masih tidak menjawab. zhelin membuka kalung permata yang dia pakai kemudian memosisikan dengan arah cahaya matahari. cahaya matahari yang menembus permata di arahkan ke daun daun kering, tak butuh waktu lama daun daun itu langsung terbakar.
saat melihat itu kevin, rachel dan stiven langsung kaget dan mendekat ke arahnya.
"hoh... kau bisa melakukan ini kenapa tidak dari tadi. setelah yang kami lakukan, bahkan hapir hilang harapan. padahal bisa semudah ini, yang benar saja" kata kevin yang berbicara begitu cepat dengan gaya dan eksperi yang mungkin hanya dia yang bisa melakukannya.
melihat ekspresi dan gaya bicara kevin membuat zhelin tersenyum tipis sekilas, tapi masih bisa di lihat oleh stiven yang dari tadi memperhatikannya.
"tadi aku belum lapar" jawab zhelin santai lalu duduk sedikit jauh dari api.
"hoh... orang ini benar benar" kata kevin yang merasa kesal
.
hari sudah mulai gelap mereka duduk di depan apa unggun yang tadi di hidupkan zhelin. mereka tidak membiarkan api nya padam karna mereka bisa menghidupkan api jika ada matahari.
mereka duduk berhadapan dengan di alaskan kayu. zhelin duduk di samping rachel dan di depanya stiven dan kevin. mereka berbincang bincang dan sesekali tertawa karna ke konyolan kevin.
"dari tadi kita sudah banyak berbicara tapi tidak saling berkenalan" kata stiven melihat zhelin.
"ah iya itu benar dari tadi kita berbicara tapi kami tidak tau nama mu, bukan kah itu lucu" kata kevin sambil tertawa.
"nama ku zhelin" kata zhelin sambil tersenyum.
"aku rachel" kata rachel sambil senyum manis menampakkan lesung pipinya. "itu stiven dan manusia yang di sampingnya itu panggil aja namanya si cabul" kata rachel lagi.
"cih....kau tidak usah percaya omonganya, aku bukan orang yang seperti itu. rachel memang seperti itu setiap memperkenalkan ku ke wanita karna dia takut kehilangan ku" kata kevin sambil memakan ikan yang sudah di panggang.
"aku sudah memperingatkan mu sadarlah dari hayalan mu, lagian mana ada wanita baik baik yang mau ke orang cabul seperti mu" kata rachel.
"bagai mana aku bisa berhenti berhayal rachel, karana hanya dalam hayalan ku lah kau bisa mencintaiku" batin kevin.
.
sudah tengah malam tapi zhelin belum bisa tidur dan memang dia tidak ingin tidur dia sedang memikirkan bagai mana caranya dia cepat keluar dari tempat ini dan kembali ke tanah air.
"aku tidak punya waktu lebih lama lagi di sini, aku harus bisa kembali ketanah air tanpa di ketahui si sialan itu, biar dia berfikir aku sudah mati dengan begitu aku bisa mencari tau tanpa ada halangan. dia sudah membunuh semua orang yang ku sayang, hanya andre yang ku punya tapi dia membunuhnya juga" batin zhelin.
orang yang di maksud zhelin itu adalah adi dia menyebutnya sialan karna belum mengetahui namanya
"hemm" dehem stiven yang berjalan kearahnya dan duduk di samping zhelin
"kau belum tidur?" tanya stiven
"aku tidak bisa tidur. bagaimana dengan mu?" tanya zhelin melihat stiven yang juga sedang melihatnya.
"sama" jawab stiven.
mereka diam beberapa saat.
"aku merasa seperti aku pernah melihat mu, nama mu juga seperti tidak asing, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" kata stiven sambil menatap zhelin.
"aku rasa kita tidak pernah bertemu" jawab zhelin.
"hmm aku rasa pun begitu" kata stiven sambil menganguk angguk "tapi ntah dari mana datang perasaan familiar ini"
"sudah pasti kau melihat ku di berita sebagai buronan kasus pembunuhan berantai" batin zhelin.
butuh saran dan kritik, jangan lupa like 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Yun'@_Miu
like
2021-04-01
0
Kris Mastuti
lanjut
2021-03-18
0
Nurhalimah Al Dwii Pratama
masuk berita toch zhellin
2021-03-11
0