Arsen terus berjalan menuju lift khusus, seorang penjaga membungkuk memberi hormat. penjaga itu menekan tombol lift, Arsen masih terus menggendong Marlen dalam pelukannya.
"Ting!
Lift berhenti dilantai 23, ia keluar dari pintu lift menuju sebuah kamar yang sudah ia pesan no 223. Setelah pintu kamar terbuka Arsen masuk kedalam ruangan yang Indah dan megah, begitu banyak taburan bunga mawar diatas ranjang.
Tubuh Marlena sudah berada diatas ranjang, Arsen menatap dalam wajah Marlen dan mencium keningnya. terdengar bunyi getaran ponsel dari saku celananya. Arsen menerima panggilan telepon itu.
"Hallo!"
"Haii bro cepat lah kemari!'
"Kau menggangguku saja!"
"Kapan lagi kita merayakan malam pesta bujang, Alexis membawa brandi dari negara Itali, cepatlah kau turun.
"Baiklah, Aku akan segera kesana."
Marlena menarik tangan Arsen saat Arsen akan beranjak dari ranjang.
"Sayang jangan pergi lagi, ini malam pertama kita, aku ingin memiliki anak dari mu." racau Marlen tersenym menggoda.
Arsen mendekatkan wajahnya "Aku tidak akan lama sayang" membelai lembut rambut Marlen "Kau mandilah yang bersih, kita akan melakukan malam pertama setelah aku kembali." mencium bibir Marlen dan beranjak dari ranjang. Arsen berjalan kearah pintu, sebelum membuka handle ia menoleh pada Marlena dan berkata "Maafkan aku Lena, tapi aku janji akan kembali dan melakukan kewajiban ku sebagai seorang suami." tersenyum tipis.
"Ahh! Arsen, kenapa kau lebih memilih teman temanmu itu daripada aku istrimu! Mata Marlena sudah berembun, betapa ia merasakan kecewa yang teramat dalam. "Baiklah aku akan mandi untuk menyambut kedatangan mu suamiku."
Marlen bangun dari tidurnya, ia terduduk diatas kasur empuk. Marlen bersusah payah membuka pengait gaun pengantin putih yang melekat indah ditubuhnya. Gaun super mahal itu akhirnya terbuka, ia melepas asal gaun itu, terlihat bentuk tubuhnya yang seksi dan putih mulus tanpa noda, Ia mengambil handuk putih dan melilitkannya hingga batas dada. Marlena berjalan kearah kamar mandi berpegangan pada sebuah dinding dengan perlahan, kepalanya semakin pusing dan berat, wine telah membuatnya setengah sadar.
"Ahh! kenapa pusingku tidak hilang juga" memijit keningnya yang terasa pusing, Marlena berdiri didepan cermin membersihkan semua makeup yang menempel di wajahnya. Selesai membersihkan Sisa makeup, ia berjalan kearah bathtub yang sudah dipenuhi bunga mawar dan tulip. Aroma bunga Mawar sangat menusuk dihidung, Setelah Marlen melepas Bra dan Cd, ia masuk kedalam bathtub tanpa sehelai benangpun. Ia memejamkan matanya sambil menikmati aroma bunga, sebuah tersenyum tersungging dibibir Marlene. Ia sudah membayangkan kebahagiaan hidup bersama Arsen. Pria tampan dan berkuasa yang sudah sah menjadi suaminya, Arsen adalah pria yang sangat Marlen cintai, bahkan ia sanggup menunggunya selama empat tahun untuk menikahi dirinya. Pada akhirnya mereka berdua bisa mengucapkan janji setia dan hidup bersama dalam suka maupun duka hingga maut memisahkan.
Tiga puluh menit kemudian Marlena keluar dari bathtub, mngambil handuk dan melilitkan kembali ketubuhnya.
Ia berjalan kearah Ranjng, pusingnya belum juga reda, lampu dikamarnya sengaja di setting sedikit redup agar terlihat nyaman dan Romantis saat melakukan hubungan di malam pertama bersama Arsen. Tubuh Marlena sudah segar setelah mandi, tapi rasa kantuk dan pusingnya belum juga bisa hilang.
"Ahh! Mendesah pelan "Arsen berapa lama lagi aku harus menunggumu. Aku sudah mulai mengantuk, baiklah aku akan menunggumu di ranjang."
Karena tidak bisa melawan kantuk dan pusingnya, Meylin membaringkan tubuh tanpa busana diatas ranjang. Hanya tertutup handuk putih yang melingkar ditubuhnya.
Sebuah pintu kamar terbuka, seseorang telah masuk kedalam kamar, ia melepas sepatu, kaos kaki dan melempar jas itu asal.
"****! Siapa orang yang telah berani menaruhkan obat perangsang kedalam gelas ku! Desisnya kesal, "Kenapa kamar ini terasa panas, ahh sial, badan ku sangat panas. Ya Tuhan aku tidak bisa menahannya lagi" ia membuka seluruh pakaiannya hingga tinggal Boxser yang melekat, terlihat otot-ototnya yang kekar dan kuat, tubuh atletisnya terlihat sempurna, pahatan Tuhan yang maha indah, ia menjatuhkan kasar tubuhnya keatas ranjang sambil telentang, saat merentangkan kedua tangannya tanpa sengaja tangannya menyentuh sebuah gundukan kenyal, ia menoleh kearah samping, tepat dimana tangan itu menyentuh sesuatu yang kenyal, ia terus mencari kebenaran tentang apa yang ia pikirkan. Tiba-tiba matanya terbelalak sempurna saat melihat wanita molek tanpa sehelai benangpun disampingnya. Handuk yang dikenakan Marlen sudah terlepas dari tubuhnya, pria itu sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi, tubuhnya terangsang, libidonya sudah sampai ke ubun-ubun, ia menelan saliva nya berkali-kali, mencoba berdamai dengan hatinya, menghindar dari keinginannya yang harus tersalurkan. Tapi apalah daya, pria itu hanya seorang manusia yang memiliki hasrat, tanpa memikirkan akibatnya ia melepas boxser dan mulai beraksi.
Marlen menjerit saat ada sesuatu yang masuk kedalam miliknya, ******* dan erangannya membuat pria itu terus membenamkan miliknya. Satu jam permainan sudah terlewati tapi mereka masih terus melakukan permainan itu, Marlen tidak pernah menyadari apa yang sebenarnya sudah terjadi pada dirinya, ia sangat menikmati permainan Pria didepannya yang ia pikir adalah Arsen suaminya. Hingga sebuah ******* menghentikan permainan keduanya. Tubuh kekar pria itu terkulai lemas disamping Marlena, nafasnya tersengal sengal, keringat jagung membanjiri tubuhnya.
"Arsen, kau sungguh hebat dan kuat, aku hampir tidak sanggup lagi melayani mu" racau Marlena, matanya masih terpejam "Akhirnya kita bisa melakukannya juga, kau sudah tepati janjimu, aku sangat mencintaimu" Marlena masih meracau dengan nafasnya yang mulai teratur. Tubuh Marlen benar benar sudah lelah, ia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya yang berantakan, pusing masih terus melanda, hingga ia tertidur pulas tanpa sehelai benangpun.
"Arsen." gumamnya pelan, Pria itu menoleh pada wanita yang baru saja ia tiduri, menatap lekat wajah Marlena. pria itu sungguh syok, matanya terbelalak sempurna, ia baru tersadar apa yang sudah terjadi pada dirinya sendiri.
@@@
Jam sudah menunjukkan pukul tiga dinihari, Arsen membuka pintu kamar dan berjalan mendekat kearah ranjang, tubuhnya sedikit sempoyongan, baginya meminum cairan beralkohol tidak terlalu memabukkan. Arsen menatap curiga pada ranjang pengantinnya bersama Marlena, ranjang itu sudah berantakan tak karuan. Penerangan lampu yang sedikit remang masih bisa terlihat keadaan didalam kamar. Ia terperanjat kaget saat ada noda darah diatas sepray putih. Arsen menarik kasar selimut yang menutupi tubuh polos Marlena, ia benar benar emosi. Aura membunuh sudah terasa didalam kamar. darahnya mendidih, jantung nya berdegup kencang, amarah Arsen sudah tidak bisa terkendali lagi saat melihat begitu banyak noda darah di atas seprei Itu.
"Marlennnnnnn! Teriak Arsen histeris.
"Lena bangun!! Arsen berteriak lantang di kuping Marlena agar ia bisa tersadar dari tidurnya.
'
'
'
'
'
'
Bersambung 😍
@Yuk ikuti terus kelanjutan nya dan jangan lupa untuk LIKE setelah membaca, beri Author HADIAH dan KOMENTAR positifnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Femy Pantow
tdk bisa salahkan siapa2...ke dua2nya salah
2022-05-27
1
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
wkwkwkwk marlen malam pertama dengan jendral bukan dengan suaminya 🤔🙈🤦🏃🏃🏃
2022-04-05
1
Fitriyah Hwi
ini kan kmar 223 kmar hotelnya marlen,tp knp jdi no 224 pas Alan masuk 😇
2022-03-22
1